Waktu kadang terlalu mengerikan dalam mengubah marwah manusia.
◾〰〰〰◾
Tepat senin ini, dua minggu sudah Jaya menjadi atasanku di kantor. Selama berhari-hari itu pula aku menyadari bahwa Jaya benar-benar telah berubah. Ya, ini memang pernah ku jelaskan sebelumnya namun maksudku selalu saja ada hal yang membuatku kaget akan perubahan sosok Jaya ini.
Dulu saat kita masih sma, dia adalah siswa teramah yang pernah ku ketahui, dengan orang tak dikenalnya saja dia akan menyapa. Berbeda dengan sekarang sekalipun kamu menyapanya dengan suara yang keras dia sama sekali tak akan menghiraukanmu.
Disatu waktu aku pernah mencoba menyebut namanya yang dulu selalu ku panggil 'Jaya' didepannya, hasilnya dia tidak bereaksi sama sekali. Pada nama panggilnya saja dia lupa, apalagi pada gadis tomboy dan jelek yang dulu selalu merepotkannya itu?
Jika mengingatnya, entah mengapa membuatku merasa malu pada diri sendiri, seharusnya dari awal aku sadar bahwa aku mungkin hanyalah seorang penumpang dalam hari-harinya, sehingga sekalipun aku pergi sama sekali tidak memiliki arti. Aku saja yang terlalu membanggakan segala jejak yang dulu pernah dia lalui.
Waktu benar-benar mengerikan dalam mengubah sikap manusia.
"Cia, Ardi dan Ayu ke ruangan saya sekarang!" Tiba-tiba suara berat itu menyapa keheningan dalam ruangan ini, sontak saja suara bisik ikut menyapa. Aku tak tahu apa itu, tapi sepertinya sesuatu yang tidak disukainya terlihat dari rahangnya yang mengeras dengan alisnya yang menyatu.
Bekerja dua minggu dengan bos baru ini membuat perubahan yang begitu besar dalam divisi kami, salah satunya tentang sikap kami saat di ruangan, Jaya orang yang sangat tegas dia tidak akan segan menegur jika diantara kami menimbulkan banyak suara sehingga tak ada lagi yang berani banyak bicara kecuali jika itu adalah hal penting. Dan jika dia memanggil karyawannya dengan nada seperti tadi, artinya kami akan memiliki masalah setelah ini. Segera saja aku bangkit dan mendapati pandangan kasihan dari Aira.
Aku, Mas Ardi dan Ayu bersama masuk ke dalam ruangan Jaya. Dia terlihat sedang duduk di kursi kerja sambil menatap garang dokumen-dokumen didepannya.
BRAK
Lemparan tiga tumpuk dokumen yang salah satunya ku kenali adalah milikku menubruk permukaan meja. Sontak aku, Ardi dan Ayu terperanjat kaget.
"Dari awal saya mengambil alih jabatan ini, saya sudah katakan bahwa saya bukan penganut sistem deadline! Selalu saya ingatkan dua hari sebelum deadline laporan harus sudah selesai!"
Ucap Jaya penuh Amarah sambil menatap nyalang kami.
"Tapi kalian bertiga kompak sekali baru menyerahkan laporan itu kemarin sore. Mungkin kalian terbiasa dengan sistem kerja pak Bambang sebelumnya yang tampak memanjakan kalian, tapi ingat, sekarang kalian bekerja untuk saya, semua sistem yang telah saya terapkan wajib untuk kalian patuhi. Apa yang seperti itu harus saya jelaskan satu persatu pada lagi? Lantas kualifikasi kalian terhadap perusahan ini apa HAH!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bekas Langkah
RomansaHai, selamat bertemu lagi Aku ingat dulu disuatu tempat, kita pernah membuat bekas langkah. Jejaknya memanjang dan dalam, alur dan cerita turut membaris. Dulunya ku pikir itu cukup namun, mungkin aku terlalu percaya diri. Jejak itu menjadi kenangan...