Seli POV Start
Aku sedang berada di dalam kamar, rebahan sendirian. "Ali dan ra itu kemana sih? Hampir tengah malam gini belum pulang, jangan-jangan mereka sedang kencan?" Aku bergumam sendirian. Tiba-tiba... "RA!!!" Aku terkejut, segera bangun dari kasur. Tadi baru saja aku mendengar suara teriakan ali yang memanggil... ra!! Aku segera berlari kencang ke pintu, tepat saat aku membuka pintu, ali berteriak bersamaan dengan klakson truk, dan bersamaan juga saat raib ditabrak oleh truk itu... "RA!!!!" DUAKHH!!!! Badanku membeku di pintu, "ra..." lirihku. Darah raib berceceran dimana-mana, saking cepatnya truk itu menabrak raib, darah raib sampai berceceran dimana-mana dan ada juga yang berceceran di baju dan wajahku, darah raib menetes deras jatuh ke bawah dari baju dan mukaku, aku gemetaran. 001, fala, mata dan miss selena tiba-tiba muncul, mereka langsung terkejut melihat darah raib dimana-mana, truk yang menabrak raib masuk ke sungai di samping jalan, bahkan pengemudinya sudah... (death). Yang paling shock adalah ibunya raib. Siapa lagi kalau bukan mata. "Raib?!!!" Mata menemukan tubuh raib yang penuh darah, tapi... mata tidak menemukan kepala raib. "Tidak..." mata tiba-tiba pingsan. Ali terjatuh dan pasrah. Aku jatuh tersungkur ke tanah. "Tidak!!!" Aku menangis sejadi-jadinya, berulang kali kupanggil nama raib. Tamus diam membeku di samping ku, tamus bahkan tidak berkedip, dia... shock. Fala terjatuh ke tanah, fala berulang kali berkata.. "ini salahku, ini pasti salahku." 001 tidak percaya kejadian ini. "Ini pasti mimpi... tidak, ini... bukan... tidak! Ini... tidak mungkin..."
"Sebenarnya... kalian aku suruh untuk mengatasi pembully an oleh helena, aku tahu ini adalah masalah yang bodoh, yang kumintai bantuan untuk membangun klan mars hanyalah mata dan miss selena, semua ini adalah trik ku, aku memang buruk, maafkan aku, seli, ali, raib...." kata fala. Aku menangis tersedu-sedu. "Kalian semua boleh pulang, anggaplah aku orang paling buruk diseluruh klan." Lanjut fala.
Setelah kejadian ini, dunia terasa sesak, semua bersedih, tidak ada rasa kebahagiaan, aku tidak bisa menceritakan semuanya, intinya... kami kehilangan sahabat, kami kehilangan putri bulan, tazk dan mata kehilangan anak satu-satunya, dan ali kehilangan cinta pertamanya dan satu-satunya, fala menjadi orang paling buruk diseluruh klan, dia bilang dialah biang kerok nya dan dia tidak bisa memaafkan dirinya sendiri.
Seli POV End
Raib POV Start
Beberapa detik sebelum aku ditabrak, aku sudah tahu kalau ini adalah kesalahan ku sendiri, karena aku salting, aku membuat semua orang depresi, ini bukan kesalahan fala, ini adalah salahku sendiri.
