Family Love ?
Naruto menghela nafasnya lelah. Ini sudah sekian helaan nafasnya yang sudah ia buang sia-sia. Mengingat ucapan Karin beberapa minggu lalu. Yang menegaskan bahwa ia menyukai Sasuke dan Naruto harus menjaga jarak. Mereka adalah saudara jadi mereka tidak bisa bersatu.
"Dobe. Kau tidak akan bertumbuh jika terus menghela seperti itu" ucap Sasuke. Saat ini memang mereka berada di atap sekolah. Menolak untuk makan di kantin karena langit sangat cerah di musim panas ini. Jadi mereka berdua memilih berpisah dengan teman-teman mereka dan menikmati angin sepoi-sepoi di sana.
"Apa hubungannya?" Tanya Naruto heran.
"Pertumbuhanmu berhembus keluar bersamaan dengan nafas yang kau buang. Makanya kau pendek" ujar Sasuke datar.
-ctak-
Perempatan siku tercetak di kening mulus Naruto. Ia anti dengan kata pendek. Apalagi yang keluar dari mulut Sasuke.
"Aku masih bertumbuh -ttebayou!"
"Ya. Sayangnya hanya 0.00001 mili pertahun"
-plak-
"Teme menyebalkan!" Naruto menggeplak kepala Sasuke kesal kemudian pergi meninggalkannya.
"Ah" Sasuke mengusap kepalanya sembari teringat ia sudah mengatakan hal pantang untuk Naruto.
Dan yaaah , Naruto menghindarinya.
Bahkan sampai di latihan klub mereka pun Naruto menghindarinya.
"Kalian bertengkar?" Tanya Neji menghampiri Sasuke yang sedang mengelap keringatnya. Biasanya di saat seperti ini Naruto akan menghampirinya dan menyeka keringat itu.
"Hn"
"Apa yang sudah kau lakukan?" Tanya Shikamaru.
"Aku mengatakan ia pendek"
"Hell, Dude. Sampai bertemu dengan malam dingin mu mulai hari ini" ucap Kuba sembari menepuk-nepuk bahu Sasuke. Prihatin.
Naruto yang dalam mode ngambek akan menghindari Sasuke hingga ia lupa kalau sedang ngambek.
"Hah" Sasuke mengusak rambutnya yang penuh keringat. Ngomong-ngomong, ia tidak melihat Naruto sedari mereka pemanasan tadi. Kemana dia?
.
.
.
"Karin-senpai, dimana aku harus meng-"-brak-
Pintu di belakang Naruto tertutup dengan kencang.
-cklik-
Dan terkunci.
Wajah Naruto memucat. Ia segera berlari pintu gudang itu dan berusaha membukanya.
-brak brak brak-
Ia menggedor pintu dengan panik.
"Karin-senpai!" Teriaknya.
Karin yang berada di depan gudang hanya menatap datar pintu itu. Kemudian melempar kunci sembanrangan dna meninggalkan gudang tersebut.
"Selamat menikmati malammu. Naruto" gumamnya. Ya. Hari ini hari sabtu. Klub akan latihan sampai malam dari siang setelah sekolab setengah hari. Dan Karin membawa Naruto kemari setelah istirahat. Jadi Sasuke tidak akan curiga akan kepergian si pirang itu karena fokus latihan.
Naruto yang tidak merasakan hawa keberadaan siapapun di luar sana makin panik.
Ia punya ketakutan berlebih pada ruangan gelap. Dan sendiri. Jadi dengan segala kekuatan yang ada, ia menggedor pintu itu semakin kencang. Meski ia pesimis. Gudang di belakang sekolah adalah tempat yang jarang di dekati para siswa. Selain bentukannya yang sudah kumuh. Memang tidaka ada yang bisa di lakukan di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Family Love?
FanfictionTidak ada deskripsi lain selain, cerita ini mengandung unsur BL. Buat yang homophobic boleh ga usah di baca aja ya 😌 biar tidak meninggalkan jejak berupa hujatan di kolom komentar 😊