9. siap terluka (Revisi)✅

97 14 0
                                    

Hai Makasih udah mau baca
Maaf ceritanya ga jelas
Udah vote? Vote yuk gratis kok
Udah follow aku?
Makasih

Happy reading!.
.
.
.
.
.

"jika luka ku dapat ditukarkan dengan kebahagiaanmu , maka aku siap terluka untuk mu"
~aluna Adhistya

Pagi ini Luna sudah dibuat sial oleh ban mobilnya yang tiba - tiba saja meletus di jalan . Ia tadi bangun kesiangan karena tadi malam ia harus  maraton Drakor , jadi tadi ketika ia habis sholat subuh dan memasak nasi goreng ia langsung tidur kembali , lihat sekarang jam sudah menunjukkan pukul 06.55 yang artinya 5 menit lagi bel masuk , ah sial sekali sepertinya hari ini.

"Akhh sial banget gw , terus gmn dong? Nggak ada angkot, taksi , atau bus lewat lagi, bisa telat gw" misuh Luna sambil menendang ban mobilnya .

"Gw lari aja kali udah nggak jauh ini"ucap Luna lalu mengambil tas nya di dalam mobil , mengunci mobilnya dan berlari ke sekolah yang jaraknya sudah tidak jauh.

Dan yah .....
Pintu gerbang sudah tertutup rapat. Luna membuang nafasnya panjang , dasar sialan tidak tahu apa Luna sudah berlari sampai cape seperti ini.

Dan ....ya tuhan.... sepertinya kebahagiaan tak berpihak padanya hari ini . Baru selangkah gadis itu ingin beranjak pergi tapi seorang wanita berbadan gempal menginterupsinya untuk berhenti,  siapa lagi kalau bukan Bu Marni sang guru piket yang selalu membawa penggaris rotan panjang saat sedang bertugas.

"Mau kemana kamu Luna? Berhenti kamu di situ!!!"teriaknya sambil berkacak pinggang .

"Sialan ketauan gw" desis Luna pelan

"Eh ibu , anu Bu saya anu aduh apa yah Bu?"ucap Luna sambil menunjukan cengiran tak berdosa nya.

"Sudahlah ibu tidak mau dengar alasan kamu yang ngaco itu. Ayok ikut ibu!!!" Bu Marni langsung menarik kuping sebelah kanan milik Luna yang membuat sang empu meringis kesakitan.

"Aduh Bu , Bu yah ibu, lepasin dong Bu , ya ampun Bu kuping saya nanti copot , Bu astagfirullah Bu sakit banget" rintih Luna sambil memohon untuk dilepaskan. Bagaimana tidak? Bu Marni menjewer telinga nya sangatlah tinggi , beuhhhh sakit borrr .

"Udah tau sakit kenapa kamu masih suka telat terus hah?"hardik Bu Marni  pada Luna .

Langkah kaki Bu Marni berhenti membuat Luna ikut menghentikan langkah kakinya. Tapi seketika mata Luna membelalak .

"Bu Sinta bisa saya minta tolong , Luna saya mau hukum sapu halaman belakang saya bedakan hukuman dia biar dia kapok, tapi karena banyak murid yg telat jadi saya gak bisa ngawasin Luna . Bu Sinta bisa ngawasin Luna?"ucap Bu Marni tanpa menghentikan jeweran nya pada Luna .

Sedangkan Luna?ia masih dengan keterkejutannya. Kini ia merasakan antara malu dan sakit . Bagaimana tidak? sekarang dihadapannya terdapat Bu Sinta tapi sepertinya bukan itu masalahnya karena masalahnya adalah disamping Bu Sinta ada bara . Malu bukan bertemu dengan sang pujaan hati dengan posisinya yang seperti sekarang? Jatuh sudah image Luna dihadapan bara, tapi kan image emang udah dari dulu jelek.

"Oh saya tidak bisa Bu Karena ada jadwal mengajar dikelas 11 IPA 2, tapi bara bisa mengawasi Luna kok Bu"ucap Bu Sinta yang membuat Luna senang bukan main.

"Nak bara bisa?"tanya Bu Marni dengan lembut terhadap bara yang mau tak mau lelaki itu mengiyakan , bara mengangguk ragu .

"Yesss sama bara"batin Luna.

ALUNA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang