Chapitre 13: Au Milieu de Nulle Part

385 163 263
                                    

Pernahkah kau melangkah keluar dari cangkang pelindungmu? Menerobos zona nyaman, mengindahkan sirine tanda bahaya yang bergejolak di dalam hatimu. Atau pernahkan kau merasakan jika kamu berdiri in the middle of nowhere. Terasa sangat asing dan cukup membuat jantungmu berdegup tidak karuan karena keterasingan.

Yah! Emu kini tengah merasakan perasaan itu.

Gadis muda itu menenteng tas ransel miliknya. Langkah kecilnya terhenti begitu ia sampai di sebuah auditorium milik universitas yang kini telah resmi menjadi tempatnya menimba ilmu. Dia menatap pintu masuk dengan kerlingan tidak tenang. Perasaan gugup menyergapnya seketika, kepalanya menoleh ke kiri dan kanan berupaya mencari wajah-wajah familiar yang mungkin saja bisa meredakan kegelisahannya.

Nihil—tidak satupun wajah-wajah riang yang memasuki auditorium itu yang dikenalnya. Well, dia memang belum menjalin hubungan pertemanan dengan siapapun di universitas besar itu. Seharusnya dia tidak mengharapkan jika ada wajah familiar yang bisa membangkitkan kepercayaan dirinya dan menegaskan jika dia bisa memiliki teman diluar keluarga dan teman-teman yang memang dipilihkan untuknya. Jadi pada dasarnya harapannya hanya sia-sia belaka.

"Ini tidak semudah yang aku pikirkan." guman Emu diikuti desahan berat.

Namun, mendadak sebuah tangan hangat menepuk punggungnya akrab ditengah kegelisahan yang tengah mendera hati gadis manis itu. Reflek—Emu memutar tubuhnya, cepat. Mata bulatnya berbinar, merasa Tuhan baru saja membaca keinginannya dan langsung mengabulkan dalam sekejab.

"Kiriya!!"

Teriakan antusias itu memicu senyum miring terulas di wajah eksotik pria itu disertai lesung pipit yang menyembul manis. Pelukkan kemudian menjadi adegan tanpa canggung yang mengiringi pertemuan dua teman baru itu.

"Kamu terlihat menyedihkan!" kekeh Kiriya seraya mengacak rambut panjang Emu yang dikuncir kuda membuat Empunya memasang wajah merengut.

"Qu'est-ce que ça veut dire?" ketus Emu menautkan kedua alisnya dan menatap Kiriya tajam sambil memperbaiki kuncirannya yang baru saja dirusak oleh Kiriya.

"Kamu terlihat seperti anak kecil tersesat yang tengah mencari orang tuanya!" bisik Kiriya tanpa menghentikan kekehannya membuat Emu yang melotot kesal tanpa canggung menyikut Kiriya.

"Je rigole! Jangan diambil hati!" seru Kiriya lagi begitu Emu menghentikan pukulannya dan memasang wajah cemberut karena rasa jengkel kepada satu-satunya teman yang dia miliki saat ini.

Suara dari pengeras suara yang berada pada auditorium kemudian menyita perhatian keduanya. Pembekalan dan pengenalan untuk mahasiswa baru akan segera dimulai. Kedua kemudian saling menoleh, Kiriya berinisiatif menggandeng pergelangan tangan Emu dan menariknya masuk dengan tergesa ke dalam auditorium itu.

Bergerak cepat, Kiriya menarik Emu hingga masuk dan menemukan kursi untuk keduanya. Kiriya dan Emu kemudian duduk dengan tenang, menunggu acara dimulai. Tidak berselang lama, acara pembuka dimulai. Emu dan Kiriya mengikuti acara dengan tertib hingga—

"Hiiro...."

Berdiri bersama jejeran para dosen yang akan mengajar mahasiswa semester pertama. Kedua manik cokelat Emu menangkap sosok pria tampan itu dengan segera. Bibir penuhnya menyebutkan nama Hiiro lirih, namun antusias.

[FF] ѕумρтôмєѕ [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang