Part ini khusus Baekhyun.
🍎🍎🍎
Baekhyun yang baru saja sampai dirumahnya membaringkan diri diatas ranjang. Dia masih kesal dengan adik kelasnya yang mengganggu 'kegiatan' bersama kekasih barunya tadi. Andai saja gadis itu tidak mengacau, dia pasti tidak akan sekesal ini.Baekhyun menatap langit-langit kamarnya. Pikirannya mulai berkeliaran kemana-mana. Hingga setetes liquid bening menetes membasahi pipi kirinya.
"Andai saja aku bisa mencegahmu pergi." Gumamnya sendu.
Jika kalian pikir Baekhyun adalah pemuda yang keras, kalian semua salah. Baekhyun hanyalah pemuda lemah yang masih terjebak dengan kenangan masa lalunya.
Kenangan yang ia buat dengan gadis manis berpipi tembam sepuluh tahun yang lalu. Masih sangat melekat kuat diingatannya sosok itu yang selalu menemani hari-harinya.
Cara gadis itu tersenyum. Cara gadis itu tertawa. Cara gadis itu membujuknya ketika marah. Cara gadis itu mengerucutkan bibir saat kesal. Baekhyun merindukan semua itu.
Entah mengapa sangat sulit untuk melepaskan dan merelakan gadis itu tenang disisi tuhan. Padahal Baekhyun ingin sekali mengikhlaskan.
"Kumohon berhentilah menganggu pikiranku." Ujarnya masih dengan posisi terlentang menatap langit-langit kamarnya.
Drrrt Drrrt
Baekhyun segera mendudukkan dirinya saat dirasa ponselnya bergetar.
"Halo?"
"Baek"
Suara berat dan sedikit serak membuat Baekhyun tertegun beberapa saat.
"Ada urusan apa lo sama gue?" Datar.
"Ada yang mau gue omongin"
"Yaudah tinggal ngomong"
"Gak ditelfon, gue pengen ngomong langsung sama lo"
Baekhyun menghela nafas sejenak.
"Yaudah, kapan?"
"Jam 8 malem dicaffe defaistrue"
"Oke"
Tuut
Sambungan telefon diputus oleh Baekhyun. Baekhyun melirik jam yang berada dinakas sejenak. Masih jam 3 sore, jadi masih lama dia akan menemui orang yang menelfonnya.
🍎🍎🍎
Sekarang Baekhyun sudah ada di caffe tempatnya bertemu dengan pemuda yang menelefonnya. Didepannya sudah ada Strawberry Milkshake yang menemaninya. Beberapa kali matanya melirik jam yang sudah hampir pukul setengah 9.
Berarti sudah setengah jam Baekhyun menunggu. Helaan nafas berat terdengar darinya. Kembali menyesap minuman pesanannya. Jika sampai jam 9 orang itu belum datang, maka Baekhyun akan pulang.
TING
Bunyi bell pintu caffe saat dibuka. Baekhyun reflek mengalihkan pandangannya kearah pintu. Dan terlihatlah seseorang yang dia tunggu dari tadi.
Orang itu melambaikan tangan ke Baekhyun untuk menyapa, lalu berjalan agak tergesah kearahnya. Saat sudah berada dihadapan Baekhyun, orang itu langsung duduk didepannya.
"Sorry gue telat, lo udah nunggu lama ya?" Orang itu merasa tidak enak.
"Sans aja, jadi lo mau ngomong apa?" To the Poin. Itulah Byun Baekhyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Addictive Pain || Byun Baekhyun (END)
FanficBaekhyun adalah candunya. Seberapapun rasa sakit mencintai pria itu, tetap saja dia mencintainya. Berkali-kali lipat dia disakiti. Berkali-kali lipat pula dia semakin mencintai. Baekhyun acuh, tak peduli, dingin. Dia tetap mencintainya. Baekhyun mem...