Sembilan

308 61 24
                                    

Airin baru saja duduk di atas kasur dengan laptop yang menyala di depannya, ketika suara bell rumahnya terdengar.

Mendengus pelan, kemudian Airin keluar dari kamarnya. Berhubung tidak menyewa asisten rumah tangga, dan juga ibunya yang baru pergi beberapa saat lalu. Mau tak mau Airin sendiri yang harus turun tangan.

“Ishh... Sabar dong” gerutu Airin saat bellnya di tekan berulang-ulang.

“AIRIIIINN!!! TOLONGIN GUE!!”

Teriakan nyaring menyambut Airin sesaat setelah ia membuka pintu. Di sana, berdiri seorang Kang Seulgi dengan pakaian yang sudah rapi.

“Mau apa lo?” ketus Airin, tapi mempersilahkan Seulgi untuk masuk.

“Airiiiin... Kak Jimin ngajak gue jalan, gara-gara kemarin gue bohongin” rengek Seulgi.

Airin memutar bola matanya malas, kemudian duduk di sofa ruang tamu. Di ikuti oleh Seulgi, yang duduk di sampingnya.

“Siapa suruh lo bohong. Tau rasa kan?”

“Riiin... Ayo temenin gue...”

Airin menyipitkan matanya. “Apasih? Gue mau drakoran nih! Lo jalan aja sendiri..... Lagian aneh banget, orang di ajak jalan doi malah ngajak orang lain!”

“Ishh... Lo mah gak ngerti ah”

“Emang gak ngerti. Dah ah gue mau ke atas, sana lo pulang” Airin hendak beranjak, namun dengan cepat Seulgi menarik tangan Airin. Sehingga gadis itu kembali duduk.

“Hueee... Gak mau!! Temenin gue”

“Ya udah sihh tolak aja kalau gak mau. Ribet amat!”

“Haaaa... Gak mau!! Mau jalan sama kak Jiminn.....”

“Ya udah sana kalau mau jalan, pergi dari rumah gue sekarang”

“Gamau!! Temenin gue lo nya”

“Ishh... Di bilangin juga gue mau dra—”

“Airin!!! ini kak Jiminnya telpon Riiin!!”


“Airin buruan!!” teriak Seulgi tak sabar.

Sedangkan Airin yang baru saja keluar dari kamar memutar bola matanya malas. Gadis itu hanya di beri waktu untuk mengganti celana nya saja, tanpa make up dan juga parfum. Masa bodoh! Yang kencan juga bukan dirinya.

Memakai sepatu, kemudian menuruni satu persatu anak tangga dengan santai.

Pada akhirnya Airin kalah oleh Seulgi. Melewatkan hari minggu yang berharga nya tanpa laptop dan juga cemilan.

Tak lupa Airin mengunci pintu rumahnya terlebih dahulu, kemudian masuk ke dalam taxi yang sudah di pesan Seulgi sedari tadi.

“Uuuu... Jangan cemberut dong!! Nanti gak enak kalau di liat kak Taehyung”

“Hah? Apa lo bilang?” Airin seketika mengalihkan pandangannya. Menatap Seulgi meminta penjelasan.

Seulgi tersenyum lima jari. “Tadi waktu kak Jimin telpon, katanya dia juga ngajak kak Taehyung, jadi nanti pas gue pdkt sama kak Jimin. Lo ada temen ngobrol” kemudian mengedipkan sebelah matanya, genit.

Sepanjang jalan, Airin tak henti-hentinya menyumpah-serapahi Seulgi. Dalam hati...

Kenapa temannya ini gila sekali sih? Sudah membocorkan rahasianya kepada Park Jimin, dan sekarang menyeretnya kembali ke dalam masalah.

Beberapa kali mencoba untuk kabur, namun dengan cepat Seulgi memegang tangan gadis itu erat-erat.

“Lepasin Seul! Sakit ini tangan gue!”

愛AiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang