Assalamualaikum Readers semuanya, novel Kekasih Halal mohon dukungannya yah dengan cara like (tekan tombol icon jempol di bawah, jangan lupa icon love juga biar selalu tahu jadwal updatenya), komen (kritik, saran, kesan boleh banget😘), dan Vote. Terimakasih ya😘😘
☘️Selamat membaca☘️
Aku dan Mas Gagah sudah bersiap untuk tidur. Aku naik ke atas kasur, tidak lupa aku membuka jilbabku terlebih dahulu. Mas Gagah ikut naik ke atas kasur.
"Nanti Mas akan ajak kamu ke Monas minggu depan,"ucap Mas Gagah sambil menarik selimut.
Aku menggeleng.
" Kenapa?"
Aku bisikan sesuatu di telinga Mas Gagah.
(Mbak Author ga mau nulis cerita tentang Monas, ada pengalaman pahit waktu zaman jahiliyah, habis main di Monas doi, Eh...2 minggu kemudian ditinggal nikah sama si doi. Kam to the pret emang🤭🤭😁😁😁)Mas Gagah tertawa terbahak-bahak. Mas Gagah lalu mengajakku tidur berbaring. Aku memiringkan tubuhku, begitu juga dengan Mas Gagah. Aku dah Mas Gagah saling berhadap-hadapan.
Mas Gagah tersenyum manis ke arahku. Beuh...senyumannya itu lhoo, bagaikan alat pencabut nyawa, disenyumin sedikit saja sudah berasa hilang nyawaku😁. Lemes Mak😁
Mas Gagah lalu mengelus pipiku. Haduh jantungku rasanya dag dig dug duer. Mas Gagah selalu bisa menabuhkan genderang perang di jantungku ini.
"Sayang ... seneng kan hari ini?"
Kalimat sayang yang lembut, bagaikan pantat bayi yang halus sekali membuatku tersihir dengan sejuta pesona Mas Gagah.
Aku mengangguk, " Terimakasih ya Mas"
Mas Gagah membalasnya dengan senyuman.
Arggghh, kenapa sih Mas Gagah senang sekali tersenyum, kan aku jadi tidak tahan.
Tidak tahan memandangnya maksudnya, jangan ngeres deh😁" Sudah Mas, jangan senyum-senyum terus ih"
" Memangnya kenapa? kan Mas senyum buat pacar halal Mas"
"Nanti Aku laporin polisi lhoo"
Mas Gagah mengernyitkan dahinya," Memangnya Mas salah apa?"
"Senyuman Mas itu bikin hati aku klepek-klepek, secara tidak langsung Mas sudah mencuri hatiku, Mas pencuri,"ucapku dengan polos.
Mas Gagah tertawa terbahak-bahak, setelah terdiam, Mas Gagah langsung mengecup bibirku.
Cup
Aku membelalakan mataku mendapat serangan mendadak dari Mas Gagah. Aku terdiam. Aku seolah-olah mati kutu.
Karena aku terdiam, Mas Gagah melanjutkan dengan lumatan-lumatan kecil.
Aku memegangi dadaku, ini lhoo yang dinamakan deg-degan edan meledak-ledak hingga aku sulit bernafas.Mas Gagah terus saja nyosor. Tidak perduli jika aku sulit bernafas.
Aku memukul dada Mas Gagah. Mas Gagah mengehentikan ciumannya. Aku langsung mengatur nafasku.
"Tidak usah belajar lewat drama korea lagi, ada Mas yang siap mengajarimu"
"Sudah ayo tidur, besok kita akan mengadakan syukuran pernikahan kita, agar tetangga tahu Mas sudah punya istri"
Aku mengangguk, Mas Gagah mengecup keningku lumayan lama lalu membelai pipiku sambil tersenyum manis.
Seperti biasa ritual sebelum tidur membaca doa dan mengusapkan ke seluruh tubuh.
Mas Gagah lalu memberikan lengannya untuk menjadi bantalan walaupun sudah ada bantal yang tersedia.Aku sangat bahagia memiliki suami baik seperti Mas Gagah. Semua terasa mimpi. Walaupun pernikahan ini tak diduga-duga sebelumnya, tapi aku sangat bersyukur karena aku dan Mas Gagah bisa menjalaninya dengan baik.
Ya Allah semoga Mas Gagah menjadi jodohku selamanya dunia akhirat, tapi kalau bukan ya jodohkan dong biar aku selalu melihat senyuman yang membuat jantungku deg-degan tak karuan, Batinku.
Sudah 15 menit berlalu, aku tak kunjung bisa memejamkan mata, tapi sepertinya Mas Gagah sudah tertidur begitu lelapnya. Ah jangan-jangan sudah sampai Jepang😁.
Aku memposisikan tidurku menghadap Mas Gagah.Aku mengamati wajah tampan Mas Gagah. Jemariku mulai nakal. Aku menelusuri dahi, hidung, pipi serta bibir Mas Gagah dengan jemariku.
"Benar-benar gagah, ayah dan Ibu mu pasti dulu mengadonimu dengan benar sesuai dengan takaran😁 jadi tidak bantat apalagi gosong😆 benar-benar sempurna," gumamku lirih.
Mas Gagah sama sekali tak bergeming
Akhirnya aku mengantuk juga dan terlelap menyusul Mas Gagah terbang ke Jepang 😁.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Halal
RomanceInayah gadis desa yang memiliki paras cantik dan sederhana. ia baru lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan, Inayah juga lulusan pesantren. Ia harus menggantikan Ibunya bekerja sebagai Asisten Rumah tangga di Jakarta. Inayah merantau ke Jakarta dengan...