02. Tatapan yang di rindukan

614 58 94
                                    

"Jika kau merindukan ku, percayalah aku selalu terlebih dahulu merindukanmu"
-Alastar-

***

Bel pulang berbunyi, seluruh siswa-siswi pun mulai berhamburan keluar dan segera berpulang ke rumahnya masing-masing.

"Sampai sini dulu pertemuan ibu, untuk tugas minggu depan ada tugas kelompok perkelompoknya terdiri dari empat orang boleh dengan siapa saja asalkan semuanya bekerja tidak ada yang mengandalkan satu orang saja. ya sudah kalo gitu, Selamat siang semua." Bu Nia guru yang sedari tadi mengajar di jam pelajaran terakhir, ia pun pergi meninggalkan kelas.

"Siang bu.." Ucap serempak satu kelas.

Semua murid kelas sebelas Ipa dua berhamburan keluar karena hendak pulang ke rumahnya, dan hanya menyisakan ke-empat gadis yang masih betah terdiam di dalam kelas.

"Ca, pulpen gue mana jangan lo bawa balik, itu satu-satunya gak ada lagi tau." Ucap Tania, yang sedang membereskan alat tulisnya sambil mencari pulpennya yang hilang.

"Lah mana gue tau pulpen lu, minjem juga nggak jangan asal nuduh gue" Balas Camellia sedikit sinis, Tania yang sedang mencari pulpen pun berdecak sebal karena tak kunjung terlihat pulpen yang ia cari.

"Paling juga di ambil sama si Marwan, dia kan tukang copul." Sambar Kaila, sambil santai di tempat duduknya bersama Alina.

"Copul?" Tania yang mendengar kata itu pun bingung dan tidak paham.

"Copul apaan Kai, lo mah aneh-aneh bae kalo ngomong ada aja singkatannya." Ucap Camellia, dengan wajah yang bingung sambil menatap Kaila. Bagaimana tak bingung ia kan lemot dalam berfikir yang ada di isi kepala di otaknya hanya ada cogan dan cogan pikir Camellia.

Alina yang sedari tadi bersantai duduk di samping Kaila pun mulai berucap menanggapi ucapan para sahabatnya.

"Colong pulpen." Ucap Alina, santai. Camellia dan Tania pun mengangguk tanda paham.

"Udah ah ayo balik laper nih gue" Ucap Kaila, di jawab anggukan oleh ke-tiga sahabatnya.

Mereka pun bergegas keluar dari kelasnya yang sudah sepi, sekeliling sekolah pun sepi hanya ada beberapa orang itu pun yang sedang latihan eskul.

"KAK RONAA SEMANGATT LATIHANNYAA!!." Teriak Camellia ke arah seseorang yang berada di lapangan basket.

"AYAM LONCAT TUJUH" Reflek Tania karena ulah Camellia ia pun terkejut.

"ASTAGHFIRULLAH... CACA! LO KALO MAU TERIAK ABA-ABA DULU KEK, JANGAN LANGSUNG MODE TOA AJA" Teriak Tania, kesal. Camellia yang mendengar omelan dari Tania ia hanya tersenyum tanpa dosanya.

"Yaelah Tan, pms lo ya ngegas amat, ya maaf bikin kaget abisnya kak Rona bikin gak kuat mata liatnya, ganteng banget kalo lagi main basket" Ucap Camellia sambil melihat ke arah yang di tuju olehnya, Tania yang melihat Camellia pun hanya bersabar dan menggelengkan kepalanya tak habis fikir.

Alina dan Kaila yang melihat ke-dua sahabtnya yang tak pernah damai, ia hanya menggelengkan kepalanya dan bergumam.

"Punya temen gini banget" Gumam Alina, menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan kedua sahabat barunya ini.

Alina baru beberapa minggu sekolah di sini, SMA AKSARA BANGSA sekolah elit di Jakarta ia terpaksa pindah karena pekerjaan ayahnya yang di alihkan ke indonesia.

"Udah ayo pulang, besok lagi liatin cogannya." Ucap Kaila, di angguki ke-tiga sahabtnya.

Mereka pun berjalan beriringan menuju gerbang sekolah karena takut sopir jemputannya menunggu lama.

A L A S T A RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang