Episode 8

292 22 0
                                    

Selesai mandi aku segera melaksanakan kewajibanku, lalu mengaji sebentar, setelah itu menemui Bi Asih di dapur, Bi Asih segera melepaskan celemeknya karena kebetulan sekali Bi Asih juga baru saja selesai memasak. Aku diajak Bi Asih keliling rumah yang sangat besar ini, Bi Asih lalu menunjukan foto keluarga dan menunjukan laki-laki yang nanti akan menjadi majikanku.

“ Ini Mas Gagah, kamu nanti akan menyiapkan segala keperluannya.” Bi Asih menunjukan foto Mas Gagah, aku tertegun ternyata Mas Gagah begitu Gagah sesuai sekali dengan namanya. Dalam bahasa jawa ‘Gagah’ itu berarti tampan.

Lalu Bi Asih memberitahu lagi yang di samping Mas Gagah ada Mas Guntur, dua-duanya tampan menurutku, Bi Asih memberitahu jika Mas Guntur tidak ada dirumah ini tapi ada di Jepang mengurus perusahaan dengan Ayahnya. Aku lalu ditunjukan letak kamar Mas Gagah.

Bi Asih memberitahu jika Mas Gagah sangat disiplin jadi Aku harus tepat waktu menyiapkan segala hal tentangnya nanti, hari ini aku belum bisa bertemu dengan Mas Gagah karena Mas Gagah sedang ke Bandung menghadiri acara wisuda  kekasihnya.

Karena hari ini aku belum bekerja, aku meminta izin pada Bi Asih untuk meminjam telfon yang ada di rumah ini untuk memberi kabar dikampung jika aku sudah sampai Jakarta dengan selamat, Bi Asih mempersilahkannya dan memberitahu letak telfon rumah yang ada dirumah ini.

Aku mengambil secarik kertas yang berisi nomor telfon rumah Kinar yang aku simpan ditas, setelah mengambilnya aku segera menelfon Kinar dan memberi kabar bahwa aku sudah sampai Jakarta dengan selamat.

Terdengar di sebrang sana Kinar begitu senang mendapat kabar dariku, aku juga meminta bantuan Kinar agar Kinar memberitahu pada Ibuku bahwa aku sudah sampai Jakarta dengan selamat. Aku hanya mengobrol sebentar dengan Kinar karena aku merasa tidak enak, takut tagihan telfonnya mahal. Aku berpesan pada Kinar jika aku akan sering-sering menghubunginya, lalu aku memutuskan sambungan telfonnya.

Selesai menelfon aku menemui Bi Asih, di dapur sambil makan, aku sambil bertanya-tanya tentang rumah ini juga tentang Mas Gagah dan keluarganya. Hingga petang tiba aku baru masuk ke kamar dan beristirahat kembali.

***

Adzan awal berkumandang, adzan awal dikumandangkan untuk membangunkan mereka yang ingin melaksanakan sholat sunah tahajud.  Aku langsung terbangun, ini sudah menjadi kebiasaanku di pesantren, harus bangun pagi dan melaksanakan sholat sunah tahajud, setelah sholat biasanya aku isi dengan mengaji serta berdzikir untuk menunggu waktu subuh tiba.

Aku langsung ke kamar mandi untuk membersihkan diri lalu berwudlu dan segera melaksanakan sholat. Selesai sholat aku berdzikir lalu berdoa, doa dalam sholat tahajud ibarat anak panah yang tidak akan meleset dari sasarannya.

Waktu di pesantren Abah pernah berkata bahwa kunci keihklasan seseorang adalah sholat tahajud, karena yang dapat melakukannya adalah orang yang berjuang untuk bangun dengan keikhlasan disaat orang lain terlelap.

Saat ingin mengambil Al-Qur’an aku merasa haus, aku terlebih dahulu mengambil air minum di dapur, aku menuangkannya kedalam gelas besar agar aku tidak bolak balik mengambilnya lagi karena biasanya setelah mengaji aku merasa haus.

Pyarrr … Bugh …
Aku begitu terkejut mendengar seperti ada benda pecah. Aku melihat sekelilingku tapi  tidak ada benda pecah, aku langsung berjalan ke depan ruang tamu takut ada maling karena aku juga sudah termasuk bagian dari rumah ini jadi aku harus ikut andil menjaga rumah ini.

Aku mencari saklar untuk menyalakan lampu depan, setelah aku mendapatkannya aku langsung memencetnya, aku terkejut melihat seseorang yang sudah terkapar di lantai dengan pecahan beling dimana-mana dan bau menyengat sangat tidak enak.

Kekasih HalalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang