Tiga

350 65 7
                                    

“Rin...rin... Bangun dulu geh.. View nya bagus nih” Jessica goyang-goyangin pundak Airin yang lagi tidur di sampingnya.

Airin yang emang gak susah di bangungin langsung negakkin badan sambil ngucek mata.

“Ugh.. Udah nyampe ya?” tanya nya dengan suara khas bangun tidur.

“Belum. Tapi liat deh di samping lo”

Airin yang udah ngumpulin sebagian nyawa nya langsung nutup mulutnya pake sebelah tangan.

“Indah banget....” lirihnya.

Di luar sana, atau lebih tepatnya di bawah sana... Sejauh mata memandang hanya terlihat hamparan perkebunan teh. Sangat indah dengan warna hijau yang menyejukkan mata siapapun yang melihatnya.

“Kita lagi naik gunung ya?” tanya Airin, sedang kan matanya tak bisa lepas dari perkebunan yang sedang mereka putari.

“Iya. Indah banget ya”

Airin ngangguk setuju. “Buat kita yang tiap harinya cuma bisa liat gedung-gedung tinggi doang, rasanya kaya mimpi ada di tempat gini”

Setelah melewati beberapa tanjakan. Akhirnya bus yang mereka tumpangi berhenti. Senior-senior yang ada di sana mulai berdiri buat ngasih arahan ke juniornya.

Kelompok Airin yang anggotanya ada 10 orang mulai siap-siap waktu kak Jimin –Senior yang gantiin Taehyung sementara– nyuruh anggotanya buat ngambil barang-barang yang mereka bawa.

Satu persatu mahasiswa-mahasiswa baru itu mulai keluar dari dalam bus, dengan membawa tas beserta barang-barang yang mereka bawa.

“Abis ini kita bakal jalan kaki kira-kira 10 menit, ke tempat lokasi yang bakal kita gunain nanti. Inget, selama perjalanan menuju ke sana, kalian gak boleh macem-macem. Dilarang ngomong ngasal, dilarang ngambil benda atau ngerusak benda apapun yang kalian temuin selama perjalanan. Paham!” Ucap Namjoon dengan menggunakan pengeras suara.

“Paham kak” teriak mereka kompak.

Setelah itu, mereka mulai jalan beriringan sesuai kelompoknya masing-masing. Namun bukan lagi jalan raya aspal yang mereka pijak, melainkan jalan berbatu yang di samping kiri kanannya di tumbuhi pohon-pohon yang menjulang tinggi.

“Sejuk banget ya” ucap Nana, yang jalan di sebelah kiri Airin. Sedangkan Jessica di sebelah kanannya.

Airin ngangguk setuju. Padahal ini udah hampir tengah hari, tapi mungkin karena sekarang mereka ada di hutan, jadi cahaya matahari tidak bisa masuk lebih banyak karena terhalang dedauanan dari pohon-pohon yang ada di sini.

Akhirnya mereka semua sampai di sebuah lapangan rumput hijau yang sangat luas, dengan pohon pinus yang mengelilingi pinggirannya. Di sini panas matahari sangat jelas terasa oleh tubuh, sehingga sebagian dari mereka lebih memilih merentangkan jaket yang tadi mereka pakai di atas kepala. Untuk melindungi kulit dari sinar matahari.

“Woahh... Ternyata di Seoul ada tempat kaya gini juga ya” decak Bobby kagum.

“Ck.. Bocah nolep kek lu mana tau tentang alam” cibir Lucas. Sedang kan temannya yang lain hanya menyunggingkan senyuman.

“Repot” dengus Bobby. Lantas pemuda sipit itu berlalu ke sisi lapangan. Bergabung dengan teman-temannya yang sudah sampai terlebih dahulu.

“Cowok juga bisa ngambek ya” bisik Jessica ke telinga Airin, lalu tertawa setelahnya.

“Cowok juga manusia loh” jawabnya sambil terkekeh pelan.

Jessica hanya tertawa. Lalu terdengar suara Jimin yang kembali memberikan interupsi untuk para anggota kelompoknya.

愛AiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang