Proklamasi
Kami Bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal – hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., di selenggarakan dengan tjara seksama dalam tenpo jang sesingkat – singkatnja.Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 45
Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno/Hatta٠٠
Semua rakyat Indonesia bersuka cita setelah mendengar pengumuman kemerdekaan Indonesia yang dibacakan langsung oleh I.r Soekarno dan Moh Hatta pada 17 Agustus lalu.Berdasarkan pengalamanku sendiri, kabar itu pertama aku dengar dari seorang jurnalis muda yang tinggal disekitar rumahku, tentu berbentuk kabar hawar – hawar, dan belum ada kepastian atau pernyataan langsung melalui radio maupun koran.
“INDONESIA SUDAH MERDEKA!” Teriak Arif, salah satu jurnalis muda yang berlarian kesana kemari tanpa rasa takut di jalan Asia Afrika.
Mendengar itu, aku langsung keluar rumah, berniat ingin menanyakan dan memastikakn secara langsung, kalau kabar itu benar atau tidak.
“Kang Arif, apa benar?” tanya ku ke beliau
“Proklamasi sudah dibacakan di Jakarta laras!” jawabnya dengan mata yang berkaca – kaca dan nafas yang terengah - engah
“Benar itu kang Arif???” aku mulai teriak kegirangan dan lupa akan pengawasan sekutu atau bahkan jepang yang bisa kapan saja menembak isi kepala kapan saja.
“BENAR LARAASSS! Surat suara akan dimuat sesegera mungkin, doakan saja semoga berhasil!!”
“Aamiin kang Aamiin”
Setelah itu, aku langsung berlari kedalam rumah dengan haru bahagia untuk memberi tahu nenek-ku tentang berita gembira yang baru saja aku terima.
“Negeri kita sudah merdeka mak!” teriakku
Nenek menutup mulutnya karena tidak percaya terhadap kabar gembira yang baru aku bicarakan tadi dan dengan mata yang berkaca - kaca lalu kemudian ia menanyakan sumber, dari siapa aku mendapatkan berita itu.“Dari kang Arif, Jurnalis Tjahaja” jawabku
Nenek langsung sujud syukur, dan menyalakan radio untuk memeriksa apakah berita kemerdekaan sudah disiarkan atau belum disana, tapi ternyata, saat itu butuh waktu lama untuk menyiarkan berita terkait dengan kemerdekaan diradio dikarenakan segala bentuk penyiaran termasuk penyetakan surat kabar masih diawasi oleh jepang.
Tapi tentu pemuda Indonesia bukanlah para pemuda yang cepat menyerah, saat itu mereka semua memutar otak, mengembangkan banyak ide, mempertaruhkan keselamatannya untuk menyebarkan berita kemerdekaan ini.
“Kita buat Poster” kata Kang Arif saat diadakan perkumpulan para pemuda - pemudi Bandung saat itu, dan aku ikut didalamnya.
“Hal ini, tidak bisa dilakukan oleh sedikit orang” tegasnya “Dan banyak juga jurnalis yang mengundurkan diri dengan berbagai macam alasan. Maka, saya harap bantuan dari semua kawan, demi menyebar luaskan berita ini!”
Setelah itu, sudah diputuskakan, bahwa kami akan membuat poster yang akan dipasang di depan kantor tjahaja.
Tapi, hanya tahan beberapa jam, poster itu sudah dirusak oleh pengawas.“Buat lagi!” seru Kang Arif dengan penuh semangat!
Hal itu terus dilakukan sampai akhirnya sebagian besar jurnalis memilih untuk membuat pamflet lalu disebar ke berbagai penjuru Bandung oleh para pemuda – pemudi, dan alhasil berita itu dapat tersebar luasakan dengan sangat cepat.
Dan pada tanggal 23 Agustus barulah disiarkan pidato Soekarno melalui radio, saat itu aku mendengarkannya dirumah bersama hampir semua pemuda – pemudi Bandung yang berada disekitar rumahku.
INSTAN!
Suntikan semangat dan kekuatan sangat cepat merasuk kedalam tubuh, kedalam setiap tetesan darah yang mengaliri kehidupan!
“NEGERI KITA SUDAH MERDEKA!” Teriak Baskara yang didukung oleh seruan dari semuanya.
“REZIM LAMA SUDAH RUNTUH! KINI SAATNYA ERA BARU DIMULAI!” Teriaknya lagi.
Saat itu, perasaan kami resmi campur aduk! Senang! Bangga! Terharu! Dan segala macam hal bercampur menjadi satu yaitu tangisan kebahagiaan!
KAMU SEDANG MEMBACA
RASA DALAM KARSA
Short Storytugas mengarang cerita bahasa indonesia waktu taun maren, dari pada dianggurin jadi di aplot disini. . . . *CMIIW*