Axel dan Leo mereka sudah sampai di Bukit Dewa dan sekarang telah berdiri berada di kaki bukit. Mendongakkan kepala menatap pada puncak yang tertutup awan tebal. Bukit yang sangat tinggi dan berkabut karena terpencil jauh dari jangkauan manusia. Selain itu di kelilingi oleh hutan yang lebat membuat sinar matahari tak dapat menembusnya.
Axel dan Leo menaiki bukit memilih berjalan dan tidak menggunakan kekuatannya karena tidak ingin membuang tenaga juga ada banyak hewan yang memburu energi sihir. Memakan habis energinya jika para hewan itu mencium baunya. Jadi harus berhati-hati walaupun mereka sudah menyamarkan diri.
Axel dan Leo berjalan beriringan melewati jalan bebatuan dengan berhati-hati. Sesekali mata mereka menatap was-was di sekeliling mereka. Axel dan Leo dapat merasakan banyaknya hewan spirit yang bersembunyi maupun yang berkeliaran untuk berburu. Berbagai macam hewan berada di sini,ada harimau,singa,serigala,ular,elang,rajawali dan lainnya.
Semakin dalam mereka masuk,semakin tebal juga kabut yang menutupi penglihatan dan menghalangi jalan mereka. Axel dan Leo mengibas-ngibaskan tangan dan hampir terjatuh karena tersandung jika tidak berpegangan dahan pohon yang ada di depannya sedangkan Axel yang memegang bahu Leo.
Krakk...
Axel menginjak sebuah ranting di dekat akar pohon. Axel dan Leo terdiam karena suara yang mereka ciptakan. Berdiri kaku sambil menatap was-was juga takut jika ada hewan yang muncul di hadapan mereka. Dan benar,seekor rusa muncul menghampiri mereka. Rusa berbulu coklat dan bertanduk pelangi serta tubuhnya bercahaya menunduk di hadapan mereka. Axel dan Leo saling berpandangan,yang tadinya merasa was-was kini sedikit lega karena rusa itu tidak memangsa keduanya. Tapi juga heran dan bingung karena seekor rusa muncul dan menunduk di depan mereka.
Axel mendekati rusa itu dengan Leo yang berada di belakangnya. Tangannya terulur menyentuh kepala rusa itu dan ajaibnya tubuh rusa bercahaya lalu berubah menjadi seorang gadis bergaun toska muda,rambut pirang dengan hiasan bunga yang melingkar di kepalanya. Mata bulat berwarna biru dengan bulu mata lentik, hidung mancung,bibir tipis dan berwarna merah muda,berkulit putih,di kedua pergelangan tangan serta kakinya terdapat perhiasan dari bunga dan akar yang melingkar. Axel dan Leo tercengang dengan kecantikan gadis yang berdiri di hadapan mereka. Namun beberapa detik tersadar berkat suara tepukan tangannya.
Axel menatap lekat gadis di depannya yang tadi adalah seekor rusa kini berubah menjadi seorang gadis.
"Siapa kau sebenarnya?" Axel.
"Apa kau tidak melihat dengan jelas,bahkan aku berdiri di hadapan kalian?" gadis itu berbalik tanya.
"Bukan itu yang ku tanyakan,tapi jati dirimu" Axel.
"Baiklah,aku penjaga hutan Bukit Dewa dan namaku adalah Grensy" Jawabnya.
"Tapi kenapa kau tadi menjadi seekor rusa?"Leo.
" Ah itu,sebenarnya aku dapat merubah bentuk sesuai yang aku inginkan. Baru saja aku mencoba merubah bentuk menjadi seekor rusa"Grensy.
"Lalu apa yang kau lakukan di sini?" Axel.
"Saat aku berada di tempat ku,kalungku tiba-tiba bercahaya dan aku merasakan kehadiran kalian lalu menghampiri ke sini" Grensy.
"Untuk apa?bukannya kau seorang penjaga hutan yang bertugas melindungi tapi kau kenapa malah berkeliaran?" Leo.
"Justru itu yang ku lakukan,aku di sini sedang menjalankan tugas dan berada di hadapan kalian...bahkan aku tau maksud kedatangan kalian"
"Dari mana kau tahu?" Leo.
"Itu tidak penting dari mana aku mengetahuinya. Yang terpenting adalah maksud tujuan kedatangan kalian berdua,kenapa kalian menginginkan mawar biru langit?" Grensy.
Axel menatap Grensy tajam sedangkan Grensy diam tak membalas tatapan mata Axel. Tiba-tiba ia mengeluarkan sesuatu dari tangannya,sebuah cahaya muncul dan berubah menjadi giok berbentuk naga kemudian ia memberikan pada Axel yang langsung di terima.
"Manfaatkan giok ini saat kalian sampai di puncak awan dan berhati-hatilah"ucap Grensy setelah itu tubuhnya menghilang menjadi cahaya berbarengan dengan suaranya yang menggema mengucapkan kalimat yang membuat Axel dan Leo menegang dan terdiam.
