21. Rajia Besar-besaran

734 89 37
                                    

Haloo....Selamat datang di chapter Iam Rafa yang ke 21🎉
Sebelum ke cerita intinya, kalian wajib vote sama ramein komennya biar ga siders aja.
OKEY. Selamat membaca!🎉

****

Wira tergesa-gesa berlari menuju ke belakang sekolah sembari menentang kresek hitam berukuran kecil. Sekarang ini pelajaran sedang jamkos walau dirinya ada kesibukan lain tapi tetap ia sempatkan waktu untuk kumpul dengan teman-temannya--Brave.

"Ni, Al. Warna item." Wira memberikan kresek berisikan cat rambut berwarna hitam.

Aldran menerima pemberian Wira, Aldran tetap Aldran. Cowok yang sangat suka mewarnai rambutnya. Tapi walau begitu rambutnya tidak rusak atau rontok karena memakai cat rambut mahal. Warnanya juga sangat pas untuk Aldran yang memiliki kulit putih.

"Thanks Ra, jam berapa mulainya?" tanya Aldran.

"Jam 9. Gue cabut dulu ya. Buruan lo itemin rambut lo sebelum Pak Made keliling dia bagian piket," pesan Wira.

"Iya siap!"

Wira pergi meninggalkan teman-temannya. Wira salah satu anggota pengurus OSIS, walau nakal tapi Wira sangat di butuhkan di dalam pengurus OSIS karena sikapnya yang tegas, telaten dan dapat di andalkan dalam situasi apapun, walau tergabung dalam kumpulan Brave.

"Sialan! Kenapa harus ada rajia sekarang sih?" gerutu Iam, cowok itu sedang memakai dasi abunya sembari menatap ke arah cermin.

"Tau tuh, pasti kerjaan si Derta!" Fardi ikut kesal karena hari ini lelaki itu tidak menggunakan kaus kaki.

"Bangsul emang si Derta! Gedeg gue sama tuh anak, sok cakep banget sih, mana cakepnya gak seberapa. Masih cakepan gue juga," cerocos Adi.

"Dih, pede banget sih lo Di? Muka kaya pantat panci gosong aja banyak ngomong!"

Adi berdecak kesal. Sudah seminggu ini Adi latihan futsal untuk perlombaan mewakili sekolahnya sampai wajahnya gosong dan menjadi bahan olok-olok teman-temannya.

Sudah di tebak kalau Wira memberitahu teman-temannya tentang rajia dadakan ini. Bukan pilih kasih, tapi cowok itu tidak mau jika teman-temannya mendapatkan hukuman. Tapi, ia jamin kalau kabar rajia ini tidak akan tersebar luas ke murid-murid lain kecuali anggota Brave.

Menurut Wira, sudah cukup mereka di cap jelek di mata guru. Ia juga tidak mau jika teman-temannya mendapatkan hukuman ketika rajia dan malah menambah nilai jelek bagi mereka semua.

"BWAHAHAHAHAHA!!" Adi tertawa tiba-tiba dengan sangat keras membuat semuanya menatapnya bingung.

"Kenapa sih lo? Kesetanan?" bingung Iam.

"Ngakak gue sama Aldran!" Adi menunjuk Aldran yang sedang memasukkan baju putihnya kedalam celana abu sekolahnya.

Semua ikut melihat ke arah Aldran, lalu tertawa terbahak-bahak. Melihat Aldran dengan seragam rapih adalah hal langka dan selalu membuat mereka tertawa. "CIELAH ANAK RAJIN!" celetuk Iam.

"Berisik lo pada! Kalau bukan ada rajia, gue juga ogah kayak gini. Gerah!" Aldran membungkam mulut mereka semua.

"Gue cabut duluan," pamit Fardi.

IAM RAFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang