Zafran Pov
"Hah?Pinkan?Pinkan mantanmu Bang?"tanya Lingga
Aku menganggukkan kepala,baru saja Dante mengabariku,jika Pinkan di bawah mencariku,namun aku sudah menitipkan pesan pada Dante jika hari ini aku tidak ingin bertemu dengannya.
"Mentang-mentang long distance"cibir Lingga
Aku segera mengambil bantal sofa dan melempar ke wajahnya.
"Bukannya dia berkarier di Amerika ya bang?"tanya Lingga seolah menggodaku
"Aku juga tidak tahu,hampir setahun ini dia di Indonesia,dan bergabung dengan agency di sini"jawabku
"Hati-hati,dia bisa jadi toxic people dalam hubunganmu dengan dr.Hara"balas Lingga
Aku menatap Lingga,berusaha memahami lebih dalam dari ucapannya,dan aku tahu sekarang!benar,jika aku tidak bisa tegas pada Pinkan maka hubunganku dengan Hara akan banyak kerikil kecil yang menjadi perdebatan.
"Kamu sendiri bagaimana?"tanyaku
"Apanya Bang?"balas Lingga
"Kamu dengan kekasihmu"jawabku
Lingga tersenyum,lalu dia membaringkan badannya pada sofa panjang.
"Masih jalan seperti biasa,belum ada pembahasan serius,kami masih menikmati menjadi Mahasiswa"balas Lingga
Dan detik berikutnya pintu ruanganku terbuka,kedua mataku menemukan sosok Ziofa.
"Ling-lingkuuuuuuu"
Aku dan Lingga segera menutup kedua telinga,suara Ziofa benar-benar cempreng seperti tidak memiliki filter di dalam tenggorokannya.
Ziofa sudah menghampiri Lingga,tanpa rasa sungkan,Ziofa duduk di tepi sofa.
"Kakek memberitahuku katanya kamu pulang dan sedang berkunjung ke Sunyi"ungkapnya
"Hai"imbuhku dengan mengulurkan tangan kanan,mengisyaratkan agar dia menjabat tanganku terlebih dahulu.
"Oh iya lupa"gumamnya
Dengan segera Ziofa menyalimi tanganku,lalu kembali pada Lingga dan menyalami tangan sepupunya.
"Suaramu kenapa masih cempreng begitu sih?"tanya Lingga menggoda Ziofa
"Gak boleh menghina!!!suara dari Tuhan ini"balas Ziofa dengan mencubit lengan Lingga
Aku tersenyum,membiarkan Lingga bersama Ziofa,dari kecil mereka memang sangat dekat,orang yang tidak setuju Lingga menerima beasiswa di Inggris yaa hanya Ziofa pada waktu itu.
Hamoka Pov
Malam ini aku dan Zafran melakukan video call,kami membicarakan masalah di antara kami,Iffi dan Erren berada di teras depan,mereka tengah asih berbincang dengan Mbak Marni."Kamu marah karena Pinkan?"tanya Zafran
"Aku tidak pernah marah dengan dia,tapi aku memang tidak suka dengan mantan kekasihmu"jawabku jujur
"Aku dan dia-"
"Aku tahu kamu dan dia berteman baik,aku juga sudah bilang,aku tidak cemburu,aku tidak melarangmu makan bersama dia atau jalan berdua dengannya,aku hanya tidak suka"potongku panjang lebar
"Iyah,maafin aku yaa"ucapnya
Aku hanya mengangguk pelan,tidak ingin menanggapi perihal Pinkan lebih jauh lagi,aku berharap Zafran bisa mengerti soal itu.
"Lalu kenapa kamu tidak pamit ke aku?"tanya Zafran
Sekarang aku diam,aku belum menyiapkan alasan yang tepat untuk Zafran,padahal aku tahu pembicaraan kami tidak akan jauh tentang masalah ini.
"Aku-aku pikir tidak perlu,jika aku berpamitan padamu sudah jelas kamu tidak akan mengizinkan aku berangkat bersama Iffi dan Erren"jawabku
"Hanya itu?"tanya Zafran lagi
"Kamu tidak sedang berusaha menghindariku kan?"lanjutnya
"Yah memang aku sedang menghindarimu,menghindar dari perdebatan"jawabku
"Apa itu membuatmu nyaman?maksudku kamu bisa tenang?"tanya Zafran
Tentu saja aku tidak tenang,bagaimanapun ada perasaan was-was yang menghantuiku,rasa takut dan rasa bersalah menjadi satu.
"Kamu video call hanya ingin berdebat?"balasku bertanya
"Aku sedang berusaha menyelesaikan masalah di antara kita Ra"jawab Zafran dengan tenang
"Tidak perlu,karena masalahnya sudah selesai,aku sudah di Jogja dengan selamat"balasku
Zafran tersenyum di layar ponselku,bukan senyum hangat yang biasa dia beri untukku,tetapi senyum dingin mengintimidasi.
"Menyelesaikan masalah tidak seperti itu Ra,jika masalah bisa di selesaikan dengah cara seperti itu,maka kita tidak akan pernah dewasa,selamanya kita akan menyelesaikan masalah dengan cara yang salah"ungkapnya
Apa yang di ucapkan Zafran memang benar,dia tidak salah,seharusnya aku bisa belajar dari masalah di masalalu,dimana Zafran salah dalam menyelesaikan masalah hingga timbul salah paham dan konflik-konflik lainnya yang bermunculan.
"Iyah maaf,aku salah"ucapku lirih
"Jika kamu mau bersabar sedikit lagi,kamu bicara lebih pelan lagi,meyakinkan aku,membantuku mengatasi trauma ini,aku pasti akan mengizinkan kamu ke Jogja bersama Iffi dan Erren"balas Zafran
Aku menganggukkan kepala,aku memang kurang sabar,apa yang di lakukan Zafran memang semata-mata demi kebaikanku,di tambah ada rasa trauma yang Zafran lawan,seharusnya aku berada bersama dia,meyakinkan dia dan melawan rasa trauma itu bersama-sama.
"Aku minta maaf yaa?lain kali tidak akan seperti ini"kataku
"Aku juga salah,jadi aku pun minta maaf sama kamu,kamu pasti kesel,kecewa juga sama aku"ungkap Zafran
Aku tersenyum,ternyata simpel!menekan ego,saling mengakui kesalahan dan minta maaf adalah cara paling tepat menyelesaikan masalah,bukan malah pergi begitu saja untuk menghindar.
Dan malam ini kami sudah berdamai,berdamai dengan diri kami masing-masing,hingga akhirnya aku asik mendengarkan cerita Zafran perihal perkembangan bisnisnya di Jogja yang tengah Ia rintis,aku lebih mengerti sekarang,lebih mengenal jauh lagi tentang sosok pria yang aku kagumi ini,dia adalah sosok yang semangat dan sabar di dalam membuka usaha,dia bisa menikmati setiap prosesnya,pelan tapi pasti,bahkan Zafran memiliki prinsip di dalam usaha kopinya,jika kita bisa menjual murah?kenapa tidak?di dalam berdagang,penting ada untung yang di ambil dan bisa menutupi modal,banyak atau sedikit jika mau mengumpulkan,pasti akan menjadi banyak dan lebih berkah hasilnya.
#tbc,,,
Selamat malam guys,,,
Happy reading,,,
Gimmik yang di mulai kemaren sudah tercium bau-bau bunuh diri yak??wkwkwk,,,,
Photonya hasil Crop!!!ngakak sampek guling-guling,cabe udah nangis bahagia padahal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kopi Sunyi
Romance"Tentang dia,yang tak bersuara namun senyumnya mengundang untuk ke KUA" -Hara Mocha- "Setiap sore,di sudut sunyi,dia yang selalu berusaha memahami arti mereka yang tak bisa bicara,kamudian aku jatuh cinta" -Zafran Kamayel- *visualisasi dariku masih...