"Tamus?!" Seru ku dan seli, tamus melihat kami dengan teliti. "Kalian masih sama." Dahiku terlipat, kalian masih sama? Sama apanya?
"Sama... eh, sama apanya?" Tanya seli pelan, tamus menetap seli. "Tidak apa-apa, ngomong-ngomong siapa dari kalian yang ingin ikut aku membebaskan si tanpa mahkota?" Ali spontan menjawab... "aku." Aku dan seli menoleh kearah ali, aku? Mau amat membebaskan si tanpa mahkota, tapi tidak apa lah. "Ra, seli, kalian tunggu di Klan Mars saja, ya." Kata ali, Aku mengangguk sambil melambaikan tangan, berjalan meninggalkan ali, tamus, dan seli, seli mengucapkan selamat tinggal, dan segera menyusul ku. "Mau kemana, ra?" Bersamaan seli selesai bertanya, dari belakang terdengar suara portal tertutup, mereka sudah berangkat ke Klan Matahari, setelah itu baru akan berangkat ke Klan Galaxy.
Aku menggeleng, aku hanya ingin berjalan tanpa arah dan tujuan dulu, bodo amat kalau nanti tersesat. "Eh, aku seperti sadar akan sesuatu..." kata seli sambil memegang dagu nya sendiri. "Ra!!" Seru seli kencang, membuatku hampir jatuh karena terkejut tingkat ekstrem. "Duh, ada apa sel?" Tanyaku cepat. "Handphone, ransel, peralatan, buku kehidupan, semuanya ketinggalan di Klan Bumi, ra! Bahaya!" Aku berhenti berjalan, melotot. "Yah, kalau yang lain nya ketinggalan tidak apa-apa, kalau buku kehidupan?" Kataku sambil menelan ludah, Seli melompat-lompat panik, aku terdiam, semua orang melihat seli sambil menahan tawa, kepanikan seli terlihat konyol di mata rakyat Klan Mars. "Kita berteleportasi ke Klan Bumi secepatnya, ra!" Aku menggeleng. "Tidak bisa, sel, kalau berteleportasi masih di dalam Klan, juga sejauh mana pun, aku bisa, tapi kalau berteleportasi ke Klan lain itu tidak bisa, sel. Bisanya kalau kita membuat portal ke Klan Bumi." Seli memegang kepalanya, dia panik, entah kenapa, padahal semua orang di Klan ini tidak jahat sekarang, tapi kami tetap panik dan cemas kalau tidak membawa buku kehidupan.
"Hei, kalian berdua kenapa jadi panik seperti ini? Ada apa?" Aku menoleh, seli juga, dahi kami berdua terlipat, orang itu bilang apa? Dia pake bahasa Klan Mars sih, aku dan seli saling tatap.
"Oh iya, kalian tidak bisa bahasa Klan Mars, maaf aku lupa." Aku mengangguk, dia memakai bahasa Klan Bulan, seli yang memakai alat penerjemah canggih di telinga nya ikut mengangguk. "Namaku 001, panggil saja Zero One, atau Zone, aku perempuan, walaupun badan ku seperti laki-laki, em, datar..." aku menahan tawa, seli menyeka mata nya yang berair karena tertawa, tapi tunggu? Namanya... 001? Atau Zero One? Nama macam apa itu? Seperti robot. "Namamu 001? Zero One?" Tanyaku heran, 001 mengangguk. "Kami menggunakan angka untuk menamai seseorang, yah, semua Klan mempunyai nama-nama yang unik dan tersendiri kan?" Aku mengangguk, seli terlihat tertarik dengan menamai orang memakai angka.
"Nama kalian?" Aku tersenyum tipis, aneh juga angka dibuat nama di Klan ini. "Namaku Raib, dari Klan Bulan, di sebelah ku Seli, dari Klan Matahari, kami dilahirkan di Klan Bumi, jadi nama kami ngikut ciri khas nama Klan Bumi." 001 mengangguk lagi. "Ibu dan ayah ku dari Klan Bulan, otomatis aku juga dari Klan Bulan, namun aku lahir di Klan Mars yang baru akan jadi ini."
(Eh btw:v nama yang aku tulis sebagai ciri khas nama Klan Mars ini terinspirasi dari 002 (Zero Two) dan 016 (Darling) dari anime Darling in the Franxx, ya)
"Zone." Panggil seli, 001 mengangguk, mendengarkan. "Umur mu... berapa?" 001 tersenyum, entah kenapa dimana pun kami berada, kalau kami tanya soal umur, pasti yang ditanya auto senyum, aneh. "18 tahun." Seli mengangguk, aku menoleh kearah lain. "Eh, kalian tadi kenapa panik?"
Aku menggeleng. "Tidak apa-apa, bukan hal penting." 001 mengangguk lagi, seli mendekatkan mulut nya ke telinga ku, dan berbisik... "ra.. bukan hal penting dari mana.. itu hal yang sangatt penting.." aku manyun, balas berbisik... "aku cuma berbohong sel.." seli ber-oh pendek, dan kembali ke posisi semula.
Kalau dilihat-lihat muka, tubuh, rambut, semuanya mirip dengan Nagisa deh, jangan-jangan 001 itu kembaran nya Nagisa- dah la, ga mungkin.
"Kalian mau tidak berkunjung ke rumahku, fala dan tamus sudah menyiarkan kalau akan ada 3 remaja yang datang ke sini, jadi aku senang jika kalian mau berkunjung ke rumah ibu dan ayahku." Aku dan seli mengangguk, tentu saja, karena sejak kami sampai di Klan Mars, kami malah mendadak kehausan dan kelaparan, numpang makan dan minum gitu loh:v
Kami berbicara santai dengan 001 di jalan, rupanya Klan Mars baru didirikan 1 tahun yang lalu, namun pembangunannya belum selesai, katanya Klan Mars membutuhkan tenaga kerja, dan kamilah tenaga kerja yang baru itu. "Ini adalah rumahku, ayah sedang berkerja di kantor, ibuku ada di dalam kok!" Aku dan seli kembali mengangguk, 001 itu ramah.
"Zone, kamu membawa tamu-tamu yang ibu ingin temui?" Kata ibunya 001, ibunya cantik, berambut pendek, sebahu lah, kulitnya putih, dan terlihat anggun, benar, itu adalah rakyat Klan Bulan dulunya. "Iya, bu." Kata 001 riang, ibunya 001 tersenyum kearah ku dan seli. "Yang satu nya mana?" 001 menoleh kearah ku dan seli. "Pergi membebaskan si tanpa mahkota bersama tamus, tante." Jawab ku, ibunya 001 ber-oh panjang.
"Ayo silahkan masuk, aku udah nyiapin makanan sama minuman di dalam untuk kalian, jangan malu-malu, anggap saja rumah sendiri." Aku tersenyum, seli juga, kami berempat segera masuk ke rumah, rumah di Klan Mars hampir sama seperti rumah moderen di Klan Bumi, jadi rasanya seperti sedang ada di castle nya ali. "Silahkan duduk." Aku duduk di samping seli, meja makan ini panjang sekali, ibunya 001 meniup peluit yang dijadikan kalung di lehernya, sekejap banyak sekali robot perempuan berbaju pembantu membawa banyak makanan dan minuman, seli melongo, aku melotot. "Silahkan dimakan, kami membuat ini khusus untuk tamu paling di hormati di seluruh dunia paralel." Aku menoleh kearah ibunya 001, seli mengangguk heran. "Ini manusia?" Tanyaku terheran-heran, robot ini sama seperti manusia, namun tangan, kaki, dan tubuh nya dibuat dari besi. "Bukan, ini robot, mukanya memang dibuat sama seperti manusia, robot ini juga punya otak, bisa makan dan minum, teknologi di Klan Mars memang lebih maju dari Klan Lain nya." Aku menatap serius kearah salah satu robot perempuan, robot itu tersenyum tipis, mengangguk kearah ku. "Gila, ini 98% sama kayak manusia, punya perasaan dan otak astaga..." kata seli pelan, 001 dan ibunya tertawa, robot perempuan ini warna rambut nya berbeda, biasanya manusia kan cuma hitam, kalau robot ini ada yang blonde, merah, atau ungu (kalau pengen tahu persis nya si robot kayak gimana, lihat aja anime Violet Evergarden, lihat aja si violet, persis kayak itu deh, bedanya disini seluruh badan terbuat dari besi, cuma kepala nya doang yang enggak)
"Silahkan makan." Kata ibunya 001 riang, aku dan seli mengangguk pelan, makanan ini kalau dilihat-lihat kayak menggoda banget gitu, kelihatan nya enak banget. "Robot-robot tadi makanan nya apa?" Tanya seli kepada 001.
"Paku, besi, tembaga, semen, keramik, alumunium, dll, minum nya air macam-macam, air bekas cucian aja kalau dirasain si robot kayak jus gitu jadinya." Seli tertawa, aku nyengir, itu wajar sih, kan robot. "Kalau selesai makan, sisa nya ditinggal aja, nanti ada robot yang bawa pergi dan nanti dicuci." Aku mengangguk. "Robot-robot itu punya nama?" Tanyaku, 001 mengangguk. "Yah, tapi namanya kayak... code-780, atau code-5278 gitu." Aku ber-oh pendek, ibunya 001 datang bersama 3 orang laki-laki. "Hey tebak siapa yang datang!" Kami bertiga menoleh, seli menatap biasa, dahiku terlipat, 001 melihat kearah ibunya, siapa yang ada dibelakang ibunya 001?
# Bersambung ke Eps 6 #