Joshua

372 18 0
                                    

"Joshua-ya..." seru ku saat memasuki kelas sambil melambaikan tangan ke arah teman dekatku.

"Tumben kau tidak terlambat seperti biasanya?" tanya nya sambil terkekeh.

"Yak! Kau ini." jawabku sambil memukul bahu nya pelan.

"Maafkan aku, (y/n). Oh iya, apa kau sudah mengerjakan tugas matematika?" tanya Joshua.

"Sudah. Memangnya kenapa?" Aku balik bertanya.

"Aku belum mengerjakannya. Boleh kah aku melihat tugasmu?" tanyanya sambil tersenyum menyebalkan ke arahku. Aku segera merogoh buku matematika ku.

"Tumben sekali kau belum mengerjakan tugas. Biasanya kau yang paling rajin." ucapku heran.

"Aku semalam bermain game online hingga pukul setengah dua belas malam." jawabnya sambil tertawa. Joshua selalu saja seperti itu, menertawai kebodohannya sendiri.

"(y/n), selepas pulang sekolah temani aku disini dulu ya." pinta Joshua.

"Memangnya ada apa? Apa ekskul mu hari ini?" tanyaku.

"Bukan. Ada hal penting lainnya yang ingin aku tunjukkan padamu."

"Baiklah."

Aku memerhatikan Joshua mengerjakan tugasnya. Joshua adalah tipe pria yang baik, hangat, ramah, dan selalu membuat orang disekitarnya menjadi tersenyum. Ia menyalurkan energi positif untuk orang-orang disekitar. Itulah yang membuat banyak yeoja menyukainya, termasuk aku sendiri sebagai sahabatnya.

Ah andaikan saja ia mengetahui perasaanku yang lebih kepadanya, akankah persahabatan kita akan pecah? Entahlah, aku juga tidak tau. Tapi aku harap persahabatan kita akan utuh hingga kapanpun.

"Kau sedang memikirkan sesuatu,
(y/n)?" tanya Joshua mengejutkanku.

"Kau selalu saja membuatku terkejut." ucapku sambil memegang dada.

"Aku daritadi berbicara denganmu, tapi kau malah merenung. Apa yang sedang kau pikirkan?" tanya Joshua.

"Joshua-ya, apakah persahabatan kita akan bertahan hingga kapanpun?" tanyaku takut-takut pada Joshua.

"Kau memikirkan hal kecil seperti itu? Aku yakin bahwa persahabatan kita akan bertahan selamanya, apapun halangannya." ucap Joshua menenangkan ku. Aku mengangguk setuju. Aku berharap seperti itu, Joshua.

🦌

"(y/n), jangan pulang dahulu. Ada yang ingin aku tunjukkan padamu, ayo ikut aku!" Joshua menarik tanganku menuju ke... Lapangan belakang? Untuk apa Joshua menarik ku kesini?

"Joshua-ssi? Kau sudah datang? Bersama (y/n) rupanya. Oh ya, ada apa kau mengundangku dan teman-temanku kemari?" Pertanyaan bertubi-tubi dilontarkan oleh Jisoo. Jisoo adalah teman sekelas ku dan Joshua.

"Begini. Eum... Aduh aku gugup." ucap Joshua sambil melepaskan genggamannya pada tanganku.

Apa yang ingin ia lakukan?

Joshua maju ke arah Jisoo secara perlahan-lahan, "Aku menyukaimu sejak pertama kali kita bertemu. Maukah kau menjadi yeojachingu ku?" ujar Joshua sambil memberikan sebuket bunga mawar merah yang cantik.

Jisoo mengangguk tanda ia menerima Joshua sebagai namjachingu nya. Mereka berpelukan dihadapan kami semua dan diberikan tepuk tangan meriah oleh beberapa teman Jisoo.

Aku tak bisa berbicara lagi kali ini. Pupus sudah harapanku mendapatkan hati Joshua sepenuhnya.

"(y/n), karena hari ini kau tidak terlambat dan sudah menuruti perintahku untuk datang kesini, aku akan mentraktir mu makan steak di depan sekolah, kau mau kan?" Aku mengangguk sambil mengusap air mata.

"Kau kenapa?" tanya Joshua khawatir.

"Tidak apa. Aku senang kau telah menemukan tambatan hatimu, Joshua Hong." Joshua mengangguk menanggapi ucapan ku.

"Ayo kita makan-makan!" Joshua berteriak sambil menggenggam tangan Jisoo dengan lembut.

Aku masih berharap bahwa akulah yang digenggam dengan lembut oleh Joshua. Aku masih berharap bisa mendapatkan hati Joshua secara utuh. Aku masih berharap jika akulah yang ia tembak hari ini.

Tapi aku teringat akan satu hal, aku memohon kepada Tuhan agar kau dan aku hanya menjadi sahabat selamanya. Aku memohon kepada Tuhan, agar kau dan aku bersahabat sampai kapanpun.

"Choi (y/n)... Cepat jalan, jalanmu seperti siput!" teriak Joshua yang sudah jauh dariku.

"Kalian pergi duluan saja, nanti aku menyusul." balasku juga dengan berteriak.

Nyatanya aku tersadar akan satu hal, bahwa mencintai tidaklah harus memiliki. Karena kita akan bahagia jika melihat namja yang kita cintai bahagia.

Joshua Hong, aku sangat bahagia melihatmu bahagia seperti itu walaupun aku tidak bisa membohongi perasaanku sendiri. Teruslah bahagia chingu ku, aku akan tetap bersamamu dan menjadi sahabat untukmu selamanya.

🦌

Part ini diangkat dari kisah nyata aku sebagai seorang penulis ya walaupun gak sama-sama banget sih😅

Seventeen Imagine With You || SELESAI ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang