Dino

872 22 2
                                    

'Ah, andaikan saja hari ini aku tidak telat. Pasti aku sudah duduk manis dikantin.' gumamku.

"Apa yang kau lakukan? Cepat kerjakan tugasmu!"

"Eh, eoh, iya." Aku hanya bisa pasrah saja dengan kelakuan teman seangkatan ku satu ini.

"Kalau sudah selesai, temui aku di ruang OSIS!"

Dia suka sekali merintah orang-orang yang datang terlambat, iya, bukan hanya aku. Mentang-mentang dia ketua OSIS.

Dua puluh menit kemudian...

"Akhirnya selesai. Eh, tapi aku kan disuruh ke ruang OSIS. Pergi tidak ya? Pergi sajalah, daripada dia marah lagi."

Aku menyusuri koridor lantai 1. Dipojok koridor ada sebuah ruangan yang terbilang sedang berisi petinggi OSIS.

Tok... Tok... Tok...

"Masuk!"

Selalu saja seperti itu, pesuruh.

"Apa sudah kau selesaikan tugasmu,
(y/n)?" tanyanya dengan ketus.

"Sudah. Ada apa kau memanggilku, Dino-ya?" tanya ku dengan berani. Padahal sebenarnya aku takut.

"Aku hanya ingin bertanya saja, apa kau suka dengan hukumanmu? Apa kau menerima hukumanmu?" tanya Dino, sang ketua OSIS.

"Suka tidak suka, aku harus suka. Terima atau tidak, aku harus terima. Itu konsekuensi bila aku telat datang sekolah." jawabku santai. Memang seperti itu kenyataannya.

"Lalu, kenapa kau bergumam pada saat membersihkan aula sekolah tadi?" tanya nya kembali.

"Astaga, kau itu terlalu banyak bertanya, Dino-ya. Seperti repoter saja." ketusku.

"Jawab saja, (y/n). Apa susahnya kalau kau menjawab pertanyaan singkat ku."

"Memangnya kenapa kalau aku bergumam? Andai saja aku tidak telat hari ini, pasti aku sudah duduk manis di kantin bersama teman-temanku." jawabku masih sedikit kesal.

"Kenapa hari ini kau terlambat?" tanya Dino sambil menatapku lembut.

Astaga, tampan sekali ketua OSIS sekolah ku. Apakah aku salah jika rasa ini semakin tumbuh?

"Aku telat bangun." jawabku menunduk.

"Oh seperti itu. Besok biarkan aku menjemputmu agar kau tak terlambat lagi. Oke, (y/n)?" tanya Dino meyakinkan.

"Eh? Kau apa?" tanyaku gugup. Seperti inikah rasanya jatuh cinta lagi?

"Apa kau tak mendengarkan aku ketika aku berbicara? Dengarkan aku (y/n), aku akan menjemput besok. Kau harus sudah siap sebelum pukul setengah tujuh." jawab Dino memutar bola matanya.

"Kalau aku tidak mau?" tanyaku ketus.

"Kalau kau tidak mau? Kau jadi yeojachingu ku." jawabnya sambil tersenyum smirk.

"Ya sudah aku mau agar aku tak menjadi yeojachingu mu." ujar ku sambil membalas nya dengan senyum smirk milikku.

"Kalau kau mau pun, kau tetap menjadi yeojachingu ku. Aku tak terima penolakan dari seorang Park (y/n). Maukah dirimu menjadi yeojachingu ku?" tanyanya sambil menggenggam erat tanganku.

Siapa yang bisa menolak pesona ketua OSIS sekolah? Ku rasa tidak ada, apalagi Dino adalah seorang namja yang sudah kusukai sejak awal masuk sekolah.

"Ya! Aku tak menyuruhmu melamun, aku menyuruh kau menjawab pertanyaan ku barusan." ujar Dino sambil melambaikan tangan didepan wajahku.

"Eh, iya. Aku mau." jawabku gugup.

Dino segera memelukmu sambil berbisik...












































































































"Aku mencintaimu, Park (y/n)."

"Aku pun begitu, Dino-ya." balasku sambil membalas pelukannya erat.

🦕

Kok aku ikutan baper ya?😌

Gimana cerita imagine pertamaku ini? Aneh kah? Baper gak?

Seventeen Imagine With You || SELESAI ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang