“Tanya lah” kata Teh Lastri ketika aku menanyakan apa yang harus aku lakukan menyikapi Baskara menjadi dingin seperti ini.
“Gimana nanyanya?” tanyaku
“Ya tanya aja, masa seorang Larasati grogi gara – gara disuruh nanya ke si bas”
“Ya engga gitu teh…”
“Oh jangan – jangan? Perasaan sudah mulai berbalas?” katanya sambil ketawa
“Berbalas?” tanyaku, asli aku ga ngerti dengan kata ‘berbalas’ yang baru aja diucapkan sama Teh Lastri, ya maksudnya pikiranku yang ga ngerti, kalau hati? Udah terbang melayang dengan kemungkinan yang datang.
“Ya jadi…“ omongannya terpotong ketika Kang Toha datang
“Kapan mau kembali ke Majalaya?” potong Kang Toha
“Ini ngusir?” tanya Teh Lastri
“Aku harus nyiapin segala hal untuk penumpasan nanti malam lastri” jawab kang toha
“Iya iya, yauda… aku pulang sekarang, hei ras, lain kali lagi ya”
Aku senyum “Sering – sering datang kesini teh” kataku,
Lalu dia melambaikan tangannya.
Ketika semua bubar, yang tinggal hanyalah rasa penasaranku terhadap perubahan sifat Baskara yang 180º dari biasanya.
Hal se-hebat apa yang sanggup bikin Baskara jadi berubah seperti ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
RASA DALAM KARSA
Short Storytugas mengarang cerita bahasa indonesia waktu taun maren, dari pada dianggurin jadi di aplot disini. . . . *CMIIW*