#Bab 52

616 142 25
                                    

Hamoka Pov

Apapun itu jika tidak kelola dengan baik,pasti akan menimbulkan rasa yang tidak baik,termasuk rasa nyaman,kadang nyaman itu sebuah jebakan jika kita tidak bisa mengaturnya,begitu pula dengan kesedihan,kekecewaan dan sebuah amarah.

Malam ini aku sedang berada di Loko,tempat kerjanya Gusti,menikmati live musik yang tersaji.

"Jadi jalan ndak?"tanya Gusti

"Kamu sudah selesai?"balasku

"Uwes Ka"jawab Gusti

"Aku habiskan dulu kopinya"kataku

Gusti mengangguk,hari ini dia masuk siang,maka dari itu malam harinya dia sudah selesai.

Sudah lama aku tidak berjalan kaki malam hari di Jogja,selain tugasku yang numpuk sebagai dokter baru,aku juga tidak bisa pergi malam hari karena ada Mama dan Papa.

Sudah lama aku tidak berjalan kaki malam hari di Jogja,selain tugasku yang numpuk sebagai dokter baru,aku juga tidak bisa pergi malam hari karena ada Mama dan Papa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Waaahh rame yaa"gumamku saat aku dan Gusti sudah berada di tugu jogja.

"Sebentar lagi ada live musik,mau nonton?"tanya Gusti

Tanpa berfikir,aku segera menganggukkan kepala,biasanya para mahasiswa yang memang memiliki keterampilan dan suara merdu yang sering tampil di sini,mereka akan membawakan banyak lagu dari berbagai genre,bahkan koploan juga ada disini.

"Gusti,Mbak Hamoka"

Aku dan Gusti cukup terkejut,ketika suara Daru menyapa kami.

"Loh kowe ndek kene ta?"tanya Gusti

"Iyo Gus,karo konco-konco,meh wae aku mampir ndek Loko,bakno malah ketemu awakmu saiki"jawab Daru

"Aku mangkat awan Ru,terus saiki lagi ngancani Hamoka mplaku-mplaku"kata Gusti

"Temenmu mana?kita gabung saja nonton live musiknya"imbuhku

Daru tersenyum,lalu dia memanggil beberapa temannya,melihat mereka aku jadi teringat Iffi juga Erren.

"Jadi kangen mereka"gumamku dalam hati

Iffi dan Erren masih stay di Jakarta,mereka masih melanjutkan study nya,mengambil jurusan specialis dokter,Iffi di bagian THT,sedangkan Erren memilih spesialis Gigi.

Kami masih sering berkomunikasi,tak jarang kami pun sama-sama mengeluh rindu untuk berkumpul.

"Aku mau beli sate ayam dulu,kalian mau?"tanya Gusti menawarkan kepada kami

"Belilah,gak perlu memberi penawaran Gus"balasku sedikit bergurau

Gusti dan yang lainnya pun tertawa,lalu dia pergi,mendekat pada tukang sate keliling yang sedang mangkal tak jauh dari Tugu Jogja.

"Mbak Hamoka"

"Iyah"

"Bagaimana keadaan kekasihmu?"tanya Daru

"Oh dia sudah lebih baik,proses pemulihannya sebentar lagi akan selesai Ingsyalloh"jawabku

"Dia tahu soal Gusti?"tanya Daru

"Maksud kamu?"balasku

"Kekasihmu tahu soal Gusti tidak?"tanya Daru mengulang

"Iyah,dia tahu"jawabku

"Tahu kalo Gusti begitu perhatian dengenmu?"tanya Daru

"Apa dia tidak cemburu?"lanjutnya lagi

Sungguh,rasanya aneh ketika Daru menanyakan hal ini,yang menurutku cukup privasi dan sensitif.

"Kamu kenapa?"tanyaku membalas

"Aku ndak apa-apa mbak,hanya saja kadang merasa kurang nyaman ketika melihat Gusti begitu perhatian sama Mbak moka"jawab Daru

"Kenapa begitu?"tanyaku

"Kan embak udah punya kekasih,lalu dia sedang berjuang untuk pulih,lalu embak di Jogja,di sini ada Gusti yang begitu perhatian sama kamu"jawab Daru

"Aku dan Gusti memang dekat,kami bertetangga dan bersahabat baik,dia tahu soal Gusti,dan menurutku dia tidak pernah marah padaku karena aku dekat dengan Gusti"ungkapku

"Apa kamu sedang cemburu?"lanjutku bertanya

"Maksud embak?"

"Yaa kamu cemburu karena aku dan Gusti dekat"balasku

"Ndak begitu,aku hany-"

"Ka,ini sate ayamnya"

Kalimat Daru terpotong karena Gusti datang dan menawarkan sate ayam padaku.

"Kalian ngomongin apa toh?serius bgt mukanya"tanya Gusti

"Ah tidak ngomong apa-apa kok"jawabku

"Gus,kamu di sini dulu,makan sate ayam sama Daru dan teman-temannya yaa"lanjutku

"Loh!lah kamu mau kemana?"tanya Gusti

"Cari ronde sebentar"jawabku

"Lah tadi gak sekalian,aku kan bisa beliin rondenya"balas Gusti

Aku tersenyum dan enggan menjawab,detik berikutnya aku sudah melangkah menjauh dari Gusti,Daru dan teman-temannya.

Obrolan aku dengan Daru sedikit membuatku merasa kesal,Daru seolah-olah menuduhku jika aku di sini bersenang-senang dengan Gusti sedangkan ada Zafran yang sedang berjuang untuk pulih.

Zafran Pov

Aku tidak tahu apa yang terjadi disana,tapi saat ini aku bisa melihat jika Hara dalam keadaan kurang baik suasana hatinya.

"Kamu kenapa?"tanyaku

"Katanya tadi mau ke Loko?"lanjutku

"Kamu marah gak kalo aku jalan sama Gusti?aku dan Gusti hanya bersahabat Zaf"ungkap Hara

Aku tersenyum,tentu saja aku tidak akan pernah merasa senang jika Hara jalan bersama Gusti,tapi bukan berarti aku bisa melarang,bagaimanapun Hara perlu teman disana,justru aku yang harus berterimakasih pada Gusti.

"Jangankan dengan Gusti,dengan Jogja saja aku cemburu Ra"balasku

Hara nampak terdiam,dia menatapku dengan seksama lewat layar ponsel.

"Tapi aku tidak bisa melarangmu untuk pergi dengan siapa selama di Jogja,aku tahu di Jogja kamu hanya punya Mbak Marni,Gusti,Pak Leman iya kan?"lanjutku

Hara mengangguk pelan,wajahnya sendu,rasanya aku ingin memeluknya.

"Aku berhutang terimakasih kepada mereka,nanti ketika aku menyusulmu ke Jogja,tidak aku biarkan mereka merebutmu lagi dari aku"kataku menghibur Hara

"Jadi aku tidak terkesan sedang selingkuh darimu kan?"tanya Hara

Tentu saja aku terkejut dengan pertanyaannya.

"Apa ada yang mengatakan jika kamu sedang berselingkuh dariku?siapa?"tanyaku

Hara menggeleng kepala cepat,"aku sayang kamu Zaf,pokoknya kamu harus percaya itu"ucap Hara

Aku mengulum senyum,merasa ribuan kupu-kupu sedang berterbangan di perutku hingga aku merasa senang juga geli.

"Iyah Hara Mocha,aku percaya kamu sayang sama aku,buktinya setahun aku menghilang kamu juga masih tetap untuk aku kan?"balasku

Hara tersenyum,dia sudah lebih baik daripada tadi,entahlah siapa yang mengatakan sesuatu hingga membuatnya bersedih,tapi aku percaya pada Hara,dia hanya mencintaiku,tidak ada yang lain.

#tbc,,,
Selamat malam,happy reading guys,,,,

Kopi SunyiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang