3. antara Luna dan Alan (revisi)✅

125 18 0
                                    

Hai!!!
Makasih udah mau baca
Maaf kalau ceritanya ga jelas .
Jangan lupa vote dulu yuk! Gratis kok
Udh follow aku?
Makasih

Happy reading!!!

.
.
.
.
.
Jangan membuang yang tulus demi yang sempurna , ingat karena yang sempurna itu nggak ada di dunia ini, itu cuma ilusi semata ~alan saputra

Dan disinilah Luna dan Alan , didepan pagar yang sudah tertutup rapat. Luna melihat arloji yang ada di tangannya . Jam menunjukkan pukul 07.20, yang artinya mereka terlambat 20 menit .

"Mending balik aja lun , cabut aja" Alan menarik tangan Luna untuk pergi dari sana .

Mereka memutuskan untuk pergi sebelum guru piket memergokinya . baru saja satu langkah mereka berjalan sepertinya Dewi Fortuna tidak berpihak padanya karena sebuah suara yang ia kenal menginterupsi mereka untuk berhenti.

" Luna , Alan berhenti , mau kemana kalian?, Kalian telat hah?"teriak Bu Marni sambil menatap garang mereka.

" Eh ibu " Luna berucap sambil menunjukan cengirannya .

"Jadi alasannya apa?" Ucap Bu Marni sambil menatap nyalang ke arah Luna.

"eh...eee...anu Bu....saya...abis ikut kuis adem sari bu" ucap Luna melantur , matanya terus melirik ke sekitar dengan berusaha menahan panik

" Ngaco kamu , sekalian saja kuis larutan cap badak! "

" Iya kan ibu badak nya" gumam Luna lalu tertawa.

"Kenapa kamu ketawa?!, Sudah ayok ikut ibu , kamu ibu hukum , kecuali Alan , Alan kali ini kamu ibu maklumi"

Luna membelalakkan matanya tidak terima . Yang benar saja mentang - mentang Alan anak pemilik sekolah ia tak dihukum . padahalkan ia juga, walau ia tidak memberi tahu siapa pun, huh tetep saja tidak adil.

"Eh.. nggak usah Bu ,saya dihukum aja kan saya juga telat" , Alan menolak untuk tidak dihukum pasalnya ia kasian melihat adiknya itu di hukum sendirian

"Yasudah ayo ikut ibu" perintah Bu Marni lalu melenggang pergi yang membuat Luna dan Alan terpaksa untuk mengikuti guru itu .

Dan disinilah mereka sekarang, dibawah terik sinar matahari . Sedari tadi hormat ke pada sang merah putih benar- benar membuat mereka penat.

"lo kenapa mau dihukum?"bisik Luna

"Terus Lo pikir gw kakak macem apa yang ninggalin adek nya sendirian dihukum berjemur di lapangan sambil hormat?"bisik Alan yang mampu membuat hati Luna menghangat , ia melengkungkan ujung bibirnya .

Sudah Jangan tanyakan kulit Luna sekarang , kulitnya sudah mulai memerah karena terkena panas matahari , Alan yang melihat pun jadi tak tega , biar menyebalkan Luna masih menjadi adik nya kan?.

alan mengangkat tangan kirinya yang bebas guna menutup kepala dan wajah Luna dari sinar matahari. Luna langsung menoleh menatap Alan yang juga tengah menatapnya.

"Biar ga kepanasan, so sweet kan gw jadi kakak Lo?" Alan menyengir sambil menaik turunkan alisnya.

"Bisa aja Lo kak" Luna memberi pukulan kecil pada lengan pria itu .

Disisi lain....

Bara , Leon,Arkan dan Bryan sedang berjalan di koridor dekat lapangan . Mereka berniat membolos ke rooftop.

"Bar, liat deh bukannya itu bang Alan sama Luna?"tanya Leon sambil menunjukan kearah lapangan.

"iya itu mereka ,tapi kok Alan romantis banget si?, Anjirrrrr kayak di drama Korea gw liat mereka" ucap Bryan heboh.

ALUNA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang