"Hey!"
Ku hela nafas dengan berat, sekali lagi orang ini berkata "Hey!" Padaku, maka aku akan mati.
"Kamu kenapa gak jawab terus?" Tanyanya untuk yang kesekian kalinya.
Entah siapa ia, bagaimana rupanya, dan apa statusnya, sama sekali tidak ku ketahui. Ku kira ia akan mengikuti ku sampai kemarin, ternyata sekarangpun masih. Dosa apa aku sampai ada makhluk aneh seperti lelaki yang menyebut dirinya, Bara.
"Kamu itu cantik, kalo kamu jutek gak bakal ada yang suka loh!"
Oh ya? Terserah saja! Memangnya aku peduli? Aku berdiri, meraih tongkat ku dengan tangan kanan, lalu berjalan pelan dengan tangan kiri meraba-raba tembok rumah sakit.
Ku dengar langkah kaki mendekat dari belakang. Mungkin Bara kembali mengikuti ku, ia ini bodoh atau bagaimana?! Menanyakan apa aku buta atau tidak secara berulang-ulang! Sudah jelas aku tunanetra!
"Apa kamu malu?" Tanyanya pelan.
Aku berhenti bergerak. Suara tenang dan samar-samar terdengar riuh redam dari lantai bawah. Ku sadarkan lagi pikiran ku, secara tak langsung aku mengatakan iya, namun hatiku juga berkata tidak.
"Tahu apa kamu?! Pergi sana!" Teriak ku tertahan.
"Bagaimana bisa aku pergi, aku belum tahu nama mu! Sudah dua hari kita bertemu, tapi kamu selalu saja menghindari pertanyaanku!" Balasnya kesal.
Ya, sudah dua hari ini ia mengikuti ku. Aneh, mungkin ia salah satu pasien disini, tapi ini sungguh menjengkelkan. Bahkan karnanya aku jadi trendsetter dikalangan para suster. Mereka menyebut kami-Bara dan aku-sebagai pasien terlibat cinlok.
Oh! Indah sekali dunia yang pernah ku lihat sebelumnya!
"Cukup katakan nama mu, lalu aku akan pergi sekarang," Suara Bara terdengar dari depan sekarang.
Aku kembali menghela nafas berat, seberat karung beras.
"Aku Dara,"
* * *
A/N
Hai! This is my first short story, semoga pada suka ya! :))
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Flower
RomanceTerima kasih, karna kamu telah memberikan secercah cahaya di tengah-tengah gelapnya dunia. Terima kasih, karna kamu mau memayungi ku di bawah derasnya guyuran air mata. Terima kasih, karna kamu selalu ada di buku harian sepuluh hari ku di sini. Untu...