12. Surat Misterius 2

115 8 1
                                    

Happy Reading📖

***

"Oh iya, Aku inget tuh waktu malam aku di ajak ke mall. tau kan yang ngangkat telepon kalian siapa? Itu Altar." Ucap Alina

"Jadi tuh waktu aku ke mall.. "

Alina bercerita tentang kejadian semalamnya kepada sahabatnya. Mereka begitu serius dan mendengarkannya dengan baik.

"Nah gitu ceritanya" Ucap Alina.

"Emang itu cewek siapa sih namanya?" Tanya Camellia, kepo.

"Namanya..., duh lupa" Jawab Alina, sambil melihat ke arah lain.

"Menurut aku sih ya kayak nya itu cewek deh yang KIRIM suratnya" Ucap Tania, sambil menyentuh dagunya dengan telunjuk.

"Bisa jadi, udah lah paling itu ada yang jail tetangga lo atau siapa gitu" Ucap Kaila, enteng.

"Yaudah mending kita nonton drakor baru yuk, ada lee min ho nya mas terangku" Ucap Camellia, dengan wajah yang di manja-manjakan.

***

Saat ini Altar bersama para sahabatnya sedang berada di Rs.Harapan, terlihat mereka sedang menunggu di depan ruang ICU. Para anggota The Charloz hanya beberapa saja yang datang.

"Eh, baru pada datang"

"Sorry baru bisa sekarang, tadinya mau kemarin tapi ada urusan mendadak" Ucap galvin, datar.

Tak lama dokter pun keluar dari ruang ICU.

"Kalian kerabatnya pasien?" Tanya dokter pria paruh baya, sambil menatap satu persatu wajah mereka.

"Iya dok, gimana keadaan pasien dok?" Ucap Altar, menatap datar.

Dokter menghembuskan nafasnya pelan.
"Saat ini harapannya masih terbilang kecil, karena pukulan yang begitu keras di kepalanya membuat pendarahan di otaknya, Jadi kalian semua bantu doanya saja semoga pasien baik-baik saja." Ujar Dokter, tersenyum miris.

"Apakah di sini ada pihak keluarga pasien? Karena pasien harus segera di operasi dan maka dari itu harus membayar fasilitas rumah sakit agar cepat di tangani." Lanjut dokter.

"Soal biaya gampang dok, lebih baik sekarang dokter cepat tangani dan sembuhkan teman saya!." Ucap Altar, dengan nada tekanan dan menatap tajam.

Dokter yang menatap Altar pun menelan salivanya dengan wajah yang terlihat tegang.
"Baik, saya akan segera menanganinya."

Dokter pun pergi beranjak hendak mempersiapkan perlengkapan medis, Altar menghembuskan nafasnya kasar sambil mengacak rambutnya frustasi.

Lalu Altar beranjak menuju loket rumah sakit untuk membayar semua biaya Ido, teman se gengnya. Sesampainya di loket.

"Sus, saya mau membayar semua biaya atas nama Ido." Ucap Altar, Datar.

"Tunggu sebentar ya mas" Ujar susternya.

"Ini mas, silahkan mas tanda tangan untuk persetujuan pasien dan ini keseluruhan yang harus di bayar." Jelas suster, sambil memberikan selembaran kertas pormulir.

A L A S T A RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang