Wonwoo

395 19 0
                                    

"Wonwoo-ya. Aku belum mengerjakan tugas, bolehkah aku melihat tugasmu?" tanyaku sambil terkekeh.

"Aku juga." sambar sahabat ku dan Wonwoo, Aera.

"Aigoo, kalian selalu saja seperti itu. Kapan kalian rajin?" Pertanyaan bodoh macam apa itu?

"Setelah kami bisa menonton konser Seventeen." jawabku asal sambil tertawa bersama Aera.

"Jawaban kalian sungguh sangat asal ya?" Wonwoo menjitak kepalaku dan kepala Aera pelan.

Aku, Wonwoo, dan Aera memang sudah lama berteman, bahkan sedari kami masih didalam kandungan. Orang tua kami bertiga sudah berteman sejak duduk di senior high school.

Namun, aku dan Aera lebih sering bersama dibandingkan aku dengan Wonwoo atau Aera dengan Wonwoo, karena kami mempunyai hobi dan sifat yang sama. Tapi ada satu rahasia yang tidak diketahui oleh Jeon Wonwoo sebagai temanku, aku menyukainya.

Sebenarnya aku menyukainya belum terlalu lama, ya sekitar satu setengah tahun yang lalu. Alasannya? Ia sungguh baik dan sangat menjagaku apalagi aku anak tunggal.

"Perhatian semua! Hari ini Bu Hyo sedang tidak masuk dikarenakan beliau ada acara keluarga dan kita tidak mendapat tugas. Tapi sebelum dan sesudah istirahat, aku harap kalian tidak keluar kelas. Sekian info untuk hari ini." beritahu ketua kelas kami, Mina.

"Yes." Aku dan Aera bersorak gembira. Walaupun bangku ku dan bangku Aera bersebrangan, tapi kami menggapai satu sama lain agar bisa memeluk senang. Bagiku dan Aera yang seorang fangirl, menonton oppa-oppa disaat tidak ada guru seperti ini sangatlah menyenangkan.

"Aku ingin memberitahu sekelas ini sesuatu." ucap Wonwoo bisik-bisik.

"Memberitahu apa?" tanyaku yang duduk disebelah Wonwoo. Wonwoo tersenyum rahasia, tidak memberitahuku. Wonwoo hanya bisa membuatku penasaran. Kira-kira ia ingin memberitahu apa ya?

Satu menit sebelum bel istirahat...

"Mohon perhatian semua. Hari ini aku akan memberitahukan kalian sesuatu." ucap Wonwoo yang tiba-tiba membuat seluruh penghuni kelas menatap ke arahnya.

"Apa yang ingin kau beritahukan kepada kami?" tanya Jin pada Wonwoo.

Wonwoo berjalan santai ke depan kelas, "Untuk Bae Aera silakan maju ke depan." Wonwoo tersenyum kearah Aera.

"Aku?" tanya Aera memastikan. Wonwoo mengangguk.

"Aku hanya ingin jujur dari hatiku yang paling dalam. Aku ingin mengungkapkan ini sekarang supaya hatiku tenang. Aku mencintaimu, maukah kau menjadi yeojachingu ku?" tanya Wonwoo membuat seluruh teman sekelas ku bersorak agar Aera menerima.

"A... Aku menerimamu, Jeon Wonwoo." ujar Aera menerima Jeon Wonwoo sebagai namjachingu nya. Aku hanya bisa menahan air mata melihat namja yang ku cintai menembak sahabat kami sendiri.

Teeeettttt... Teeeettttt... Teeeettttt...

Bel pertanda istirahat telah berbunyi membuat teman-teman sekelas ku bersorak riang.

"Ayo ke kantin! Kalian semua aku traktir sebagai pajak jadian ku dengan Aera." seru Wonwoo mengajak teman sekelas ku makan di kantin. Mereka semua bergegas mengikuti Wonwoo ke kantin.

Setelah semua pergi, tinggal aku dan Aera didalam kelas, ia menunggu ku membereskan alat tulis.

"Aera..." Ia menoleh ke arah ku.

"Wae?" tanya Aera tersenyum sangat manis.

"Boleh aku memohon kepadamu?" Aera mengangguk.

"Jika kau benar-benar mencintai Wonwoo, aku harap kau menjaga, menyukai, dan mencintai dia dengan tulus.

Karena bagi keluarganya, bagi teman-temannya, dan bagiku, ia sangat berharga. Walaupun aku tau, aku hanya berjuang sendirian untuk mendapatkan hatinya." pintaku kepada Aera.

"Jangan bilang kalau kau menyukai Wonwoo?" tanyanya terkejut. Aku mengangguk sambil menundukkan kepalaku.

"Mengapa kau tidak pernah bilang padaku? Kalau aku tau seperti ini, aku tidak akan menerima Wonwoo sebagai namjachingu ku." sesal Aera.

"Aera, aku lebih memilih kehilangan cinta dari seorang Jeon Wonwoo daripada aku harus kehilangan dirimu. Walaupun nyatanya kita bertiga adalah sahabat." jelasku sambil memaksa tersenyum untuk sahabatku.

Aera spontan memelukku. Aku menangis di pelukannya.

"Aku hargai keputusan mu, (y/n). Aku harap, kita bertiga masih bisa bersahabat sampai kapanpun." Aera melepaskan pelukanku dan menghapus air mataku dengan tangan kanannya.

"Aku juga berharap seperti itu, Aera" ucapku tersenyum manis sekarang. Aku akan berusaha mengikhlaskan Wonwoo dengan Aera.

"Kajja kita susul yang lain! Sepertinya mereka sudah menunggu." Aku mengangguk sambil tersenyum dan segera saja Aera menarik tanganku.

Aku belajar satu hal hari ini,

Cinta tidak bisa dipaksakan. Lebih baik aku kehilangan namja yang aku cintai daripada harus kehilangan seorang sahabat yang selalu ada untukku dimanapun dan kapanpun. Karena cinta menyatukan dua hati yang ikhlas serta pasrah, bukan menyatukan dua hati yang salah satunya ada hati yang egois.

Aku harap, kau bahagia dengan Aera sebagai pilihanmu, Jeon Wonwoo.

🦊

Lagi-lagi kita hanya 'TEMAN' dengan Wonu😌

Seventeen Imagine With You || SELESAI ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang