014

4.8K 547 36
                                    

Family Love?

Naruto terpaku melihat foto yang ada di tangannya. Foto Minato, Kushina, dan seorang anak kecil berambut pirang yang mirip dengannya.

"Bukankah ini... Dei-Nii?" gumam Naruto. "Tapi...."

-Tok tok-

Suara pintu di ketuk membuat Naruto tersentak.

"Naruto-sama.. Anda tidak apa-apa?" Tanya pelayan yang sebenarnya tadi sudah pergi, tapi kembali karena khawatir Naruto tidak juga menyusulnya.

"Ah. Eh? Uhm, ya." Naruto segera meletakkan pigura foto itu kembali di meja. Dan segera berjalan menuju pintu.

"Anda tidak apa-apa?" Tanya sang pelayan lagi saat melihat Naruto membuka pintu.

"Euhm."Naruto mengangguk singkat.

"Baiklah, makan malam sudah kami siapkan di bawah"

Naruto kembali mengangguk. Sang pelayan pun berpamitan untuk permisi karena masih ada hal yang harus ia lakukan.

"Ano... " Sebelum si pelayan pergi Naruto memanggil.

"Ya?"

"Bolehkah aku meminta makananku di bawa ke kamar? Aku... sedikit tidak enak badan" ujar Naruto.

"Ah, baiklah. Apakah perlu aku memberi tau tuan besar?"

Naruto menggeleng. "Tidak usah."

"Baiklah. Nanti akan saya antar ke kamar anda"

"terima kasih" ujar Naruto pelan.

Setelahnya ia segera berjalan menuju kamarnya. Dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Tepat setelah ia selesai mandi, makan malamnya sudah tersedia di nakas samping ranjangnya.

Namun tidak di sentuhnya. Ia lebih memilih mendudukkan dirinya di pinggir ranjang.

'jadi... Kushina-Baa san adalah Kaa-san Dei-Nii?'

'Tunggu, bukankah itu berarti dia Kaa-san ku jadi?'

'Kenapa.... Dei-Nii tidak memberi tau?'

Naruto teringat akan sikap Deidara saat Kushina datang ke acara ulang tahunnya beberapa bulan yang lalu.

'Apa... aku tidak berhak tau?'

Sakit, hati Naruto sakit, saat tau Ibu kandung yang selama ini ia pertanyakan ada di jarak yang sangat dekat dengannya.

'Lalu kenapa Kushina Baa-san juga... seakan-akan menutupinya?'

'Apa.... Aku sebegitu tidak diingannkannya?'

Naruto tersenyum miris. Kembali teringat kembali akan sikap Minato yang mulai berubah akhir-akhir ini.

"Apa... itu juga palsu? Agar aku tetap berada di sini? Menjadi penerus yang di butuhkan?" lirih Naruto. Apalagi mengingat keributan kemarin antara sang Ayah dengan seseorang yang tidak ia kenal."Toh nyatanya mereka memang membuangku kan dulu?"

"Aku memang tidak diinginkan" gumam Naruto miris. Dia menatap boneka teddy bear pemberian Minato lama.

Sebelum menghela nafas.

'Apa yang harus kulakukan?'

.

.

.

.

Kushina di kediamannya termenung di beranda kamarnya. Memikirkan apa yang harus ia lakukan. Dan anak bungsunya yang belum bisa ia temui dan kembalikan ke keluarganya.

Family Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang