NOONA

100 9 0
                                    

"Kang Jungkook, kenapa seneng banget tiba-tiba ada di tempat tidurku sih?" Teriak Jihye yang mendapati sang adik sedang tidur di belakangnya. Sementara sang adik terlihat tidak terganggu dengan teriakan kakaknya.

"Geser, badanmu itu besar. Belakangmu masih banyak tempat. Minggiiiiiir." Dorong Jihye, tapi apa daya, Jungkook yang sekarang hampir berusia tujuh belas tahun itu memiliki badan yang lebih besar dari kakaknya.

"Noona bisa kan bicaranya biasa aja, nggak usah pake kekerasan." Ucap Jungkook lembut sambil mendekap badan kakaknya. "Sudah jangan berisik dan kembali tidur."

Jihye yang sudah biasa tapi belum terbiasa ini cepat menyerah jika berurusan dengan bayi besarnya yang satu ini. Ia hanya menuruti apa kata adiknya dan kembali tidur. Ditengah waktu tidurnya, Jihye mendengar suara seseorang. Ia membuka matanya dan melihat Jungkook yang sedang merintih seperti sedang bermimpi buruk.

"Jungkook, Jungkookie, hei kenapa?" Panggil Jihye sambil menggoyang badan Jungkook, tapi dia tetap memejamkan mata sambil merintih.

Akhirnya Jihye merubah posisinya menjadi duduk dan menggoyang tubuh Jungkook lebih keras lagi. Setelah percobaan beberapa menit, Jungkook akhirnya terbangun dengan sedikit berteriak.

"Aargh... Hah.. Hah.. Noona.."

"Hei, hei, kenapa? Kamu mimpi apa sih?" Tanya Jihye khawatir.

"Aargh... Noona, sakit." Jawab Jungkook sambil memegang pundak sebelah kirinya.

"Sakit? Apa yang sakit?"

"Noona... Ini... Sakit, aargh, Noona tolong." Kata Jungkook sambil terus memegang pundak sebelah kirinya.

"Sakit kenapa?" Ucap Jihye tak kalah khawatir sambil memegang pundak Jungkook. Sementara Jungkook berteriak menahan sakit saat Jihye memegangnya. Jihye semakin bingung, akhirnya dia memutuskan untuk membuka baju yang dikenakan Jungkook.

"Ya Tuhan, Kookie. Ini kenapa?" Pekik Jihye yang melihat ada jejak tangan berwarna merah di pundak Jungkook.

"Jihye, ada apa?" Jihyo langsung berlari ke kamar Jihye saat mendengar ada keributan disana.

"Jungkookie, Bia. Coba lihat ini." Jawabnya dengan khawatir.

"Astaga, ini kenapa? Cepat ambil handuk dan es batu." Perintah sang ibu yang langsung mendudukkan dirinya di tepi ranjang.

Saat Jihye akan beranjak, Jungkook menahannya.

"Jangan! Jangan pergi, Noona." Sambil terus merintih.

"Sebentar, sebentar saja. Ada Bia disini." Kata Jihyo, tetapi Jungkook hanya menggeleng dan tetap memegang baju kakaknya. Sementara Jihye dan ibunya hanya saling tatap dengan pertanyaan di masing-masing kepala mereka.

"Bia disini, Kookie. Ini dikompres dulu. Ini kenapa bisa ada bekas tangan disini?" Kata Jihye dengan intonasi sedikit meninggi. 

Jihye kembali akan bergerak turun, tapi Jungkook bersi keras menahannya.

"Aku ikut. Kalau Noona pergi, aku ikut." Sambil mencoba berdiri.

"Kamu ini kenapa sih, Jungkook?" Jihye semakin khawatir.

"Jangan tinggalin Kookie, Noona. Mereka hanya takut jika Noona bersamaku."

"Mereka siapa?" Tanya sang ibu.

Yoongi yang tak mendapati istrinya berada di kamar, segera turun dan berjalan ke kamar Jihye yang terdengar sangat ribut.

"Ada apa ini?"

"Ayah, coba lihat ini." Kata sang istri yang membuat Yoongi mendekat ke ranjang. Betapa terkejutnya Yoongi melihat apa yang terjadi pada putranya.

"Lalu kenapa ini tidak ada yang melakukan apapun?" Tanya Yoongi.

JUST LET ME BREATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang