KRING KRING KRING
Dengan sedikit tergesah-gesah, Zira mengemas peralatan menulisnya kedalam tas. Pikirannya kini hanya tertuju untuk menemui senior favoritenya. Apa kalian sudah tahu bahwa Zira tidak mempunyai teman satupun disekolah?
Jika sudah, maka kalian tidak akan heran jika melihat gadis itu berjalan seorang diri menuju kantin. Sudah pemandangan yang biasa di sekolah ini, melihat gadis berambut sebahu berjalan layaknya anak kecil disepanjang koridor saat bell istirahat berbunyi.
Perasaannya sedang berbunga sekarang. Kemarin bekalnya ternyata tidak dibuang, dan Sehun berkata senior manisnya itu menghabiskan strawberry shortcake buatannya. Dia ingin segera melihat senior manisnya itu. Menemaninya makan siang dikantin seperti hari-hari biasanya. Meskipun tadi pagi dia lupa memasakkan bekal untuk seniornya. Kaki kecilnya terus berjalan menuju kelas seniornya.
Hingga saat matanya melihat kelas itu hanya tinggal beberapa meter lagi didepannya, langkahnya semakin cepat. Tidak sabar bertemu dengan laki-laki manis itu.
Saat sudah berada diambang pintu, kepalanya menengok kekanan-kekiri mencari keberadaan orang yang dia cari. Senyumnya semakin lebar saat matanya menangkap sosok laki-laki yang sedang duduk dikursi dengan headseat yang terpasang dikedua telinganya.
Tangannya berada didalam saku celana bahan sekolah yang dipakainya. Matanya tertutup menikmati alunan lagu yang sedang terputar.
Zira tanpa ragu menghampiri seniornya itu. Sedikit mengendap-endap agar tidak ketahuan oleh sosok yang berada beberapa langkah didepannya itu.
Saat sudah berada tepat disampang Baekhyun, Zira malah terdiam. Mengangumi sosok yang selama ini membuat jantungnya berdegup kencang karena gugup, juga sosok yang selalu bisa membuatnya merasa sakit hanya dengan sikapnya.
Mata sipit itu. Ingin sekali Zira melihat mata itu membentuk eyesmile.
Bibir tipis itu. Ingin sekali Zira melihatnya tersenyum lebar karena dirinya.
Mungkin merasa terganggu, Baekhyun perlahan membuka matanya. Melirik gadis disebelahnya acuh, lalu kembali memejamkan matanya.
"Kak Baekhyun." Zira berujar sedikit keras agar seniornya itu mendengar panggilannya.
"(.......)" Namun tidak ada balasan.
"Kak Baekhyun." Kini Zira memberanikan diri menyentuh bahu lebar itu.
Baekhyun kembali membuka matanya. Melirik kembali Zira yang menundukkan kepalanya takut. Lalu melirik tangan gadis itu yang masih bertengger dibahunya. Dilepasnya headseat yang menyumpal telinganya itu.
"Bisa kau singkirkan tanganmu?" Datar.
Tidak ada nada atau intonasi dalam pertanyaan itu, atau mungkin ancaman. Baekhyun memang selalu berbicara dengan bahasa yang cukup baku jika dengan Zira. Dan bahasa itu hanya digunakannya untuk orang yang tidak dia suka.
Zira reflek menarik tangannya dari bahu seniornya. Gadis itu merasa takut jika mendengar suara datar itu berbicara padanya. Jika sebelumnya gadis itu akan dengan senyuman lebarnya terus berbicara saat Baekhyun diam, maka gadis itu akan menciut merasa takut saat seniornya itu mulai berbicara.
Laki-laki manis itu menarik tangan Zira dengan kuat.
BRUK
Zira merasa punggungnya seakan hancur saat dengan keras menghantam dinding kelas. Matanya terpejam merasakan sakit itu menjalar ke pergelangan tangannya yang berada dalam cengkeraman laki-laki didepannya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Addictive Pain || Byun Baekhyun (END)
FanfictionBaekhyun adalah candunya. Seberapapun rasa sakit mencintai pria itu, tetap saja dia mencintainya. Berkali-kali lipat dia disakiti. Berkali-kali lipat pula dia semakin mencintai. Baekhyun acuh, tak peduli, dingin. Dia tetap mencintainya. Baekhyun mem...