Happy Reading!
•••
Copyright : ArCastellan
-oOo-
Derap kaki terdengar nyaring di indra pendengaran. Decit demi decit, langkah demi langkah, hingga suara seng bangunan peyot yang tergesek angin terdengar jelas tanpa ada yang menghalangi. Tentunya, tak terkecuali suara binatang kecil yang cukup melengking seakan bersahutan menemani."Membosankan!" umpat seorang pria bertubuh kekar dengan tato memenuhi dada dan lengannya, kini tampak malas melihat bocah-bocah yang menangis histeris memekakkan gendang telinga. Hingga, suara antusias salah satu bawahannya memecah kebosanan yang tak kunjung hilang.
"Oh sial! Apa-apaan ini?!" jerit sosok pria bermata safir menarik kasar surai panjang salah seorang siswi yang kini meringis kesakitan. Tentu, hal itu membuat semua mata teralih padanya.
"Bos! Lihatlah, kita dapat berlian sungguhan!" lanjutnya yang kini menyeret tubuh dua bocah kembar tak identik tanpa simpati. Hal itu, membuat desisan dari gadis kecil pendiam yang terseret sebelumnya dengan luka akan gesekan pada kedua lututnya kini terdengar. Serta, tangisan histeris saudarinya yang tak luput dari seretan tanpa empati dari pria jangkung tersebut memecah kepanikan korban lainnya.
"Berlian?" tanya Pria kekar itu dengan raut bingung yang ditandai kerutan di keningnya.
"Ya! Dua anak ini adalah berlian keluarga Dalviero. Kita akan kaya, Bos. Hahaha," balasnya seraya menghempaskan kasar dua gadis kecil yang tak mirip dari segi manapun tepat di tengah ruangan yang dikelilingi para penjahat tadi. Tentu saja, tindakan itu membuat keduanya terpekik kesakitan.
"Benarkah?" Ucap Jade tertarik. Tubuhnya kini beranjak dari singgasananya akan rasa penasaran berjalan ke arah keduanya dengan tatapan yang tak dapat diartikan, dan tak lupa senyuman miring yang teramat menakutkan terpatri pada wajah tegas tersebut. Semakin mendekat dan....
KRAK
Terdengar bunyi retakan pada rahang salah satu dari anak kembar tersebut akan cengkraman dari tangan kekar pria sangar itu.
"Argh! Le-lepaskan aku!" rintihnya dengan name tag yang jelas pada seragamnya, Lavena Aleira, nama yang indah.
Pemilik nama yang tak lain anak kedua bermarga Dalviero yang kerap dipanggil Lira, terlihat memegangi rahang yang masih dicengkram kuat oleh Jade dengan tangan putih yang tampak bergetar akan tangis mengiring dari rasa sakit yang teramat bagi gadis kecil usia sembilan tahunan.
"KAKAK!" teriak kembarannya dengan wajah yang lembab akan air mata yang menyisakan sebuah isakan.
Ia berusaha menggapai sang Kakak. Namun sayang, belum sempat merengkuh tubuh Lira yang menangis histeris akibat rasa sakit di rahangnya, tiba-tiba tubuh mungilnya dihempaskan kasar. Ah, lebih tepatnya ditendang dengan amat kuat oleh salah seorang bawahan Jade yang lain hingga terlempar beberapa meter dan menabrak tembok kukuh di sisi kirinya.
Hingga, suara retakan yang cukup keras di punggung gadis kecil tersebut terdengar nyaring, dan dapat dipastikan teramat sakit rasanya. Bahkan, muntahan darah segar yang tak sedikit menghiasi bibir yang kian memucat. Sontak, hal itu membuat korban yang terikat di ujung ruangan menjerit histeris menyaksikan apa yang terjadi.
"Ah, sepertinya kau membuat salah satu berlian kita lecet, Az," ujar Jade menatap remeh Lara Auretha Degreez, yang tak memiliki marga keluarga yang sama dengan kembarannya. Entah apa alasannya. Yang bahkan, saudara yang lain tak mengetahui hal itu.
"Maafkan saya, Bos. Dia merepotkan sekali," balas lelaki yang dipanggil Az tak peduli. Sontak saja, hal tersebut mampu membuat sang pria bertubuh kekar itu terpingkal. Entah apa yang lucu sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alaura's Secret [Agent E] - END (TAHAP REVISI ALUR TOTAL)
غموض / إثارةTatapannya mengisyaratkan kebencian. Hidup dan mati adalah permainan. Menyangkal berarti siap bermain tanpa akal. Lara Auretha Degreez, Ah no! Itu bukan dirinya. Sosok kejam tak berperasaan ada pada dirinya. Dirinya yang lain, yang berubah menjadi...