Hampir tengah malam di keesokan harinya, para pejuang pulang dari penyergapan senjata di markas jepang, menurut cerita dari kakakku, penyergapan mereka berhasil walau tidak sepenuhnya sukses merebutkan semua persediaan senjata bangsa jepang.
“Baskara dimana kang?” ada yang aneh, biasanya sepulang dari penyergapan dia memilih pulang ke rumahku, biasanya dia numpang makan, mandi, istirahat sebentar lalu pulang ke rumahnya.
“Baskara itu tadi kalau gasalah ketemu sama temennya”
“Malem – malem gini?” tanyaku
“Mereka bertemu dijalan, kayanya ga sengaja”
“Oh, temennya siapa kang?”
“Penasaran banget kamu ras” Kang Toha malah mengejek-ku dengan senyuman liciknya.
“Yeu… Cuma nanya doang kaaaang” jawabku
Sadar tidak ada info berarti mengenai Baskara dari kang Toha, aku mencari info lain dari Kang Ibnu (teman Kang Toha) yang ada di ruang tamu
“Kang…” aku memberinya segelas jahe hangat
“Wiiih, Laras baik banget” jawabnya
Aku senyum, “Kang… katanya…” omonganku dipotong sama Kang Ibnu
“Iya, tadi si Bas ketemu sama temen perempuannya dijalan” katanya sambil meminum jahe hangat
“Ko tau kang?” tanyaku, heran
“Tadi ngedenger obrolan kamu sama Toha” katanya sambil senyum
Heuh nguping!
“Oh… emang temennya perempuan kang?”
“Iya ras, kayanya temen akrab deh, soalnya mereka udah ga canggung banget, tapi kayanya lagi, si temen ceweknya itu bukan orang sini”
“Kenapa gitu kang?”
“Akang belum pernah liat”
“Oh…”
Setelah itu aku pergi ke kamar, gatau kenapa, tapi ada sesuatu yang ga enak, kerasa di dada, kaya marah, kesel, tapi ga tau karena apa, gatau sebabnya apa, lagian juga kalau dipikir ngapain juga aku nanya nanya ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
RASA DALAM KARSA
Short Storytugas mengarang cerita bahasa indonesia waktu taun maren, dari pada dianggurin jadi di aplot disini. . . . *CMIIW*