Chapter 15

4.7K 666 16
                                    

Sakura membuka helm nya lalu menggeleng-gelengkan kepalanya agar beberapa helai rambutnya tidak menghalangi pandangannya. Setelah mengambil kunci motor, Sakura berbalik dan berjalan sambil menyeringai menghampiri lawan mainnya balapan hari ini.

"Berikan nomor rekening mu. Akan ku transfer." Sakura mendengus lalu melipat kedua tangannya di depan dada.

"Perjanjiannya cash, aku tidak suka membagi hak pribadi. Bahkan suami ku tidak tahu nomor rekening ku." Balas Sakura sambil menadahkan tangannya agar lawan mainnya yang berambut ungu pendek dengan jepit bunga besar itu memberikan uangnya.

Konan. Lawan main Sakura itu menghelakan nafas lalu mengeluarkan amplop coklat berisikan uang dan memberikannya pada Sakura.

Setelah mendapat amplop itu Sakura hendak berbalik tapi perkataan Konan menghentikan gerakannya.

"Bicara soal suamimu," Sakura menatap datar Konan sambil menaikan sebelah alisnya.

"Kakakku sedang mengerjakan projek bersama suami mu, dan kabarnya lusa mereka pergi ke Sidney." Sakura mengerutkan kening bingung yang membuat Konan tertawa mengejek.

"Kau baru pertama kali mendengarnya ternyata. Jika kau tidak suka membagi hak pribadi, sepertinya suamimu juga sama." Tambahnya yang membuat Sakura mendecih sambil memalingkan wajahnya.

"Kalian memang serasi." Dan saat itu juga Sakura langsung berbalik dan meninggalkan arena balapan dengan motornya.

.

.

.
"Kau sudah memberitahu Sakura?" Sasuke yang sedang memandang jalanan kota menoleh menatap Naruto yang sedang menyesap rokoknya. Saat ini mereka sedang berada di cafe outdoor yang letaknya tidak jauh dari kantor Sasuke.

"Apa karena orang yang bekerja sama denganku itu mantan kekasihnya. Aku harus memberitahu Sakura?" Tanya kembali Sasuke yang membuat Naruto mengerutkan kening bingung.

"Kau tidak memberitahunya hanya karna dia mantan kekasih Sakura?" Sasuke menghelakan nafas lalu mengambil rokok Naruto dan menyesapnya.

"Untuk apa memberitahunya? Dia tidak akan peduli aku melakukan projek dengan dan untuk apa." Sasuke kembali menatap jalanan kota dengan asap rokok yang sedikit menghalangi pandangannya.

"Sebenarnya kau menganggap Sakura apa? Kau akan berangkat selama 3 hari ke Sidney lusa dan hanya karna Sakura dijodohkan denganmu, bukan berarti kau tidak memberitahunya tentang pekerjaan ataupun kegiatan mu. Kau mencintainya, ingat." Sasuke mendengus geli mendengar nya lalu menatap Naruto datar.

"Tapi dia tidak."

"Kalau begitu buat dia mencintaimu." Sasuke terdiam dan Naruto langsung menghelakan nafas lalu mematikan rokoknya.

"Sakura bisa mencintaimu jika kau bertingkah seolah-olah dia mencintaimu juga. Buat dia merasa dibutuhkan oleh mu, dia istrimu. Sakura merupakan batu yang akan hancur jika ditetesi air terus menerus." Sasuke menatap diam Naruto yang mengangkat bahu sambil tersenyum kecil. Tapi Setelah menghelakan nafas dan mematikan rokoknya, dia mendengus geli.

"Jangan tersenyum padaku seperti itu. Orang-orang mulai berfikir kita pasangan guy." Pandangan Naruto langsung berubah datar dan senyumnya perlahan luntur.

"Kau gila?" Sasuke terkekeh kecil lalu mengangkat bahu acuh, "pergi dan pesan bir aku malas kembali ke kantor." Titahnya yang membuat Naruto melempar bungkus rokok padanya
.

.

.
Entah kenapa untuk kali ini Sakura merasa beruntung telah dikurung oleh orang tuanya dan menjadi anak yang penurut atau tidak ingin membuat orang terdekat marah. Setelah pulang dari arena balap, sebenarnya emosinya sudah tidak bisa ditahan lagi, dia ingin menghabisi suaminya habis-habisan atau bila perlu membunuhnya. Tapi setelah berendam air hangat dan menjernihkan pikirannya, emosinya sedikit berkurang. Untung saja ketika dia pulang Sasuke sedang tidak ada di apartemen, jadi dia tidak langsung melampiaskan emosinya.

ITAZURA ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang