Hamoka Pov
Ada beberapa orang yang datang dalam hidup kamu dan banyak membuat perubahan yang begitu indah juga mengesankan,seperti yang kamu impikan,merasa seperti mereka adalah segalanya,seolah-olah mereka akan tinggal bersamamu selamanya.
Lalu kemudian dengan tiba-tiba mereka pergi,tanpa ada hati,tanpa ada alasan apapun,mereka seperti meninggalkanmu di tempat yang begitu gelap,patah dan tertinggal,hal ini sangat menyakitkan seperti neraka,terdalam seperti semuanya berhenti,membeku dan menggigil,tidak ada lagi hal yang bisa kamu lakukan selain menerima bukan?
Memang menyakitkan,tapi tak apa,sebab itu juga mengajarkan hatimu menjadi kuat dan lebih bijak,hingga nanti ketika kamu memberikan kesempatan kepada seseorang di hatimu,kamu akan tahu jika mereka orang-orang yang tepat.
"Pak lewat alun-alun kidul nggeh?"ucapku
"Oh enggeh bu dokter"jawab Pak Leman
Beliau adalah tukang becak langgananku,rumahnya tak jauh dari tempatku tinggal,setiap pagi beliau akan datang untuk menjemputku dengan becaknya,lalu beliau juga akan kembali datang ke rumah sakit tempatku koas untuk menjemputku.
"Ibu kale Rani sehat to Pak?"tanyaku saat becaknya sudah di gayuh dan berjalan pelan
"Alhamdulilah sehat,sak mantune bu dokter perikso terus ngunjuk obate awake langsung sekecoan bu dokter"jawabnya
"Alhamdulilah"balasku dengan tersenyum
"Jodoh kale bu dokter"imbuh Pak Leman
Aku tertawa pelan,usianya sudah mencapai kepala lima,tapi semangat beliau untuk anak istrinya patut aku acungi jempol,selain menjadi tukang becak,Pak Leman juga menjadi pedagang asongan jika weekend tiba,menjajakan dagangan pada pariwisatawan di berbagai tempat wisata,bahkan anak pertamanya saat ini bisa kuliah semester awal.
"Berhenti di Vanilla Cake yaa Pak"ucapku
"Enggeh bu dokter"
Satu minggu sekali,sepulang koas aku akan mampir ke sebuah toko roti dan dessert,Vanilla Cake adalah langgananku,lokasinya tidak jauh dari alun-alun kidul,selain rasanya yang enak dan manisnya yang pas,aku juga sangat menyukai tempatnya yang terkesan manis.
Tanpa terasa saat ini adalah bulan terakhir aku di Jogja,rasanya hatiku sudah terpatri disini,enggan pulang dan kembali ke Jakarta yang menyimpan banyak kenangan bersama Zafran di setiap sudutnya,meskipun tak bisa aku pungkiri,aku merindukan Sunyi,bagaimana sekarang?apakah sudut sunyi sudah di miliki orang lain?
Tubuhku meremang,pandanganku menjadi samar akibat genangan air di mataku setiap kali mengingat Zafran dan Sunyi,bodoh sekali aku!kenapa rasanya gagal dan selalu buntu untuk menghapus jejak tentang Zafran?
Ting!!!
Suara lonceng akan berbunyi ketika aku membuka pintu Vanilla Cake,bau wangi dan manis langsung menguar ke indera penciumanku.
"Selamat sore bu dokter"sapa salah satu pelayan di sini,namanya Marlina,tapi dia lebih suka di panggil Merlin,wajahnya manis khas orang jawa.
"Sore"balasku
"Brownis lumer dengan rasa cappucino baru saja di angkat dari oven,masih hangat,rasanya sangat enak,apa bu dokter mau mencobanya?"tanya Merlin
"Cappucino?"kataku lirih
"Iyah Cappucino,selain rasanya yang enak,Cappucino juga-"
"Kopi yang genit,memiliki ketebalan foam dengan transisi sama rata,cocok untuk orang yang suka keindahan dan kelembutan"potongku
Merlin terlihat bingung,lalu aku tertawa pelan,dasar!dalam kondisi seperti ini saja aku masih ingat filosofi Cappucino yang pernah Zafran katakan padaku.
"Boleh deh,saya minta dua yaa?"ucapku pada Merlin
Merlin tersenyum sembari menganggukkan kepala dengan cepat sebagai jawabannya.
***
"Ini enak Ka"ucap Gusti ketika dia mencicipi brownis lumer rasa Cappucino yang aku beli tadi sore
"Di dalam masih ada,kamu habiskan dulu,nanti aku ambilkan lagi"balasku
Malam ini Gusti datang ke rumah,kami duduk di kursi kayu yang berada di teras depan,aku dengan laptopku,Gusti dengan gitarnya.
"Ini bulan terakhir kamu disini yaa?"tanya Gusti
"Iyah gus"jawabku tanpa menoleh,masih fokus dengan layar laptopku
"Yah aku bakal kehilangan kamu"ucap Gusti
Aku tersenyum,lalu mencoba memperhatikan sosok laki-laki yang berperawakan tinggi,dengan sedikit tato di bagian tangan kirinya,tidak tampan tapi manis,enak di lihat dan juga tidak membosankan untuk di lihat.
"Kamu bisa datang ke Jakarta gus,aku juga akan sering menyempatkan datang ke Jogja"kataku
"Jakarta panas Ka,enak ndek Jogja,di Jakarta kamu gak punya tetangga sepertiku to?"balas Gusti
Aku mengangguk,"tapi di Jakarta ada orang tuaku,aku yo punya konco kentel koyo Iffi karo Erren"ungkapku
"Kamu juga punya Zafran"balas Gusti
Pikiranku kembali pada sosoknya,seharusnya jika aku kembali ke Jakarta,aku bisa memiliki Zafran,aku bisa merasakan kenyamanan bersama dia diatas vespanya,tidak peduli sepadat apa Jakarta?tidak peduli betapa panasnya Ibu Kota?selama bersama Zafran diatas motor semua terasa indah dan sejuk,tapi itu dulu,mungkin jika sekarang aku kembali ke Jakarta,Jakarta akan terasa sangat dingin juga asing,senja yang indah akan terkesan biasa saja dan panas.
"Sepuntene Ka,aku gawe awakmu sedih maneh yo?"tanya Gusti
"Gak papa Gus"jawabku
Lalu aku mencoba meminum teh hangat dari cangkirku,berharap perasaanku bisa kembali menghangat.
"Ka,minggu depan ada konser The people's market 1.0 ,kamu mau nonton gak?mumpung masih ndek Jogja"ucap Gusti
"Banyak musisi lokal dari Jogja dan beberapa seniman,enek adhitia sofyan juga loh"lanjutnya
"Tenan Gus?"tanyaku meyakinkan
"Iyo,mau gak nonton?"balas Gusti
"Mau Gus"jawabku
"Oke nanti aku tak beli tikete,koncoku dadi panitia,jadi kamu tenang ae yo?"balas Gusti
Aku mengangguk,selanjutnya aku dan Gusti berbincang banyak hal,tentang Jogja,tentang Jakarta,tentang perjalanan kami setelah ini akan bagaimana?
Dari Gusti aku belajar banyak hal tentang Jogja,dia yang membawaku menyusuri sudut Jogja,mulai dari daerah Sleman,Bantul,Magelang dan beberapa daerah lainnya yang ada di Jogja,aku nyaman berteman dengan dia,terkadang aku bisa menemukan sosok Zafran pada dirinya,yang sederhana dan selalu bisa jujur pada dirinya sendiri.
Sekarang aku sadar,jika memang benar-benar tidak akan pernah ada seseorang yang selamanya berada di sampingku,yang akan tinggal hanyalah diri sendiri,meskipun orang itu berjanji,cepat atau lambat aku pasti akan kehilangan tentangnya,hanya cerita yang akan membekas tanpa wujud layaknya sejarah.
#tbc,,,
Selamat siang,dari mulai kemunculan tokoh Gusti,di dalam imajinasi aku sih dia,masa bodo dengan imajinasimu,terimakasih dan happy reading yaa,,,
KAMU SEDANG MEMBACA
Kopi Sunyi
Romance"Tentang dia,yang tak bersuara namun senyumnya mengundang untuk ke KUA" -Hara Mocha- "Setiap sore,di sudut sunyi,dia yang selalu berusaha memahami arti mereka yang tak bisa bicara,kamudian aku jatuh cinta" -Zafran Kamayel- *visualisasi dariku masih...