Cha Jimin pt.1

54 6 0
                                    

Semua orang enggan beranjak dari tempatnya. Ruang tengah menjadi tempat berkumpul yang aman bagi mereka saat ini. Entah aman dari apa, tapi mereka lebih memilih untuk tetap bersama. Tak seperti biasanya, tempat berpendingin ruangan ini terasa panas walaupun temperatur sudah berada di angka yang rendah.

Jihyo yang sedang mengambil jatah cutinya hari ini, membuat mbak Lusi yang biasanya membantu di rumah, pulang lebih awal. Sebenarnya Jihyo enggan memberi kabar pada suaminya tentang apa yang terjadi. Tapi dia merasa membutuhkan kehadiranya saat ini. Akhirnya ia memutuskan untuk menelpon Yoongi dan menceritakan semua.

Tak terdengar suara khawatir dari jawaban sang suami. Karena kurang yakin akhirnya Jihyo ingin kembali mengulangi ceritanya, tetapi Yoongi hanya menjawab bahwa ia mengerti. Hafal dengan sikap suaminya, Jihyo memilih untuk percaya dan menunggunya pulang.

"Apa kata Ayah?" Tanya Jihye pada ibunya.

"Ayah akan pulang."

"Oke, kalau gitu aku mandi dulu. Gerah."

"Nggak usah mandi, Noona." Cegah Jungkook sambil menarik tangan Jihye saat ia hendak berdiri.

"Gerah. Lagian juga baru pulang kerja. Lengket semua badannya."

"Nggak, kok. Badan Noona nggak lengket. Tuh, nggak. Alus banget." Ucap Jungkook sambil mengelus lengan kakaknya.

"Ck, udah deh." Sangkal Jihye sambil menarik lengannya dan berjalan pergi.

"Noona, serius." Jungkook kembali menahan kakaknya pergi dengan menarik baju.

"Bilang aja takut disini. Ada Jimin sama Bia, masih takut juga." Jungkook hanya merengut dengan jawaban kakaknya. "Kamu lebih baik mandi juga, badanmu bau. Kalau takut mandi sendirian, ajak Jimin mandi bareng."

"NGGAK." Jawab Jimin dan Jungkook hampir bersamaan dan membuat Jihye dan putrinya terkekeh.

Jihye melangkah pergi menuju kamar. Sebelum pergi, ia sempat menyalakan televisi untuk mengurangi ketegangan. Saat berjalan ke kamar, Jihye melihat sesuatu di kamar adiknya yang masih terbuka. Sesuatu yang belum pernah ia lihat selama ini. Terlihat samar, tapi bayangan itu membentuk sesuatu menyerupai seseorang dengan rambut yang menutupi sebagian besar tubuhnya. Jihye tidak terlalu yakin, karena saat itu yang terlihat hanya setengah dari badannya. Lalu ia berlalu pergi begegas mandi.

Jihyo menawarkan putranya untuk membersihkan diri di kamar mandi tamu, tak jauh dari ruang keluarga. Jungkook setuju dengan syarat ketika mandi, pintu tidak akan ditutup rapat. Saat ia masuk ke kamar mandi, Jihyo berjalan ke kamar putranya untuk mengambil baju ganti, sementara Jimin masih duduk cenderung merebahkan diri di sofa.

Suasana rumah benar-benar berbeda, entah mengapa rasanya begitu mencekam. Jihyo yang biasanya baik-baik saja saat masuk kamar putranya, kali ini merasakan hawa aneh disana. Bulu kuduknya berdiri, lalu ia segera menepis pikiran buruk dengan berpikir bahwa hal ini hanya efek dari apa yang baru saja terjadi di kamar putranya. Setelah mengambl apa yang dibutuhkan, ia segera kembali ke ruang keluarga.

Jungkook mandi dengan perasaan khawatir. Ia berulang kali memanggil Jimin yang sedang istirahat. Karena kelelahan Jimin tertidur di sofa. Jungkook kembali memanggil jimin, tapi karena tertidur, Jimin tidak menyahut panggilannya. Jungkook sedikit panik. Ia memanggil ibunya, tapi tak juga mendapat jawaban. Kali ini ia berteriak memanggil kakaknya. Sama, tak juga ada jawaban. Karena ketakutan, ia berteriak memanggil semua yang ada di rumah. Dengan rambut dan tubuh yang masih basah, ia berlari keluar kamar mandi sambil berteriak memanggil ibunya.

"Ya Tuhan. Kang Jungkook, kembali ke kamar mandi!" Teriak Jihyo.

"Bia darimana, Kookie panggil dari tadi." Dengan wajah merengut.

JUST LET ME BREATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang