• 05- Pertemuan kedua

8.7K 1K 15
                                    

Happy Reading!
Copyright © ArCastellan
•••


Sebuah mobil mewah berwarna hitam pekat menembus jalanan sepi, yang dikelilingi pepohonan rimbun dengan hujan deras mengguyur tanpa ampun. Hingga, dingin mampu menusuk kulit yang terbalut jas tebal seorang Ceo tampan di kursi penumpang yang tengah bertopang dagu dengan gagahnya di pintu mobil yang tertutup. Serta seorang supir yang tak kalah menawan dengan tuxedo hitam dan alat komunikasi berupa earpiece di telinga kanannya.

Mereka adalah 'Valeryan Seanino Joceline' seorang Don salah satu organisasi dunia bawah ternama di Eropa yakni Savero sekaligus bangsawan terkenal yang memiliki bisnis di mana-mana, dan tangan kanannya 'Aldrick Arganeth' yang kini bertugas mengemudi mobil mewah tersebut.

"Berapa lama kita sampai ke markas, Rick?" tanya Sean jengah.

"Kurang lebih satu jam lagi, Sir," jawab Aldrick santai membuat helaan napas kasar terdengar dari bibir sang Tuan.

"Bagaimana kondisi markas saat ini?" tanyanya lagi yang mendapat senyuman tipis di wajah Aldrick.

"Dari apa yang Paul infokan, markas sedikit kacau. Tetapi, masih dapat diselesaikan oleh Soldiers hingga kita sampai markas. Namun, Roger mengatakan jika Black Blood akan mengirim serangan kembali dengan tim berkekuatan lebih besar dari sebelumnya. Dan sebagian anggota kita sudah tumbang, hanya tersisa setengah dari sebelumnya. Saya khawatir, kita akan kalah telak jika tidak meminta bantuan kepada mafia lain, Sir," jelas Aldrick panjang lebar yang tentunya decakan kesal tak luput terdengar.

"Ck, bagaimana bisa kelompok kecil mereka menumbangkan sebagian anggota kita? Dan mereka akan mengirim serangan lagi dengan team berkekuatan setara Agent J?! Oh ayolah, jangan bercanda. Selemah itu kah kita?!" murka Sean membuat Aldrick terkekeh kecil.

Ya, ia sangat mengenal sifat Tuannya, yang hobi meremehkan musuh dan tak mau kalah dalam hal apapun. Mereka adalah sahabat sejak kecil, jadi tak heran jika Aldrick berani menertawakan Sean yang terkenal kejam di dunia bisnis maupun Mafia. Dan Agent J adalah sebutan untuk soldiers terkuat di Savero.

"Maaf, Sir. Mereka adalah persatuan dari 20 kelompok Mafia yang pernah kita lumpuhkan sebelumnya. Mereka bersatu menjadi organisasi Mafia bernama Black Blood. Tujuan utamanya adalah menyerang dan menghancurkan seluruh kelompok kita atas dasar balas dendam, tak terkecuali rekor sebagai Mafia ternama di Eropa. Jadi, tak heran jika mereka semakin kuat, Sir," jelas Aldrick lagi yang tengah fokus menyetir.

"Ck, benar-benar merepotkan! Lalu harus kah kita meminta bantuan Debora Gangster?" tanya Sean yang mendapat lirikan sekilas dari Aldrick di balik kaca spion depan. Hal itu karena Ketua Debora Gangster 'Maxime Austine' adalah salah satu rival Sean dalam segala bidang sejak mereka menginjak taman kanak-kanak. Dan untuk pertama kalinya, Sean akan meminta bantuan kepada Max. Ah, sangat mengejutkan.

"Saya pikir... Ya! Sir," balas Aldrick mantap yang mendapat tatapan ragu dari Sean. Hingga, helaan napas berat terdengar cukup pasrah.

"Hubungi bajingan itu untuk membantu kita di markas utama. Jika dia menolak, katakan jika anak pertamanya ada di tanganku," perintah Sean dengan seringaian licik terpatri di wajah tampannya.

Ia sengaja menggunakan putri semata wayang Max yakni 'Syakira Austine' yang terobsesi pada dunia bisnis di perusahaan utama miliknya. Dan hal tersebut membuat Sean mudah untuk mengancam Max pada kondisi tertentu.

"Baik, Sir," balas Aldrick dengan senyum miring yang tak kalah menakutkan dari Sean, dia menyukai hal-hal licik yang melukiskan tentang dirinya yang mendapat gelar 'bloodthirsty bastard' di dunia gelap.

Alaura's Secret [Agent E] - END (TAHAP REVISI ALUR TOTAL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang