Mingyu

346 17 0
                                    

"Hai cantik." Mingyu tersenyum menggoda kearah siswi sekolahku yang lewat didepannya.

"Mingyu-ya, sudah berapa kali ku bilang! Jangan menggoda siswi lagi. Apa kau tuli?" tanya ku geram.

"Apakah kau iri, (y/n)?" tanya Mingyu tersenyum menggoda.

"Aku tidak iri." tegas ku.

"Kau selalu saja marah setiap aku menggoda siswi disini. Memangnya ada apa?" tanya Mingyu.

"Ti... Tidak apa-apa." jawabku gugup. Tidak mungkin jika aku beritahukan alasan sebenarnya.

"Kau bohong." ujar Mingyu.

"Benar." sanggahku tentu saja berbohong.

"Hari ini apakah Wonwoo hyung akan menjemputmu?" tanya Mingyu padaku.

"Entahlah. Memangnya ada apa?" tanyaku.

"Pulanglah bersamaku, sekali saja." pintanya.

"Aku ingin pulang bersamamu, tapi dengan satu syarat." ucapku tersenyum.

"Apa syaratnya?" tanya Mingyu menanti.

"Jangan pernah menggoda wanita manapun lagi. Kalau kau masih saja melakukan itu, aku tidak mau berteman denganmu." jawabku sambil tersenyum penuh kemenangan.

"Iya, iya. Terserah padamu." ucap Mingyu pasrah.

Sepulang sekolah...

"(y/n), aku lupa bilang kepadamu. Aku tidak membawa mobil, aku hanya membawa motor. Apa kau masih mau pulang bersamaku?" tanya Mingyu yang membuyarkan lamunanku.

"Tak masalah, aku masih ingin pulang bersamamu. Kajja!" Aku menarik tangan Mingyu menuju parkiran sekolah.

Aku dan Mingyu menaiki motor kesayangan Mingyu. Angin sore menerpa wajah ku. Kami tiba di depan rumahku sepuluh menit kemudian.

"Wonwoo oppa, aku pulang." seruku setibanya dirumah.

"Aku sudah tau. Kau pulang dengan siapa?" tanya Wonwoo oppa.

"Mingyu." jawabku sambil mendudukkan diriku di sofa.

"Sore, Wonwoo hyung." Tiba-tiba saja Mingyu masuk kedalam rumahku.

"Mengapa kau masuk, Mingyu? Apakah tidak apa jika kau pulang terlambat? Apakah Ahjuma tidak marah?" tanyaku bertubi-tubi.

"Astaga, (y/n). Mulutmu seperti kereta berjalan." ejek Wonwoo oppa.

"Yak! Aku hanya mencemaskan Mingyu. Apa aku salah, Jeon Wonwoo yang terhormat?" tanyaku jengkel.

"Tidak salah juga." Wonwoo oppa berlalu menuju dapur.

"(y/n).." Mingyu memanggil namaku.

"Wae?" tanyaku masih kesal dengan Wonwoo oppa.

"Apa boleh aku bertanya?" tanya Mingyu membuatku menatapnya sambil menganggukkan kepala.

"Kau bilang padaku bahwa aku tidak boleh menggoda wanita lain. Berarti aku boleh menggodamu?" tanya Mingyu. Aku menatapnya dengan tatapan heran.

"Maksudmu?" tanyaku tak mengerti.

"Jadilah yeojachingu ku, aku janji tidak akan menggoda wanita manapun lagi." ucapnya membuatku terkejut.

"A... A... Apa kau sedang bercanda, Mingyu-ssi?" tanyaku pada Minggu.

"Ssi? Mengapa kau memanggilku dengan panggilan formal seperti itu? Apa yang aku katakan salah?" tanya Mingyu yang sudah pasti terkejut.

"Eh, ma... Maksudku bukan seperti itu. Aku tak sengaja mengucapkannya." jawabku gugup. Astaga, apa-apaan aku ini.

"Jadi, apa jawabanmu?" tanya Mingyu menghela napas. Aku spontan memeluk tubuh kekar Mingyu.

"Secepat itu kau menerimaku?" tanya Mingyu heran.

"Tidak. Aku menyukaimu sejak pertama kita masuk sekolah." jawabku masih sambil memeluknya.

"Berarti kau memang cemburu dengan wanita yang selalu aku goda, mm?" tanya Mingyu menggodaku.

"Eh, eum, sebenarnya memang iya. Aku sangat cemburu pada mereka." jawabku menunduk karena malu. Mendengar jawabanku, Mingyu balas memeluk tubuhku.

"Bisakah kalian menghentikan acara peluk-pelukan itu? Aku iri dengan kalian karena aku belum memiliki pasangan." seru Wonwoo oppa yang melihat kami saling berpelukan.

Aku dan Mingyu memecahkan tawa kencang demi mendengar ucapan Wonwoo oppa.

🐶

Seventeen Imagine With You || SELESAI ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang