• 07- Pembunuh?

8.4K 1.1K 52
                                    

Happy Reading!
Copyright © ArCastellan
•••

"Oh ponakan kecilku, kau tampan seperti diriku," ujar Max mengagumi ketampanan ponakan kecilnya, yang seketika membuat Sean menggeram marah.

"Heh! Apa kau bilang?!" bentak Sean tak terima. Merasa menarik, Max kini tersenyum miring dengan kejahilan muncul dalam otak kecilnya.

"Aku bilang-" Namun, belum sempat melanjutkan ucapannya, tiba-tiba....

BRAK

Pintu dibuka dengan kasar dan memunculkan Aghanes yang penuh dengan luka memar dan beberapa tembakan serta darah di seluruh tubuhnya. Wtf! Apa-apaan ini?! Pikir Author sedikit sebal. Tentu saja, saya memiliki ide jahil tapi tak sempat menunjukkan karena tertimpa ide baru setelah ini.

"MY LORD! BLACK BLOOD KEMBALI MELAKUKAN PENYERANGAN. SELURUH SOLDIERS DAN BEBERAPA CAPO KEWALAHAN!"

"HANYA SEPERTIGA DARI ANGGOTA DEBORA YANG TERSISA, SISANYA TELAH TEWAS. DAN... DAN AGEN J, MEREKA TERLUKA PARAH, SIR," teriaknya di daun pintu dengan raut kesakitan menahan tubuhnya agar tak tumbang.

"APA!" pekik mereka bersamaan.

"Tim medis dan anggota yang tak bisa melakukan penyerangan naik ke lantai utama! Dan untuk yang mampu, turun ke bawah! Kita hadapi mereka!" perintah Sean tegas yang membuat keadaan di ruang medis menjadi rusuh seketika.

"Dad-"

"Lucian! Chelly! Kalian ikut ke lantai atas! Kami yang akan menghadapi mereka," potong Sean dingin.

"No, Dad! Aku ikut!" sangkal Lucian tampak khawatir, namun dengan tegas disanggah oleh sang ayah.

"No! Kalian tetap harus-"

"Sean, please... izinkan kami ikut," potong Rachelly memohon yang entah mengapa ia memiliki firasat buruk menyertai.

"Tapi, Chell-"

"Sudahlah, kalian berdua boleh ikut!" timpal Max jengah.

"MAX!" bentak Sean tak setuju yang mendapat decihan murka sosok Max yang tengah digandrung amarah. Oh, shit! Tak bisakah si brengsek ini menghentikan omong kosongnya?! Maki Max dalan hati.

"Tak ada waktu lagi, Yan!" geram Max tak kalah.

"Argh! Baiklah!" ucap Sean frustasi mengacak rambutnya dan berlalu tergesa dengan senjata yang setia terselip di balik tuxedo-nya.

Mereka semua meninggalkan ruang medis dengan tergesa hingga melupakan gadis kecil malang yang tak sadarkan diri dengan tangan terpasang infus di salah satu ranjang.

Mereka yang bertugas melakukan penyerangan menuruni lift ke lantai dasar dengan terburu-buru. Bahkan, beberapa dari mereka tak sadar menjatuhkan barang-barangnya seperti kartu pengenal dan ponsel.

"Siapkan senjata!" titah Sean tegas.

"Baik, senjata siap!" seru mereka bersamaan.

"Rachelly, Lucian. Gunakan pistol ini," ucap Sean melempar dua pistol berakurasi tinggi kepada Rachelly dan Lucian dengan jenis Glock 20.

 Gunakan pistol ini," ucap Sean melempar dua pistol berakurasi tinggi kepada Rachelly dan Lucian dengan jenis Glock 20

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Alaura's Secret [Agent E] - END (TAHAP REVISI ALUR TOTAL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang