Terhitung sudah satu bulan Baekhyun bolak balik ke rumah Zira. Dan tentu saja Zira tidak mau menemuinya. Baekhyun bingung mau bagaimana lagi membujuk gadis itu agar mau menemuinya walau hanya satu kali saja. Namun usahanya selalu gagal.
Kini Baekhyun sedang duduk diruang tamu rumah Zira, bersama Chanyeol yang kebetulan sedang mengantar titipan mamanya.
"Gimana?"
Baekhyun menghela nafas pasrah. "Ya gitu, gaada perubahan"
"Udah coba bujuk?"
"Udah yeol, udah sebulan gue bujuk tetep aja gamau keluar kamar" ujar Baekhyun frustasi.
"Coba tunggu aja, biasanya jam segini Zira bakal turun buat makan"
Benar saja, tidak lama setelah itu terdengar suara langkah kaki menuruni anak tangga. Zira berjalan dengan tenang tanpa menyadari bahwa diruang tamu masih ada Baekhyun.
"Panjang umur tuh, coba lo samperin" ujar Chanyeol.
Baekhyun tanpa babibu pun langsung menghampiri Zira. Zira yang masih belum sadar pun dengan santainya meminum susu dari dalam kulkas.
"Zira" panggil Baekhyun pelan.
"Uhukk-" Zira tersedak karena terkejut.
Baekhyun yang melihat itupun langsung menghampiri dan mengelus punggung Zira.
"Pelan-pelan ra"
Sambil mengembalikan susu kedalam kulkas Zira berkata dengan terbatah.
"M-masih disini?"
Baekhyun hanya mengangguk.
Zira hendak pergi tetapi tangannya dicegah oleh Baekhyun.
"Ra, dengerin sebentar, aku mau ngomong"
Zira berusaha melepaskan diri tetapi genggaman tangan Baekhyun dilengannya terlalu kuat. Mata Zira tidak sengaja melihat Chanyeol yang sedang bersantai menonton televisi.
"YEOLLIIEE" teriaknya.
Chanyeol yang sedari tadi diam pun terkejut. Hampir saja dia terjatuh dari sofa. Sambil mengelus dada Chanyeol menoleh kearah Zira.
"Jangan teriak didalam rumah Ziraaa~"
Zira tidak peduli dengan Chanyeol yang hampir jantungan. Raut wajahnya mengisyaratkan bahwa dia butuh bantuan. Tetapi Chanyeol tidak peduli dan kembali menonton televisi.
"Udah sih ra, ngomong bentar gak bakal bikin kamu pingsan" ujar Chanyeol acuh tak acuh.
Zira geram karena Chanyeol tidak bisa diajak berkompromi. Gadis itu melirik Baekhyun yang kini sedang menatapnya lekat. Tapi tidak ada satu menit Zira sudah memalingkan wajahnya.
"Raaa, udah ya marahnya, kita ngobrol bentar ya?" Ujar Baekhyun lembut.
Tak ada jawaban, Baekhyun memohon. "Bentaaaar aja, hm?"
Mendengar nada bicara Baekhyun yang setengah frustasi membuat Zira mau tak mau harus mengiyakan.
"Y-yasudah, ta-pi jangan lama lama" ujar Zira hampir tak terdengar suaranya.
Baekhyun tersenyum. Akhirnya penantiannya selama satu bulan membuahkan hasil juga.
"Nanti malam di taman belakang rumah kamu ya?" Tanya Baekhyun.
Zira sedikit mengernyit mendengarnya.
"Mengapa tidak sekarang saja?" Zira balik bertanya dengan wajah polos.
"Maaf, aku ada urusan dulu sama mama" ujar Baekhyun tersenyum canggung.
Zira mengangguk memaklumi.
"Yaudah, sampai ketemu nanti malam" setelah berkata begitu, Baekhyun pergi dari rumah Zira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Addictive Pain || Byun Baekhyun (END)
FanfictionBaekhyun adalah candunya. Seberapapun rasa sakit mencintai pria itu, tetap saja dia mencintainya. Berkali-kali lipat dia disakiti. Berkali-kali lipat pula dia semakin mencintai. Baekhyun acuh, tak peduli, dingin. Dia tetap mencintainya. Baekhyun mem...