Raib POV End
Seli POV Start
Di Klan Bumi
Berbulan bulan lamanya Setelah pemakaman raib, aku sedang berjalan ke cafe terdekat dengan terhuyung-huyung, aku masuk ke cafe dan duduk, sekilas, aku melihat... raib duduk di pejok cafe sambil minum boba, dia terlihat seperti remaja kuliahan biasa, di kepala nya seperti hanya ada urusan kuliah saja, dia bahkan tidak mencari ku, mata, tazk ataupun ali, aku terkejut, segera kudatangi raib. "Ra?! Apakah benar itu kamu? Kamu hidup kembali?!" Raib menoleh, mukanya terlihat heran dan kebingungan. "Em, maaf? Ra? Mungkin anda salah orang, dan... hidup kembali?" Aku terkejut. "Salah orang? Kamu raib kan? Kita menjelajah di klan mars beberapa bulan yang lalu!" Raib melotot. "Maaf! Saya bukan raib, mungkin yang namanya raib mirip dengan saya, tapi yang jelas anda salah orang, tentang klan mars... apa itu? Klan mars...? Anda dengan orang yang bernama raib pernah ke planet mars? Apakah kalian naik dengan astronot?" Hatiku terasa perih. "Ra? Kenapa bahasa mu formal sekali? Kenapa kamu seperti lupa dengan aku? Aku seli, ra. Kamu amnesia? Ini dirimu, kan? Kamu hidup kembali, kan?" Raib terlihat tidak nyaman denganku, dia menatapku seperti sedang menatap orang gila, hati dan mata ku sama-sama terasa perih. "Maaf sekali lagi, nona? Haha, nama saya ani. Anda dengar? Nama saya adalah ani. Saya tidak amnesia, saya ingat memori saya dari kecil, tidak ada satupun yang terlupakan. Tentu saya bicara formal karena saya tidak mengenal anda, tidak sopan bukan? Bicara tidak formal pada orang yang tidak dikenal. Yang terakhir... hidup kembali... apakah yang bernama raib sudah... yah, seperti itu?" Aku shock, segera aku membuka hp ku, ku chat ali.Aku menceritakan semuanya pada ali, dan segera kusuruh ali kesini, belum ada 30 menit an, ali sudah sampai kesini. "Perempuan di depan ku ini benar-benar sudah gila..." gumam raib pelan, tapi aku bisa mendengarnya, air mata pelan-pelan jatuh menuruni pipi ku. "Seli! Dimana raib?!" Ali berlari menghampiri ku, raib benar-benar sudah tak tahan, dia segera berlari keluar dari cafe, ali melihat raib keluar dari cafe dan bertanya padaku. "Apakah itu raib?" Aku mengangguk sambil mengusap air mataku. "Kenapa bisa dia lupa pada kita?" Aku menggeleng. "Kita harus mengejar nya!" Aku mengangguk, segera, aku dan ali berlari mengejar raib atau... ani.
Ali yang adalah seorang mantan atlet atau masih atlet basket, pasti larinya cepat, dia berhasil menghadang raib, raib terlihat tersentak. "Kau laki-laki aneh, minggir! Jangan halangi jalan ku, aku sudah malas dengan perempuan gila di belakang ku." Ali terkejut, dia tidak percaya apa yang raib katakan padanya. Aku segera menyusul ali. Raib menoleh. "Kau perempuan gila, jangan mengganggu ku lagi, pergi lah!" Aku kembali menangis, aku berusaha menahan tangis ku, tapi tidak bisa. "Ra! Aku tidak percaya apa yang kau katakan padaku tadi, laki-laki aneh?" Raib menatap ali dengan muka kesal. "Terserah kau mau percaya atau tidak, dan jangan panggil aku ra seperti perempuan aneh disamping ku, ku ulangi, namaku ani." Raib berjalan pergi, tidak ada 3 langkah, ali menahan raib dengan memegang tangannya. "Singkirkan tangan kotor mu." Muka raib benar-benar marah, dia sepertinya sudah muak. "K-kenapa kamu marah sampai sebegitu nya pada kami, ra?" Raib menatap remeh kearahku. "Karena kalian menggangguku dan sikap kalian benar-benar lancang ditambah lagi tak masuk akal denganku!" Ali sekarang terlihat menahan emosi nya. "Aku ingin bertanya padamu, ra. Apakah kamu mengingat ku dan mengingat soal hari esok?" Raib melepaskan tangan nya dari ali, dia menatap remeh sekali kearah kami berdua. "Tidak! Memangnya siapa kau? Laki-laki kotor dan bau, yang aneh? Soal hari esok apalah yang kau maksud? Dari kecil aku sudah tahu apa itu hari esok, kau kira aku bayi yang belum bisa bicara? Dasar gila, jangan menghalangi dan mengganggu ku lagi! Kuperingatkan kalian." Raib pergi dari kami dengan meninggalkan tatapan remeh dan marah.
Aku menangis tak henti-henti. Ali mengepal kan tangan nya, gigi ali terdengar bergemeletuk. "Seli." Aku menoleh sambil mengusap air mataku, lagi. "Y-ya?" Ali menghela nafas. "Ra bukan hidup lagi, seli. Tapi..." aku memotong. "Tapi apa?!" Ali terdiam sebentar. "Tapi ra bereinkarnasi." Aku shock, lagi. Badanku membeku. Apa? Raib Bereinkarnasi? "Berarti..." ali memotong. "Ya, ra telah menjadi orang lain, seli. Ra telah kehilangan semua memorinya dan ra butuh bantuan kita untuk mengembalikan memori nya kembali." Aku mengangguk paham.
Dan inilah misi baru kami... berdua, misi kami berdua adalah mengembalikan memori dan kehidupan asli, ra. Atau... ani.
# Bersambung Ke Eps 10 #