⚔둘 [tul]

201 24 4
                                    

"Yongseung! Tungguin aku!!" Yeonho.

"Kejar aku kalo bisa! Wleee" Yongseung berhenti sebentar untuk mengejek Yeonho lalu kembali berlari lagi.

"Heh Yongseung! Dasar kurang hajar kamu ya!" Yeonho sebenarnya sudah lelah untuk mengejar Yongseung, tapi keinginan nya untuk menghajar teman nya itu sudah di ujung tanduk.

Yeonho benar-benar kesal pada Yongseung, harusnya hari ini bisa jadi hari yang bahagia buat diri nya karena dia diperbolehkan sesekali keluar istana di umurnya yang masih berusia 15 tahun ini.

Terlebih sekarang dia sudah jarang sekali bertemu dengan Yongseung semenjak Yongseung tidak tinggal di istana lagi.

Yongseung bilang dia di beri tempat tinggal oleh paman Gyehyeon di daerah yang sedikit jauh dari kerajaan, dan kata nya dia juga dilatih menjadi seorang samurai oleh paman Gyehyeon.

Jujur Yeonho iri pada Yongseung tapi mau seperti apa lagi, dia anak raja dan dia harus mematuhi peraturan dari kerajaan bahwa anak raja tak boleh memegang pedang samurai asli sebelum menginjak umur 18 tahun.

Seharusnya Yeonho sadar, setiap manusia punya kelebihan dan kekurangan masing-masing yang sudah ditetapkan Tuhan jauh sebelum mereka lahir ke dunia.

Dia iri sama Yongseung tapi dia tak tahu seberapa sulit nya Yongseung menjalani kehidupan nya dari kecil.

Yeonho cukup merasa terlalu terkurung di dalam istana, membuat pikiran nya berkeliaran kemana-mana ketika bisa melihat seseorang yang sedang berbahagia di luar istana.

Maka dari itu harus nya hari ini menjadi hari yang bahagia buat Yeonho, terlebih Yongseung hari ini sedang tidak berlatih maka nya Yeonho meminta Yongseung untuk mengajak nya berkeliling karena Yeonho tak pernah keluar istana sebelum nya.

Di awal pertemuan mereka berdua tadi pagi, mereka terlihat sangat merindukan akan satu sama lain, ketika Yeonho meminta Yongseung untuk mengajak nya berkeliling diajak lah Yeonho ke sebuah bukit yang tak terlalu jauh dari Kerajaan.

Yeonho rasa nya benar-benar mensyukuri hari yang dia tunggu-tunggu ini telah datang, dan rasa bahagia itu bertambah ketika melihat indah nya pemandangan dari atas bukit.

Perjalanan mereka turun dari bukit, Yeoho terlihat lelah dan meminta Yongseung untuk beristirahat sebentar, namun baru saja duduk sahabat nya ini mengambil paksa sepatu nya dan melempar nya jauh sehingga terguling ke bawah bukit.

Yeonho kesal dan ingin menjambak Yongseung saat itu juga, namun Yongseung sudah berlari duluan, karena rasa lelah masih terasa, Yeonho pun tak ikut mengejar Yongseung yang sudah berlari duluan ke bawah bukit.

Dia berjalan secara perlahan dengan satu kaki tanpa alas, dan melihat sahabat nya itu mengambil sepatu nya yang ada di bawah sana.

Yongseung mengangkat tinggi sepatu Yeonho, sebuah senyum terlampir di garis bibir muka Yeonho, lalu ia segera berlari menghampiri Yongseung.

Namun semua tak berakhir begitu saja, Yongseung kembali berlari sambil membawa sepatu Yeonho.

Amarah Yeonho pun memuncak dan akhir nya terjadi lah adegan kejar-kejaran sampai ke dalam hutan.

"Nih sepatu kamu" Yongseung yang sudah terlihat santai duduk di pinggir sungai kecil dengan air yang sangat jernih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nih sepatu kamu" Yongseung yang sudah terlihat santai duduk di pinggir sungai kecil dengan air yang sangat jernih.

Sangking jernih nya, bahkan dasar sungai nya yang tidak dalam itu saja kelihatan dengan jelas.

Yeonho yang baru sampai akhir nya duduk di samping Yongseung dan memakai sepatu nya dengan kasar.

"Hahah maaf kan aku, aku benar-benar merindukan mu, tak apa lah sesekali gantian aku yang menjahili mu, kan dulu di saat kita baru bertemu kau senang sekali menjahili ku, bahkan disaat kau mengajak ku berkeliling istana waktu itu saja kau beberapa kali dengan sengaja meninggal kan ku sehingga membuat ku tersesat di istana sebesar itu" Yongseung.

"Huh dasar!" Yeonho tampak nya masih merajuk.

"Oh ayolah jangan cemberut seperti itu, tersenyum lah untuk seharian ini sebelum matahari terbenam dan kau harus kembali lagi ke istana" Yongseung.

Yeonho menunduk dan kemudian tertawa kecil menyadari kelakuan nya dari atas bukit tadi.

"Apa saja yang kau lakukan selama di kerajaan tanpa aku?" Yongseung.

"Seperti biasa hanya membaca buku jika aku sedang bosan, tapi yang berbeda hanyalah masa latihan ku di tambah sekarang namun tetap saja aku masih belum di perbolehkan menggunakan pedang samurai yang asli huh" Yeonho membuang sedikit nafas kasar di akhir kalimat nya.

"Kalau dikira-kira sudah berapa lama kita tidak bertemu ya" Yongseung.

"Hampir 10 bulan" Yeonho.

"Lama sekali ternyata, tapi aku bersyukur akhir nya aku bisa bertemu dengan mu lagi" Yongseung.

"Aku pun begitu, lantas apa saja yang kau lakukan di luar kerajaan selama ini?" Yeonho.

"Menjalani kehidupan seperti rakyat desa biasa, ditambah dengan latihan ku yang semakin hari semakin ketat, seperti nya Gyehyeon hyung benar-benar ingin menjadi kan ku seorang samurai" Yongseung.

"Bagus lah nanti kau akan menjadi pengawal samurai ku yang bisa ku suruh-suruh" Yeonho tersenyum penuh kemenangan.

"Sebelum kau suruh paling sudah ku tebas duluan kepala mu itu" Yongseung menatap tajam Yeonho.

"Hohoo aku tidak takut, kerajaan punya peraturan hukum dan jika dilanggar akan mendapat kan hukuman yang setimpal, jadi jika kau membunuh ku maka kau akan dihukum bunuh diri" Yeonho.

"Aku tak peduli" Yongseung.

"Tapi jika aku mati terus tidak lama kemudian kau juga mati, berarti kita memang sudah di takdir kan untuk terus bersama kan!" Yeonho kegirangan.

Sebenarnya Yongseung merasa aneh sama ucapan Yeonho namun dia hanya ikut tersenyum kepada Yeonho, dia tak ingin menyakiti perasaan sahabat nya itu, entahlah bakal ada jenis ocehan seperti apa lagi yang akan di keluar kan seorang Ju Yeonho.

"Kau pasti sudah sangat ahli dalam menggunakan pedang samurai bukan, suatu saat jika aku sudah di perbolehkan menyentuh samurai kau harus mengajarkan ku jadi kita bisa bersama-sama berjuang di medan perang" Yeonho.

"Ya ya ya, terserah mu saja, itu pun aku tidak yakin sepenuh nya karena jika aku benar-benar menjadi seorang samurai nanti nya aku pasti di tempat kan khusus di tempat para samurai-samurai berada di sebuah tempat untuk di beri latihan lebih lanjut" Yongseung.

Yeonho nampak terkejut dengan ucapan sahabat nya itu, "Benarkah? Berarti nanti kita akan sulit untuk bertemu begitu?"

"Jangan kan aku bisa melatih mu menggunakan pedang samurai, untuk bertemu saja aku tak yakin kita bisa bertemu kecuali di medan perang" Yongseung.

Yeonho diam, dia tak membalas ucapan sahabat nya, pandangan nya yang semula fokus menatap wajah Yongseung beralih menatap lesu sungai kecil di depan nya.

"Hei jangan bersedih, kau nanti akan menjadi penerus raja bukan, para samurai di tempat kan di tempat lain karena itu memang keputusan ayah mu, jika kau sudah mengambil alih kerajaan kau bisa merubah semua nya sesuka hati mu" Yongseung.

"Ah iya kau betul juga" Yeonho menatap balik Yongseung dengan semangat dengan senyuman cerah yang terpancar di wajah nya, "Tapi bagaimana kau bisa tahu semua itu? Bahkan aku saja tak ada yang ku ketahui sama sekali tentang semua itu"

"Gyehyeon hyung yang menceritakan nya kepada ku" Yongseung.

"Sepertinya paman Gyehyeon sangat dekat dengan mu ya" Yeonho.

"Tidak juga, dia sama dingin nya seperti biasa dia di kerajaan, hanya saja dia benar-benar merawat ku dengan baik sampai sekarang" Yongseung.

"Ada sesuatu yang ingin ku tanyakan kepada mu, aku ingin menanyakan nya dari dulu tapi aku selalu lupa" Yeonho.

"Apa itu?" Yongseung.

"Kau berasal dari mana sebenarnya?"

Reclaim The Kingdom || Verivery ft.Road To Kingdom ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang