HAPPY READING!
Copyright©ArCasrellan
•••
Keheningan tercipta dengan kecanggungan yang cukup terasa. Semua tak ada yang berani membuka suara. Sosok Sean yang terlihat layaknya singa yang memegang mahkotanya mampu membungkam semua. Hingga....
"Tunjukkan jika kau pantas," ucapnya datar dengan tatapan remeh ia layangkan pada Lara. Dan tentunya, hal itu membuat gertakan gigi terdengar dari rahang sang Nona muda. Hingga... netra yang tampak cerah kini penuh ambisi meraja.
"Siapa namamu?" tanya Lara dingin dengan mata menggelap sempurna pada pria yang berdiri tegak tepat di samping Edgar dengan senyuman tipis di wajahnya. Sosok yang berbeda membuat lawan bicara cukup tertarik dengan seringaian licik.
"Fredo Lovis Algerthano, saya lah yang akan membantu anda memimpin Agent E bersama Stave, young lady," jawab pria itu memperkenalkan diri tanpa memudarkan senyuman lebar yang terkesan ramah. Mencurigakan! Batin Lara tak termakan.
"Hm? Jadi, maksudmu kau yang akan menjadi tangan kananku di Agent E? Umm... Lovis?" ulang gadis kecil tersebut menelisik sosok pria yang menjadi lawan bicara. Namun sayang, tanggapan santai dari Lovis yang setia menunjukkan senyuman ramah padanya mampu membuat Lara berdecih dalam hati. Tentu, tak mungkin ia menunjukkan permusuhan pada partner yang berkemungkinan menusuk dari belakang, bukan?
"Lovis, I have a mission for you! Ah, no! I mean for Agent E," ucap Lara mendongakkan dagu mungilnya yang terkesan angkuh meski tak cocok akan tubuh dan usia yang masih bocah. Sontak, hal itu membuat Max cekikikan tak jauh dari posisinya.
"Woo, bukankah kau terlalu terburu-buru, sister?" timpal Lucian yang seketika mendapat tatapan sinis dari Lara.
Sadar akan tanggapan tak mengenakkan dari sang adik, tentu hanya helaan napas kesal bersamaan netra yang memutar malas Lucian berikan. Entahlah, ia enggan berdebat dengan gadis kecil yang kini menjadi adiknya. Sedikit... merepotkan. Mungkin?
"Of course, Young lady. Akan kami lakukan misi apapun yang anda beri sesuai harapan anda," ucap Lovis dengan senyuman yang lagi-lagi terkesan ramah.
"Kalian awasi keadaan keluarga Dalviero, dan lihat perkembangan kasusku!" titah Lara membuat semua tersenyum puas akan keputusan gadis kecil itu. Mungkin, jika Lara bertindak di luar ekspektasi Sean, sudah dipastikan ia akan dibuang dari keluarga Joceline atau lebih parahnya dibinasakan karena mengetahui markas Savero luar dalam.
"Tentu. Seperti yang anda inginkan," balas Lovis menunduk hormat dan berlalu berjalan keluar ruangan di ikuti beberapa anggota Agent E. Hingga, tanpa diduga....
Prok... Prok... Prok...
Tepuk tangan seorang Max secara tiba-tiba membuat semua mengalihkan perhatiannya ke arah pria jangkung tersebut dengan tatapan heran.
"Good, kau tak mengecewakan, Al. Benar, bukan?" ujar Max melirik Sean yang hanya berdecih akan ucapannya.
"Sudahlah, Yan. Dia hanya bocah. Kau tak harus terlalu waspada terhadap-"
"Aku akan menerimanya jika ia mampu membuktikan kelayakannya," potong Sean dingin tanpa ada niatan memperpanjang kata. Namun siapa sangka, satu kata yang akan terlontar dari bibir ranum gadis kecil itu membuat semua perhatian kini terpusat padanya.
"Debora," timpal Lara tak kalah dingin membuat semua menatap Lara penuh tanya, tak terkecuali Sean dan Max-Pimpinan Debora.
"Aku akan membantu Uncle Max mengurus Debora," lanjutnya membuat semua terkejut bukan main. Wajar saja, meskipun Max adalah Kakak kandung Rachelly, tetap saja Debora adalah Rival bagi Savero di dunia gelap. Sangat mengejutkan jika kenaifan Lara hingga menggiring Debora di genggamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alaura's Secret [Agent E] - END (TAHAP REVISI ALUR TOTAL)
Misterio / SuspensoTatapannya mengisyaratkan kebencian. Hidup dan mati adalah permainan. Menyangkal berarti siap bermain tanpa akal. Lara Auretha Degreez, Ah no! Itu bukan dirinya. Sosok kejam tak berperasaan ada pada dirinya. Dirinya yang lain, yang berubah menjadi...