#Bab 13

713 159 54
                                    

Zafran Pov

Sedari tadi wajahnya terlihat murung,seperti ada sesuatu yang sedang dia pikirkan,beberapa menit yang lalu sahabatnya sudah pulang,Hara memutuskan tetap disini bersamaku.

"Hot Coklat untuk dokter Hara"ucapku

Hara terkesiap lalu menatapku,"atau mau ganti menu lain?kopi susu misalnya"lanjutku

"Ra,banyak sekali orang-orang yang memotret kopi sebelum mereka minum,jika di pikir,mungkin orang-orang yang melakukan hal itu sudah bisa membuka pameran atau galery sendiri,karena sudah terlalu banyak foto kopi yang mereka abadikan di ponselnya"ucapku

Hara masih menatapku dengan seksama,"tapi aku tidak pernah seperti mereka Ra,kamu tahu kenapa?"tanyaku

Hara menggelengkan kepala,"mungkin karena setiap hari kamu sudah bersama Kopi,sedangkan mereka tidak"jawabnya

Aku tersenyum,"bukan seperti itu,terkadang ada keinginan melakukan seperti mereka tapi aku selalu urungkan,karena menurutku seharusnya setiap moment di abadikan dalam memori kepala,bukan hanya sebatas story social media,namun setelahnya lupa"ungkapku

Dia tersenyum begitu manis,"tapi kan story social media setiap tahunnya muncul untuk mengingatkan"balas Hara

"Iyah kalau aku punya kuota,nah kalau pas tidak bagaimana?"tanyaku

Hara tertawa pelan,aku berhasil membuatnya terhibur,tidak murung seperti tadi.

"Minum gih,selagi masih hangat"kataku

"Terimakasih"balasnya

"Aku mengembalikan apron ini dulu,nanti aku temani kamu duduk di sini"kataku,Hara menganggukkan kepalanya,lalu aku segera berlalu.

Aku bersyukur acara amal hari ini berjalan dengan lancar,itu bukan karena aku yang hebat,tapi karna aku memiliki tim yang bisa bekerjasama dengan hati juga pemikiran satu tujuan denganku.

Kopi bukan sekedar minuman bagiku,tapi sebuah penghayatan,bagi penyuka kopi,menyeduh minuman hitam pekat tersebut merupakan sebuah proses yang tidak main-main,setiap orang memiliki takarannya masing-masing,karena itu keberadaan kopi begitu hidup,sebab penuh dengan filosofi dan perjalanan.

Hamoka Pov

Coklat hangat dari Zafran selalu menjadi yang terbaik,dengan tekstur sedikit kental,tidak terlalu manis juga tidak pekat dengan rasa coklat yang sedikit pahit.

Aku memilih menetap,membiarkan Iffi,Erren dan Bara pulang terlebih dahulu,mobilku masih di Rumah Sakit,aku datang bersama mobilnya Erren dan sopir pribadinya.

Mengingat Bara,membuatku ingin marah,dia tidak pernah bisa mengerti,egois dan terlalu memaksa.

"Mau tetap disini atau pindah ke tempat lain?"tanya Zafran yang sudah duduk depanku

Aku memperhatikan keadaan sekitar,sudah tidak sepadat tadi sore,mulai renggang,namun masih banyak yang memesan kopi.

"Acara amalnya kan belum selesai"ucapku

"Sebentar lagi selesai Ra,jam 7 akan berkemas"balas Zafran

"Tetap disini saja,sampai stand nya berkemas"kataku

Zafran menganggukkan kepalanya,"bertengkar dengan sahabatmu?"tanya Zafran tiba-tiba

"Hah?"

Aku terkejut,bagaimana bisa Zafran bisa berfikir seperti itu?

"Aku baik-baik saja kok,aku tidak bertengkar dengan Iffi atau Erren"jawabku

"Bara?"

"Oh dia memang sedikit menjengkelkan"jawabku

Kopi SunyiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang