Woozi

289 13 0
                                    

"Apa kau tidak lapar?" tanya Woozi mendudukkan tubuhnya di bangku sebelahku. Sepertinya ia habis dari kantin.

"Tidak." jawabku masih sibuk dengan aktifitasku yang sedang mengerjakan tugas dari Bu Nayeon.

"Di rumah kau saja kita mengerjakan tugas itu. Lebih baik kau makan dulu. Kata Joshua hyung, kau belum sarapan." desak Woozi.

"Astaga, Woozi-ya. Aku tidak lapar dan aku ingin mengerjakan tugas. Apa kau bisa diam?" tanyaku dengan nada sedikit tinggi.

"Eh? Maafkan aku, (y/n). Aku janji tidak akan mengganggumu lagi." ucap Woozi padaku. Aku menghela napas panjang sebelum melanjutkan mengerjakan tugas.

"Woozi-ya, aku pulang bersamamu ya? Joshua oppa tidak menjeputku hari ini."

"Baiklah. Selesaikan tugas mu dulu, nanti aku lihat." ucap Woozi membuatku memukul bahu nya pelan. Dia hanya tertawa.

Woozi, sahabatku yang paling mengerti diriku. Maafkan aku Woozi, rasa ini selalu saja tumbuh didalam hatiku.

🍚

"Aku pulang..." ucapku dan Woozi hampir berbarengan saat memasuki rumah ku.

"Kamu sudah pulang? Eh ada Woozi. Kalian ingin makan apa?" tanya Joshua oppa melihat kami memasuki rumah.

"Apa saja, hyung." jawab Woozi.

"Aku ingin ramyeon." jawabku.

"Baiklah. Kalian tunggu disini dulu, aku akan membuatkan ramyeon untuk kalian." ucap Joshua oppa sambil memasuki dapur.

Tak lama...

"Ini ramyeon pesanan tuan dan nyonya Lee." ujar Joshua oppa sambil tertawa. Woozi hanya tertawa kecil menanggapi perkataan Joshua oppa, sedangkan aku menahan malu atas kelakuan Joshua oppa.

"Terimakasih, Hong Joshua." jawab Woozi sambil tertawa, diikuti oleh tawa menggelegar dari Joshua oppa.

"(y/n), bilanglah padanya sekarang!" bisik Joshua oppa sekaligus menyuruhku untuk berbicara kepada Woozi.

"Eum, Woozi-ya. Bolehkah aku bicara sesuatu padamu?" tanyaku.

"Tentang apa? Bicaralah." jawab Woozi sambil memakan ramyeon.

"Aku menyukaimu, maukah kau menjadi namjachingu ku?" tanyaku takut-takut. Woozi memberhentikan aktifitas makannya.

"Maafkan aku, (y/n). Aku masih ingin bersamamu sebagai sahabat, bukan sebagai namjachingu mu. Kau kan tau, jikalau aku mempunyai trauma masa lalu dengan yeoja. Dan hanya dirimu saja, yeoja yang dekat bahkan sangat dekat denganku.

Jika memang aku sudah bisa menerima segalanya dan aku sudah bisa menyembuhkan lukaku, aku akan mencoba menyukaimu bahkan mencintaimu, (y/n). Sekali lagi, maafkan, Hong (y/n)." jawab Woozi menunduk.

"Eoh, tidak apa, Woozi-ya. Aku mengerti perasaanmu." jawabku menarik napas pasrah.

Joshua oppa yang mendengar jawaban dariku dan Woozi hanya bisa tersenyum. Ia pun tau bagaimana terpuruknya Woozi sekarang, mengingat ia mempunyai trauma dengan yeoja.

Aku mengerti keadaan Woozi sekarang. Woozi dulu pernah di-bully oleh beberapa namja, bahkan oleh banyak yeoja.

"(y/n), aku akan mencoba membuka hatiku untukmu setelah aku mengobati lukaku. Maafkan aku." ucap Woozi meminta maaf lagi.

"Tak apa, Woozi-ya." Aku tersenyum manis, semanis gula. Hehe.

Joshua oppa merangkul ku disebelah kanannya dan Woozi disebelah kirinya, "Aku memang berharap kalau kalian berdua menjadi pasangan hidup selamanya, namun aku bisa merasakan apa yang dirasakan oleh Woozi detik ini. Woozi, aku tidak akan memaksamu, sembuhkan lukamu terlebih dahulu, dan bukalah hatimu untuk yeoja yang mencintaimu apa adanya." jelas Joshua oppa memberi nasihat kepada kami berdua, terutama kepada Woozi.

"Pasti, hyung. Pasti." Woozi tersenyum membalas rangkulan Joshua oppa. Aku pun tersenyum melihat kedua namja yang berada di dekatku.

Aku berharap, Woozi bisa membuka hati untukku sebagai yeojachingu nya bahkan sebagai pasangan hidup nya, selamanya.

🍚

Seventeen Imagine With You || SELESAI ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang