Seungkwan

223 13 0
                                    

"Hah... Hah... Hah... Tunggu aku... Hah... Tunggu aku, (y/n)..." seru Seungkwan sambil membungkukkan badannya.

"Astaga, Seungkwan-ah. Baru juga lari satu putaran, kamu sudah tidak kuat." ujar ku sambil berkacak pinggang didepannya.

"Aku... Aku... Aku lelah... Hah..." Aku memutar bola mata malas.

"Ya sudah, istirahatlah dulu. Aku akan melanjutkan lariku yang tertunda." Seungkwan mengangguk menatapku lelah.

Aku segera berlari kembali. Sudah sebulan aku tidak berlari seperti ini. Satu setengah bulan yang lalu aku sempat mengikuti lomba maraton 400km tingkat provinsi, dan kalian tau? Aku memenangkan lomba itu.

Setelah tiga belas putaran lapangan bola, baru aku duduk disamping Seungkwan.

"Bagaimana? Lelah, eum?" tanya Seungkwan kepadaku sambil menyodorkan sebotol air mineral kemasan.

"Sangat. Terimakasih." Aku menerima botol air mineral yang diberikan oleh Seungkwan.

"Kamu tidak melanjutkan kembali larimu?" tanyaku kepada Seungkwan.

"Tidak, aku sungguh lelah." jawabnya.

"Lalu bagaimana dengan yeoja yang ingin kau tembak dalam waktu dekat ini? Katamu, yeoja yang kau sukai adalah orang yang suka berolahraga." tanya ku.

"Aih...." ujar Seungkwan kesal sambil menarik rambut hitamnya.

"Sudahlah tak apa." ujar ku menenangkan Seungkwan.

"Bagaimana kalau ia tak menerimaku? Sedangkan aku hampir tujuh belas tahun belum mempunyai pasangan." kesalnya.

"Kan ada aku." ucapku pelan sambil menunduk.

"Kau barusan berbicara?" tanya Seungkwan mengintimidasi ku.

"Eh ti... Tidak. Seungkwan-ah, dengarkan chingu mu yang cantik nan imut ini..." ucapan ku dipotong terlebih dahulu oleh Seungkwan.

"Cantik? Imut?" Tawa Seungkwan menggelegar kencang. Aku memukul bahu Seungkwan pelan.

"Iya, iya. Lanjutkan (y/n) yang cantik nan imut." ucapnya menahan tawa.

"Aku lanjutkan ya? Cinta sejati itu jika ia mencintaimu tulus apa adanya bukan ada apanya." terangku.

"Aku belum paham maksudmu." Seungkwan menggembungkan pipinya. Lucu sekali 'chingu' ku yang satu ini.

"Cinta sejati bukanlah yeoja yang mencintaimu hanya karena sesuatu yang sementara tapi cinta sejati itu yeoja yang tulus mencintaimu apapun dan bagaimanapun keadaanmu." jelas ku panjang lebar kepada Seungkwan. "Apa kau paham, Boo Seungkwan?" tanyaku memastikan.

"Aku paham sekarang. Eum, (y/n)... Aku ingin jujur padamu, apakah kau memperbolehkan ku?" tanya Seungkwan tiba-tiba.

"Mengapa tidak?" jawabku sambil menatap kearah Seungkwan.

"Apakah engkau mengetahui siapa yeoja yang aku cintai?" tanya Seungkwan padaku. Aku menggeleng, memang aku tidak mengetahui nya.

"Aku menyukaimu sejak tahun kedua kita disekolah. Aku menginginkan badanku kurus agar kau menerimaku." jelas Seungkwan membuatku tertegun.

"Aku?" tanyaku membuat Seungkwan mengangguk lemah.

"Mengapa kau jadi tidak bersemangat seperti itu?" tanyaku heran.

"Aku yakin kau tidak akan menerimaku." jawabnya.

"Eoh? Aku belum menjawabnya, Seungkwan-ah." Aku terkekeh kecil. Seungkwan melihatku dengan mata hitamnya, lucu.

"Jadi jawabanmu apa?" tanya Seungkwan.

"Bagaimana bisa aku menolak seorang namja yang selalu membuat hatiku meleleh setiap bertemu dengannya." jawabku sambil tersenyum.

"Ka... Ka... Kau menerimaku, (y/n)?" tanya Seungkwan tak percaya. "Tapi kau kan tau jika fisikku..."

"Kan sudah ku jelaskan tadi. Aku menerimamu apa adanya, apapun dan bagaimanapun keadaanmu, Seungkwan-ah." jelas ku sambil menunduk menahan malu.

"Terimakasih, (y/n). Aku janji tidak akan menyia-nyiakan yeoja baik seperti dirimu." Seungkwan segera memeluk tubuhku.

🍊

"Dahlah, gue jomblo, gue diam."
-Seungkwan anggota kos-kosan Sebong-

Seventeen Imagine With You || SELESAI ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang