Aku segera masuk ke kamar ku di kos-kosan. "Haduhh." Kataku sambil menutupi muka merah ku. "Lebih c-cantik katanya?" Aku duduk di lantai. "Yah, semua orang memang bilang kalau aku cantik, tapi kenapa... kalau yang bilang aku cantik itu ali, rasanya a-aneh..." kataku sambil menyentuh pipi merah ku. "Dan.. aku tidak merasa kalau diriku ini cantik..." aku terdiam. Tiba-tiba ada seseorang mengetuk pintu, pintu kamarku kan aku kunci. "S-siapa?" Tanyaku. "Nana yang anggun dan cantik." Aku nyengir.
Aku segera menghilangkan muka merahku, dan membuka pintu. "Ada apa?" Tanyaku, nana menunjuk ke depan pintu, ada ibuku... ibu mata. "Oh, terimakasih na." Kataku sambil berjalan ke pintu, nana mengangguk dan pergi ke dapur. "Putri mata." Kataku sambil menahan tawa, ibu mata hanya nyengir tipis. "Ada seli disana?" Tanya ibu mata sambil melirik kedalam kos-kosan. "Seli sedang pergi kencan dengan ily." Jawabku santai, ibu mata spontan melotot, mama nya seli yang lagi berjalan kearah ibu mata dan aku tersedak seketika, ya karena mama nya seli lagi minum air putih. "Sejak kapan?!" Seru mama nya seli. "Baru saja." Mama nya seli terdiam. "Kamu kapan menyusul seli? Ra. Dan dengan siapa menyusul nya?" Tanya ibu mata sambil tertawa, Aku melotot, tidak menjawab. Ali di dalam sedang mengamati pembicaraan kami bertiga, aku, ibu mata, dan mamanya seli tidak tahu.
Ibu mata dan mamanya seli hanya ingin melihatku dan melihat seli, mereka pulang 1 jam kemudian, ali, nana, beserta teman kos yang lain masih pada nyuci lah, nyetlika lah, aku masih duduk di kursi teras. "Panas banget hari ini..." gumamku, ini sudah siang hari. "Aku mau beli minuman kaleng atau es krim saja..." kataku sambil berdiri dan berjalan ke gerbang. "Ra." Aku menoleh, itu ali. "Hm?" Ali berjalan kearah ku. "Kamu mau kemana, ra?" Aku hanya menatap nya dengan bingung, sejak kapan dia...? Sudahlah, aku jawab saja. "Beli minuman kaleng sama es krim di xxxx mart." Jawabku. "Oh, aku ikut boleh?" Aku melotot. "Terserah kamu saja, lah." Ali mengikuti ku, sampai ke xxxx mart. "Kamu tidak menggunakan teknik teleportasi mu?" Tanya ali. "Heh, siang hari kek gini mau pakai teknik teleportasi? Di tempat ramai juga? Kamu mau kita berdua ketahuan mempunyai kekuatan?" Ali hanya nyengir. "Yah, tidak apa-apa, kamu pergi dulu ke kebun orang, bersembunyi, dan melakukan teleportasi, dari pada berjalan jauh seperti in-" aku menggeleng, membuat ali berhenti bicara, aku segera masuk ke xxxx mart.
Dasar ily dan seli, aku baru saja masuk ke dalam, pegawai xxxx mart baru saja menyapaku, eh, ada orang pacaran, siapa lagi kalau bukan... ily dan seli, mereka bergandengan tangan.... dan memilih-milih coklat di rak khusus coklat, dan rak itu persis ada di depan pintu xxxx mart, aku puanik dong!! Segera aku berlari keluar... eh!!? Aku malah menabrak ali yang mau masuk kedalam??!! Kami berdua jatuh, tentu saja ily dan seli refleks menoleh kearah kami, mereka juga segera tahu kalau itu aku dan ali, karena mereka lebih dulu melihat wajah ali yang menatap mereka. "Ali...? R-" kata-kata ily terpotong karena melihatku segera berdiri, menutupi wajah merah karena malu dilihat semua orang di xxxx mart, dan berlari keluar dari xxxx mart, aku sial sekali hari ini.
Aku berhenti di halaman rumah orang, rumah itu besar, namun terlihat asri, aku ngos-ngosan, karena berlari sejauh 3 km tanpa henti, aku terduduk di rumput-rumput hijau, di depan rumah, aku menghembuskan nafas kesal, aku mengomel sendiri tanpa henti, dan baru berhenti saat seseorang menyentuh bahuku, Aku menoleh cepat. "Siapa kamu....?" Kataku, orang itu tersenyum, laki-laki berusia 18 tahun, terlihat tampan, muka nya kek oreki astaga:> "Perkenalkan gadis cantik, Namaku Rey, umurku 18 tahun, ini adalah rumah keluarga ku, dan siapa kamu?" Aku tersenyum, dan segera memegang kedua tangan nya, menggenggam nya dengan erat. "Namaku Raib, umurku 18 tahun..." Aku baru sadar kalo aku salting, haduh, dia suangat tampan sih:> Rey tersenyum dan membalas menggenggam tangan ku, muka ku merah, segera kutarik tangan ku, dia tertawa kecil. "Aku masuk dulu, btw universitas ku sama dengan mu, jurusan ku bioteknologi, kalau mau bertemu langsung aja kesana, dah... raibku." Katanya sambil mengedip kan salah satu matanya, aku terdiam. "Ya ampun..." gumamku.
Aku kembali ke kos-kosan saat hari sudah sore, jam 5 sore nan lah, aku berjalan gontai ke kamar, disana seli tersenyum sendiri, sambil memegang pipi nya yang merah, aku menatap nya malas. "Hai ra. Yang habis tabrakan sama ali di pintu xxxx mart." Aku mengambil gulungan tisu di dalam toilet dan segera menimpuk seli dengan gulungan tisu itu. "Aduh." Kata seli sambil tertawa. Aku segera mandi dan duduk di meja belajar ku, mengerjakan tugas.
Jam 1 malam aku baru selesai mengerjakan tugas, sedangkan seli belum, mataku kembali menjadi mata panda, aku segera meringkuk di ranjang ku, membungkus tubuh ku dengan selimut, dan segera tertidur. Esoknya, aku dibangunkan seli, kata-kata yang keluar dari mulut nya pertama kali malah... "aku jadian dengan ily kemarin siang." Aku nyengir. "Oh? Saya tidak peduli." Kataku sambil berjalan keluar kamar, seli ingin menggoda ku tapi aku mengabaikan nya, jadi dia berhenti menggoda ku, jam 6 pagi, kami sampai di kampus yang ramai nya minta ampun, aku terus mendorong orang-orang di depan ku, lorong semakin padat, banyak orang, sampai lantai saja tidak kelihatan karena tertutup sepatu orang. Sampai di kelas aku duduk di bangku ku, seli mengamati kalung yang berbentuk love, kutebak itu pemberian ily. Dosen pun datang, menanyakan tugas kami lagi dan lagi, aku segera menumpuk, dan belajar sampai jam istirahat tiba.
Entah apa yang ada di pikiran ku, aku berjalan ke kelas bioteknologi, disana ada ali yang tidak ingin keluar kelas, seli sudah dikantin dari tadi, ali melihatku, dia bingung, kenapa aku kesana, ali kira aku akan menghampiri meja ali, tidak, aku menghampiri meja.... rey, ali melotot tipis kearah rey. "Hai raibku." Aku tersenyum. "Hai juga rey." Aku menarik tangan nya. "Ke taman kampus yuk." Rey mengangguk, aku dan rey berjalan ke taman kampus, ali melotot, menggeram, aura di dalam dirinya bahkan seram, kira-kira dia kenapa ya? Aku sedang ngambek dan sebal ke ali, ily, dan seli, aku juga tidak mood bersama mereka, aku memilih bersama rey saja, jika aku ingin bersama sia, kejauhan bambank:> sebenarnya kalau orang-orang melihat aku dan rey itu malah seperti sedang pacaran, ali berkali-kali bertanya ke aku dengan hawa seram, dia siapa, siapa dia, kamu siapa nya, kenapa kamu bisa kenal dengan dia, aku tidak menjawab dan segera pergi, entah kenapa, hanya hal sepele saja bisa membuatku jadi seperti ini, dasar author lucknut. (Lah kok?)
Entah sampai kapan aku harus ngambek dan sebal ke mereka bertiga... kuharap, tidak lama lagi, dan kurasa... itu hal sepele saja, itu normal, entah apa yang membuatku jadi seperti ini.. dan... aku ngambek tentang apa? Kenapa bisa aku jadi sebal ke mereka? Entahlah.
# Bersambung ke Eps 3 #