O1

14.5K 2K 157
                                    


"pagi-pagi udah nyabe aja. "

"serah gue lah napa lo yang sewot. "

gedeg gue sama cowok yang namanya nikita— eh ni-ki. masih tuaan gue aja songong banget tingkahnya. tiap hari ngajak gelud kalo kalah mainnya cepu anjir.

"mau sekolah apa mau mangkal mbak? " ni-ki lagi manasin motor tapi mulutnya nyinyir sana sini. suara knalpot aja kalah tuh sama bacotannya.

gue yang lagi pake sepatu cuma ngeliatin sinis. " ribut ya anda. laki kok tukang rumpi, " gue natap dia remeh. ni-ki keliatan gak terima gue katain gitu. dia matiin motornya terus jalan ke arah pagar pembatas rumah gue sama rumah dia, kita tetanggaan.

"emang lo nggak gitu? ngaca mbak apa mau gue beliin? nih mumpung di shopee lagi ada diskon."

"nyenyenye," gue menye-menye ngeledek ni-ki.

"oh ngajak gelud. hayuk lah," ni-ki ambil ancang-ancang kaya orang mau adu tinju.

gue juga gak mau kalah. gue ngelingkis seragam gue. "tangan kosong kalo bera–"

"eh kalian kok belum pada berangkat. ini udah siang loh, " emak gue datang dari dalam rumah sambil bawa kain serbet. yah gak jadi gelut kan.

"lho kok pada rame-rame ada apa nih," ayahnya ni-ki ikutan keluar dari rumah. saatnya gue ngadu ke ayahnya ni-ki, om yuta bin jigembuto.

gue pasang wajah melas. "itu om, ni-ki tadi ngajakin bella kelahi. padahal bella kan cewek ya om, " gue nunjuk ni-ki yang mukanya nyolot.

"apaan orang dia sendiri yang mulai. tan, kak bella tuh jahat sama ni-ki," ni-ki ikutan cepu ke emak gue. idih gak kreatif banget suka ngikutin gue.

"udah-udah jangan suka baku hantam. ntar kalian saling suka lho, " om yuta dan emak gue senyum-senyum ngeledek.

"amit-amit jabang baby" - ni-ki n gue.

🌈🌈🌈

tbc

adkel ; ni-ki ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang