gue gak terlalu denger apa yang dibilang kak junho. suara kak junho kalah sama suara lagu dangdut yang disetel abang penjaga bianglala. ditambah orang yang ada di sebelah kotak gue bacot banget teriak-teriak sambil divideo. dan emang gue yang dasarnya budeg.
"hah? gimana kak? "
kak junho ngalihin tatapan ke arah lain. "gak papa kok. tadi gue ngejulidin tuh cewek, " kak junho nunjuk orang di kotak sebelah. yang ngevideo tadi lho.
gue mengangguk. "oh, kirain ada apa."
gue kira kak junho mau nembak. kan romantis malam-malam mana di atas bianglala lagi. tapi kayanya gue terlalu halu. mana mungkin orang seganteng kak junho suka sama kentang macam gue.
anda kentang saya apa ya? kacang-kacangan? — author
bianglala udah berhenti. gue dan kak junho turun. agak pening kepala gue, jalan kaya orang mabuk. padahal tadi di atas bianglala tuh gak kerasa pusing tapi pas udah turun kok agak kliyengan ya.
"eh, hati-hati. pusing ya kepalanya? " hampir aja gue mau nyungsep untung bahu gue ditahan kak junho.
gue dan kak junho duduk sebentar di kursi yang disedain. setelah dirasa kepala gue udah mendingan kita mutusin buat pulang.
🌈🌈🌈
"assalamualaikum, mama irene. anakmu yang cantik pulang, " gue buka pintu tapi kok sepi ya.
gue masuk ke dalam dan nemuin ni-ki yang nonton tv. buset betah amat daritadi mantengin tv.
"kemana aja baru pulang jam segini? " ni-ki natap gue tajam. gue nengok buat lihat jam, baru jam setengah 9.
gue duduk di sebelah ni-ki. "baru jam set 9 elah. btw mama kemana? "
ni-ki menghela napas terus miringin badannya jadi hadap gue. "kak, lo cewek. gak baik cewek pulang malam apalagi sama orang yang baru dikenal dan itu cowok. "
gue diem aja. kalo ni-ki udah ceramah mau ditanggepin juga percuma. yang ada bakal kalah omongan. jadi gue milih buar dengerin aja, toh yang dibilang ni-ki ada benarnya.
"huft, tante irene pergi ke jogja. eyang lo katanya sakit."
hah? eyang uti sakit? kok gue baru tau. mama juga gak ada ngabarin gue. "kok mama gak bilang sih? kapa perginya? " tanya gue ngegas.
ni-ki naikin bahu. "ya mana gue tau. mungkin tante irene buru-buru. soalnya tadi jam tujuh beliau dapat telpon terus siap-siap buat pergi. "
gue ngangguk. mungkin mama panik ya jadi gak kepikiran buat ngabarin gue. "mama naik apa ke jogja? "
"pesawat. tadi gue mau antar ke bandara katanya gak usah. gue suruh jaga lo."
habis itu hening, gak ada percakapan.
DUAR!!!
"HUAA NI-KI GUE TAKUT! "
anjir tiba-tiba ada gledek dan listrik mati barengan. gimana gue gak kaget. otomatis gue meluk ni-ki yang ada di sebelah gue.
"heh, jangan mepet-mepet bukan mukhrim, " ni-ki ngedorong badan gue buat menjauh.
gue meluk ni-ki lagi. "gue takut, ki. udah diem aja lo jangan banyak cincong. "
ni-ki akhirnya pasrah dan ngebiarin gue meluk badan dia. padahal tadi gak mendung kok tiba-tiba hujan. mana deras lagi. hawanya dingin banget.
"ki, mama gimana ya. gue takut mama kenapa-napa, " otak gue nethink.
ni-ki noyor kepala gue. "ya jangan bilang gitulah goblok. doain moga aja tante irene sampai dengan selamat sentosa aman jaya sejahtera. "
gak ada faedahnya gue ngomong ke ni-ki.
"ki, nyalain lilin dong. gelap nih kaya masa depan lo. "
ni-ki noyor gue part 2. "heh mulutnya. lo awas dulu dong gue mau ambil lilin. "
gue gelengin kepala. takut ditinggal sendirian.
ni-ki menghela napas. "yaudah ayo ikut gue ke dapur," gue dan ni-ki jalan bareng ke dapur. kita jalan sambil ngeraba-raba soalnya ini gelap banget nggak keliatan apa-apa.
"ih lepasin tangan lo. molor ntar baju gue, " ni-ki mukul tangan gue pelan. gue bodo amat tetap megangin ujung bajunya ni-ki.
"eh, kak bentar ya gue kebelet. mau ke kamar mandi dulu, " ni-ki ngibrit ke kamar mandi yang ada di sebelah dapur. anjir gue ditinggal. gue diem aja lah masa mau ikut ni-ki ke dalam kamar mandi.
tiba-tiba bahu gue serasa kaya ditepuk. pelan banget hampir gak kerasa. kok hawanya mendadak dingin ya. bukan dingin gara-gara udara. tapi hawa dinginnya tuh beda kaya gimana gitu.
"loh, ki kok cepet bang—BANGSAT ADA SETAN ANYING!!!! "
🌈🌈🌈
ni-ki sama jay rambut blonde ganteng banget😭
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