Axel menegakkan punggungnya lalu bergerak melangkahkan kakinya menuju puncak awan dan Leo mengekor di belakangnya sambil menghembuskan nafas. Di antara mereka tak ada yang berbicara,fokus untuk segera sampai dan mengambil mawar biru langit lalu mengobati Aurel secepat mungkin karena racun itu sekarang sudah menyebar ke seluruh tubuhnya.
***
Aurel terbaring di sebuah tempat tidur yang cukup besar. Tubuhnya melemah tak bergerak dan nafasnya sangat tipis,detak jantungnya terdengar pelan. Tante Widya,Kevin dan Joe sedang menyalurkan kekuatan mereka berusaha untuk menyembuhkannya Aurel. Keringat bercucuran di wajah dan sekitar tubuh,tenaga mereka terkuras karena memberi tenaga pada Aurel untuk tetap bertahan sampai Axel dan Leo kembali. Sedangkan Melly dan Willy sekarang tengah pingsan dan berada di kamar sebelah. Keduanya sama-sama kelelahan dan Om Sam serta Marvel tengah menjaga mereka dengan rasa sangat khawatirnya yang cukup tinggi.
Wajah Om Sam terlihat lesu.rambut yang acak-acakan,dahi berkerut,mata memerah serta terlihat hitam di bagian bawahnya. Om Sam sesekali berjalan ke sana kemari menampakkan ke khawatiran. Berbeda dengan Marvel yang duduk diam di sebuah bangku antara ranjang Melly dan Willy yang tengah berbaring. Marvel memutar tubuhnya menghadap ke arah Melly,Marvel menatap wajah Melly kakaknya sebentar lalu tangannya terulur menggenggam tangan Melly pelan. Setetes air mata jatuh mengenai genggaman tangan Marvel pada Melly. Marvel yang menyadari,ia menghapus air matanya. Namun bukannya berhenti, air matanya semakin mengalir di pipinya. Marvel tak sanggup menahan dan akhirnya membiarkan air matanya mengalir deras tangisnya pecah.
***
Axel dan Leo kini telah berada di puncak awan.udara sangat sejuk berbeda saat mereka masih di bukit.namun pemandangan di sekitar tak terlihat karena tertutupi oleh awan yang menghiasi.Axel dan Leo mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Mawar biru langit,tapi keduanya tak dapat mendeteksinya.sampai pendengaran Axel dan Leo terganggu sesuatu dan mereka bersiaga mengeluarkan pedang masing-masing.Bola api muncul bertubi-tubi mengarah pada mereka dan bersamaan seekor naga merah terbang dengan menyemburkan api.Axel dan Leo menghindar lalu melompat sambil menangkis bola api dengan pedang mereka.Naga itu melebarkan sayapnya,menajamkan kukunya lalu terbang merendah berusaha menangkap keduanya. Axel dan Leo menunduk lalu berguling ke samping.Naga menggeram marah,Axel dan Leo berdiri memegang pedang mereka kuat bersiap menyerang Naga.Axel berlari ke arah naga sedangkan Leo melompat sambil mengeluarkan sebuah tali dan melemparkan satu ujungnya pada tubuh naga dan ujung satunya lagi Leo menggenggamnya erat lalu bergerak memutar mengikat tubuh naga setelah itu Leo melompat ke punggungnya.Naga itu meronta ingin melepaskan diri,Leo menancapkan pedang di punggung naga sedangkan Axel melemparkan pedangnya ke udara,menggandakan pedangnya menjadi tujuh setelah itu ia mengarahkan pedangnya pada naga menusuk tubuh naga satu persatu membuat naga meraung kesakitan dan mengamuk.Leo terlempar jauh, darah naga mengalir deras menyebar ke segala arah dan naga itu telah mati.Axel dan Leo berjalan ke arah sang naga lalu Axel mengeluarkan giok pemberian Grensy dan di letakkan di kepala naga,tiba-tiba naga itu berubah menjadi butiran cahaya lalu menghilang.saat yang sama seketika awan-awan itu menghilang dan terlihat pemandangan yang sangat indah membuat Axel dan Leo melongo terpukau keindahannya.dari kejauhan setitik cahaya berkerlip begitu juga giok yang di pegang Axel.keduanya berjalan menghampiri cahaya itu dan setelah sampai, sekuntum Mawar biru langit tumbuh berada di depan mereka dan Axel segera mencabutnya lalu memasukkan ke dalam sebuah tabung kaca dan menyimpannya kembali.
________
Hai teman-teman akhirnya aku bisa updet lagi setelah beberapa hari nggak updet.MAAF untuk kalian....
Dan selamat membaca :)Salam hangat
Hanna_0946602
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower Girl
FantasyGadis itu membuka matanya perlahan mengedarkan pandangannya ke segala arah,menelisik setiap tempat.gadis itu mencoba bangun dari tidurnya menapakkan kaki polosnya di atas lantai "Dingin" batinnya. Gadis itu berjalan menyusuri tempat itu dengan hati...