Episode 2

430 28 2
                                    

Mas Gagah menyarankan agar aku menggantikan Ibuku menjadi asisten rumah tangga di rumahnya karena Mas Gagah sudah sangat percaya dengan keluarga ku. Aku  tidak masalah dengan pekerjaan mencuci, memasak, mengepel dan semacam pekerjaan rumah lainnya, tapi yang ada dalam bayanganku adalah Mas Gagah itu adalah laki-laki dewasa, itu yang membuatku takut. Selama ini aku tidak pernah dekat dengan laki-laki karena hanya fokus sekolah saja, aku merasa takut jika tidak bisa berkomunikasi dengan seorang laki-laki apalagi laki-laki dewasa.

Kinar mengelus lenganku, Kinar ingin memberikan sedikit ketenangan padaku, Kinar lalu memberikan ku air minum. Aku segera meminumnya dengan sekali tegukan.

“Kamu jangan khawatir berlebihan seperti itu Nay, kita tanyakan terlebih dahulu pada Ibumu tentang Mas Gagah,” ucap Kinar sambil menatapku.

Aku  mengangguk, aku dan Kinar  bergegas menuju rumahku. Aku  dan Kinar langsung masuk ke kamar ibuku, Ibuku sedang duduk menyender di atas kasur. Aku  menghampiri Ibuku, aku langsung bercerita tentang majikan Ibuku itu.

“Apa kamu tidak keberatan jika harus menggantikan Ibu Nduk?” tangan Ibu menggengam tanganku, jari kami saling mengaitkan, Ibu menatapku sayu.

Aku mengangguk, “jika itu perintah Ibu, aku akan melaksanakannya dengan ikhlas.” Aku membelai punggung tangan Ibuku yang sudah mulai berkerut.

“Terimakasih ya Nduk.” Ibu memelukku, dalam hatinya merasa bersalah karena seharusnya aku bisa mencari pekerjaan yang lebih baik, walaupun gaji menjadi asisten rumah tangga Mas Gagah lumayan besar juga.

“ Tidak Ibu, jangan berterimakasih padaku, seharusnya aku yang berterimakasih pada Ibu.” Aku menatap Ibuku penuh haru.

Aku dan Kinar membantu memapah ibu duduk di teras depan, di teras udaranya lebih segar dari pada di dalam kamar, aku mulai menanyakan sosok Mas Gagah yang nanti akan menjadi majikanku.
Ibu mulai bercerita jika Mas Gagah itu sebenarnya mempunyai sifat baik, aku mengerutkan dahinya, Ibu menggunakan kata sebenarnya, berarti kenyataannya bukan orang baik dong, aku mulai menerka-nerka.

Ibu kembali melanjutkan ceritanya, Ibu memberitahuku jika Mas Gagah adalah orang yang sangat displin, disiplin perkerjaan maupun waktu, rapi dan bersih, tegas tapi sebenarnya dibalik itu semua  Mas Gagah memiliki sifat penyayang, cukup ramah dan tidak sombong.

Mas Gagah menjadi pribadi yang terkadang terkesan galak karena Mas Gagah kurang mendapat kasih sayang dari Ibunya. Ibunya sudah tiada dari Mas Gagah kecil, dan sejak saat itu pula sering sekali ganti-ganti Asisten rumah tangga untuk mengurusnya, hingga yang terakhir ini adalah Ibuku, Mas Gagah merasa nyaman dengan Ibuku.

Mas Gagah mendapatkan pendidikan cukup keras dari Ayahnya, namun kurang kasih sayang dari Ibunya, ketidak seimbangan itu membuat Mas Gagah akhirnya menjadi pribadi yang ambisus dan terkesan galak. Pekerjaan melayani Mas Gagah tidaklah berat, setiap pagi harus menyiapkan baju kerjanya, sepatu kerjanya, semua keperluan pribadinya.

“Ibu … apa nanti aku harus menyiapkan baju dalamnya juga?” aku memotong pembicaraan Ibuku karena menurutku ini sangat bertentangan dengan prinsipku. Ibu menjawabnya dengan anggukan. Aku terkejut melihat ibuku mengangguk, wajahku seketika memerah karena bagiku itu terlalu ekstrim.

“ Ibu kenapa dia tidak menikah saja, itu seharusnya tugas seorang istri, aku juga yakin usianya sudah pantas menikah, pemalas sekali sudah dewasa apa-apa semuanya harus disiapkan asisten.” Aku nyaris tidak percaya ada laki-laki seperti itu, semua harus serba dilayani.

Ibu tersenyum melihatku yang protes akan kepribadian Mas Gagah, Ibu memberi penjelasan padaku jika Mas Gagah bersikap demikian karena sejak Ibunya meninggal Mas Gagah biasa dititipkan pada asisten rumah tangga di rumahnya, Ayahnya harus kembali bekerja. Karena
kebiasaan itulah Mas Gagah biasa disiapkan semuanya oleh asisten di rumahnya, mungkin jika nanti sudah menikah, istrinya yang akan menyiapkan semuanya.

Ibu juga bercerita sebenarnya Mas Gagah sudah mempunyai tambatan hati, karena Ibu pernah beberapa kali  melihat Mas Gagah membawa wanitanya ke rumah untuk sekedar makan malam di rumah, namun entah kapan mereka akan menikah Ibuku tidak tahu karena itu adalah urusan pribadi Mas Gagah.

Kekasih HalalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang