HARDING MEMENANGKANNYA LAGI. Setelah setengah mati kumenolak, dia selalu berhasil membuatku tutup mulut dengan kenyataan yang ada.
Seperti pertama, ketika aku menolak untuk tinggal di apartemennya dan memilih tetap tinggal di apartemenku. Aku tidak menyangka bahwa jiwa detektif wartawan lebih canggih, dari agen kepolisian sekali pun. Oke, katakan aku berlebihan, tetapi begitulah yang kurasa hingga membuka pintu mobil barang lima centimeter pun tak kuasa, sebab mereka terlebih mengetahui keberadaanku.
Ingat, 'kan, keberingasan mereka berhasil menimbulkan reaksi pada tubuhku, sekaligus mengingatkan kembali pada kenangan masa lalu?
Harding dan aku menghindari itu, sehingga dia bersikeras dengan keputusannya. Namun, aku keras kepala.
Hasilnya, Harding benar. Aku kesulitan sekaligus gagal masuk ke apartemenku sendiri. Bahkan menginjak halaman parkirnya pun tak bisa. Padahal aku masih membutuhkan barang-barangku—yang kujadikan alibi agar Harding mengijinkanku pulang—seperti celana dalam, sabun mandi dengan ekstrak mawar, dan kamus bahasa Jepang.
Well, sebenarnya ketiga barang yang kusebutkan barusan bisa kutemukan di toko mana saja. Bahkan di online shop sekali pun.
Sehingga yang kedua (setelah aku TERPAKSA setuju tinggal sementara di apartemen Harding) aku kembali bersikeras untuk pergi ke pusat perbelanjaan, sekadar berbelanja kebutuhan sekaligus mencari lowongan pekerjaan.
Setelah kejadian di restoran Kate, Harding memang menjamin kebutuhan serta karirku, tapi aku tidak bisa berpangku tangan seutuhnya pada lelaki itu. Sebab jika dad masih hidup dan mengetahui hal tersebut, ia pasti akan kecewa karena ketidakmandirianku.
Jadi kuputuskan untuk membelot.
Dan lagi-lagi gagal. Para wartawan memang tidak mengejarku, tapi orang-orang berubah kepo saat melihatku lalu secara mendadak menjadi reporter.
... atau mungkin tidak. Mereka lebih terlihat seperti penggemar baru karena meminta untuk berfoto bersama, sekaligus bertanya ini dan itu.
Aneh. Sungguh!
Ini Manhattan kota besar yang mana keberadaan seleberiti bukanlah hal yang sulit ditemukan.
Jadi kupikir dunia seleberiti sangat tidak cocok denganku.
Aku benci menjadi pusat perhatian dan kegiatan berbelanja sekaligus mencari pekerjaan sampingan pun, tidak berjalan mulus sebab semua jadi tidak terkendali.
Keanu, supir Harding, akhirnya menjemputku dan membawaku ke apartemen Harding.
Aku mengembuskan napas. Duduk bersandar di jok belakang mobil, seperti anak kucing penurut yang sedang dibawa berkeliling oleh tuannya. Gedung-gedung pencakar langit, aktivitas para pejalan kaki, dan papan iklan berukuran besar Christian's Woman di salah satu mall menjadi satu-satunya pemandangan membosankan yang kulihat.
Sehingga ketiga, aku membuka ponsel sekadar berselancar di sosial media. Dan ....
... bam!
Fotoku yang sedang berciuman dengan Jared saat peragaan busana Christian's Woman, menjadi salah satu berita trending di akun gosip.
Netraku otomatis membaca caption berisi kalimat sederhana yaitu, 'Tunangan Harding Lindemann, Barbara Holder tertangkap berselingkuh dengan Jared Stephen.'
"Bukan berselingkuh, Bitch," bisikku setelah membaca caption tersebut dan mengalihkan fokus pada kolom komentar, yang mana Harding melarangku untuk mencari tahu tentang hal tersebut.
Tapi, aku penasaran.
Jadi sekali lagi aku membelot. Membaca kurang lebih lima atau tujuh komentar sebelum ponselku berdering, menampilkan nama Harding Lindemann.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hottest Night With You [END]
Romance[18+] Bermula dari robeknya gaun di pesta pertunangan sang mantan, Barbara tidak pernah menyangka bahwa arti dari kencan semalam ternyata telah menyeretnya ke dalam kehidupan Harding. Hingga Barbara bertanya-tanya tentang apa yang terjadi pada diri...