Starsbourg - Grand Est, France.
Di sebuah kota kecil terdapat kampus yang terkenal di Perancis, universite de starsbourg atau yang dikenal dengan university of starsbourg. Universitas ini merupakan incaran seluruh calon mahasiswa/i di Perancis, termasuk incaran si gadis bersurai merah muda yang sedang duduk di kantin kampus tersebut. Ia sudah mengincar kampus ini saat masih di bangku SMP dan akhirnya ia bisa menjadi salah satu mahasiswi terpintar di kampus itu. Ia sepertinya sedang asik menyantap makanan favoritnya sehingga ia dikejutkan oleh suara sahabat terbaiknya itu.
"JIDAT!" Sapa si gadis bersurai pirang dengan gaya ponytail nya itu dengan suara yang tidak bisa dikatakan normal.
Alhasil si gadis merah muda ini tersedak makanannya dan memberikan tatapan yang tajam seolah ia mengatakan 'kau bosan hidup hah?'
Si pelaku hanya memberikan cengiran tanpa bersalahnya dan langsung duduk di hadapan si gadis merah muda itu sambil menatap gadis di depannya dengan mata berbinar.
"kau kenapa?" tanya si merah muda itu heran, pasalnya sahabatnya itu menatapnya seolah-olah dia ini sebuah tas mahal incarannya itu.
"kau tau tidak-"
"tidak"
Belum sempat ino menyelesaikan perkataannya, sakura sudah memotongnya dengan tak perduli. Yamanaka Ino si rambut pirang tadi menatap sahabatnya malas, haruno sakura si rambut merah muda yang memotong perkataan ino tadi hanya mengangkat alisnya tidak peduli, dan kembali melanjutkan sesi makannya yang sempat tertunda.
"aku belum selesai bicara jidat lebar!" gemas ino terhadap kelakuan sahabatnya itu, jika bisa ia ingin mencubit pipi tembam itu dengan sangat kuat hingga kendor seperti nenek lampir.
"ya sudah, bicara saja babi" balas sakura dengan entengnya tanpa tau sahabatnya itu sedang menahan kesal terhadapnya. Ino hanya mampu menghembuskan nafasnya perlahan untuk mereda rasa kesalnya itu.
"kau tau, sam baru saja menembak ku!" ino berteriak kecil sebagai tanda bahagianya itu.
"terus kenapa kau tidak mati?" dengan polosnya sakura menghancurkan moment bahagia ino dengan sekejap.
"sepertinya kau memiliki dendam terhadap ku" ino menatap sakura sinis dengan mata yang ia sipit kan.
"sepertinya begitu" balas sakura lagi dengan nada tak peduli, mungkin ia masih kesal dengan acara kejutan dari sahabat pirangnya ini.
"ck! kau tidak asik" gerutu ino melihat respon sahabatnya itu.
sakura hanya menaikan bahunya tak peduli dan mulai membawa makanannya di atas nampan untuk di letakkan di bagian pencuci piring.
Ino hanya menggerutu tidak jelas sambil mengikuti sakura dari belakang.
"kau tidak ingin memberiku ucapan selamat?" ino sudah berada di samping sakura dan posisi mereka sekarang di koridor kampus yang tidak terlalu ramai, merasa di kacangi ino menekuk wajahnya sebal melihat tingkah sahabat merah mudanya ini.
melihat wajah suram ino, sakura pun tertawa dan mencubit pipi ino dengan keras dengan kedua tangannya hingga kepala ino pun ikutan bergerak karena tangannya itu.
bagaimana dengan ino? ia hanya pasrah dengan perbuatan sakura yang menyiksa pipi nya itu, setelah puas menyiksa pipi ino sakura melepas cubitannya hingga pipi ino pun berubah menjadi merah karena perbuatannya itu.
"selamat untuk mu, akhirnya penantian mu datang juga" kekeh sakura saat melihat hasil karya nya itu di wajah ino.
"kau menyebalkan" Ino makin menekuk wajahnya dan mulai berjalan meninggalkan sakura.
sakura hanya memutarkan matanya saat melihat ino merajuk kepadanya dan menggelengkan kepala, setelah itu ia menyusul Ino dan merangkul ino dan memberikan tawaran yaitu traktiran agar ino tidak merajuk lagi.
ino pun memekik senang karna sakura akan mentraktirnya, ia akan memporoti sakura habis-habisan setelah ini.
***
Suara pintu terbuka terdengar di sebuah apartemen mewah yang ada di starsbourg, sakura, gadis yang membuka pintu itu pun masuk ke apartemennya dan duduk di sofa yang berada di ruang tamu apartemennya untuk mengistirahatkan tubuhnya yang sangat letih. Setelah dari kampus ino langsung menarik tangan sakura semangat untuk berbelanja di mall dan tentunya sakura lah yang menanggung semua belanjaan ino, seketika ia menyesal memberikan Ino traktiran saat ia melihat semua belanjaan ino yang tidak bisa dikatakan sedikit.
Sakura menghembuskan napas dan beranjak dari sofa menuju kamarnya, rasanya ia ingin berendam untuk menghilangkan rasa letih di tubuhnya.
saat ia asik memejamkan mata dan menikmati air hangat yang menyelimuti tubuhnya, suara dering ponsel terdengar keras hingga ia membuka matanya dan melihat siapa yang menelfon.
"Sasori? tumben" ucap sakura saat melihat nama kakak nya itu, sakura mengambil ponselnya yang tergeletak di samping bath-up dan mengangkat telfon dari Sasori.
"ada apa? tumben kau menelfon" sakura langsung memberikan pertanyaan kepada kakaknya itu yang berada di jepang.
"memangnya aku tidak boleh menelfon adik ku sendiri?" balas Sasori di sana.
"bukan begitu, biasanya kau akan menelfon ku saat sedang hari libur, dan seingat ku sekarang tidak hari libur" jelas sakura kepada Sasori.
suara kekehan ringan terdengar di balik telfon sana.
"aku hanya merindukan mu, bagaimana kabar mu disana?"
"baik, sangat baik"
"kau sekarang ada dimana?"
"apartement, ada apa sih? aku jadi curiga"
Suara tawa pun terdengar dan kini suaranya makin keras.
"kenapa kau harus curiga?" sambil meredakan suara tawanya.
"ya aneh aja, kau tiba-tiba menelfon ku seperti ini"
"hmm, sebenarnya aku merasa khawatir pada mu" jelas Sasori dengan nada serius, sebenarnya ia merasa gelisah terhadap adik kecilnya itu tapi ia tidak tau kenapa, makanya ia langsung menelfon adiknya itu.
"tenang saja, tidak ada yang perlu kau khawatirkan aku baik-baik saja di sini" ucap sakura untuk menenangkan kakaknya yang sedang khawatir di sana.
"bukankah di sana jam 3 pagi?" tanya sakura saat baru menyadari perbedaan jam antara Perancis dan Jepang, seingatnya di sini jam 08 malam dan jika di Jepang jam 03 pagi.
"aku terbangun karna haus dan tiba-tiba aku mengingat mu dan berakhirlah aku menelfon mu"
"tidur lah lagi, aku yakin kau masih mengantuk"
"baiklah, jika ada yang tidak beres segera hubungi aku"
"siap, captain!" balas sakura dengan lantang, dan di balas dengan kekehan Sasori, setelah itu percakapan mereka berakhir dan sakura mulai bangkit untuk membilas tubuhnya, tiba-tiba ia sangat merindukan kasurnya yang ingin di sentuh itu.
~~~
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bond
Fantasybagaimana jadinya di saat kau akan hampir kehilangan nyawa tetapi kau malah terbangun di tempat yang tidak pernah kau sangka?