CHAPTER 6

21 4 0
                                    

Sebelum membaca boleh lah tekan Tombol bintang di bawah.

Biar Kami semangat ngeup cerita ini

makasih ^^




Seorang lelaki paruh baya dengan pakaian rapi masih betah berdiri didepan kelas sembari menjelaskan rumus matematika yang tertulis di papan tulis. Kyla sudah beberapa kali menguap dan melirik kearah arlojinya. Entah kenapa perputaran jam menjadi sangat lamban. Kyla melirik kembali kearah pintu, karena tempat duduk Kyla tepat disamping pintu dan jika dia melirik kearah pintu dia akan melihat lapangan yang kini diisi oleh kelas 12 yang sedang ada pelajaran olahraga.

" Kyla ? "

Merasa namanya dipanggil gadis itu langsung mengalihkan pandangannya kearah sang guru.

" ngerti ? "

" i..iya ngerti "

" coba maju dan kerjakan soal ini "

" mampus " gumam Kyla.

Baru saja Kyla ingin mengambil spidol, bel istirahat berbunyi membuat Kyla bernafas lega.

" sayang sekali karena sudah bel istirahat jadi soal ini saya jadikan pekerjaan rumah saja ya, terus ada tambahan lagi di buku paket halaman 101 kerjakan dari soal nomor 1 sampai 10. Kyla, minggu depan kamu maju pertama kerjakan soal ini "

" iya pak "

" anjirrr si bapak sekali ngasih pr langsung banyak, ya kalo caranya gak panjang sih gak apa-apa ini caranya udah panjang sekali dikerjain hasilnya gak nemu-nemu " gerutu Gisel sambil meminum minumannya.

" yaudah sih gak usah dikerjain " sahut Kyla sambil memakan makanannya.

Gisel masih menggerutu sampai akhirnya ia terdiam saat sebuah tangan mengacak-acak rambutnya. Kyla yang melihat sosok dibelakang Gisel hanya bisa menghela nafas, bau-baunya dia bakal jadi obat nyamuk lagi disini.

" pulang sekolah mau bareng ? " tanya lelaki itu.

Gisel melirik kebelakang dan mendapati sang kekasih.

" gak tau, mantau si Andra dulu "

" yaudah nanti kabarin aja "

" oke "

Sekarang Kyla lagi ditarik-tarik sama Gisel yang katanya kebelet mau ketoilet, jadilah sekarang Kyla jalan sambil digandeng sama Gisel menuju toilet. Baru saja mereka sampai didepan toilet, Kyla mendadak terdiam menatap segerombong siswi yang tengah memojokkan seorang perempuan di dinding tepat disamping pintu masuk ke toilet. Nafas Kyla mendadak tercekat dan beberapa potongan film seperti terputar di pikirannya.

" eh eh lo mau kemana, La ? " panik Gisel saat melihat Kyla menerobos kemurunan orang itu.

Kyla menarik rambut seorang perempuan yang tadi terlihat memojokkan sampai mendorong-dorong temannya. Entah apa yang membuat Kyla jadi seberani itu.

" ya !!! lepas ! mau apa lo hah ? mau jadi sok pahlawan buat ni cewek ? "

" pahlawan ? enggak tuh, gue cuma gak suka aja sama orang kaya lo " ucap Kyla.

"Kyla Netta Arsena, kelas 11 ? lo baru kelas 11 udah berani ya sama kita ? "

" Kyla ? haha, lo salah orang deh kayanya. Dia cuma cewe lemah " ucap Kyla sendiri membuat beberapa orang disana mengernyit bingung.

" gue benci liat orang-orang kaya kalian, nindas orang yang lemah mulu, mainnya fisik, otak lo ada dimana hah ? emang dengan lo begitu, lo bisa banggain diri gitu ? lo gak sekali dua kali bikin siswi disini keluar dari sekolah karena udah gak tahan bahkan ada yang berakhir bunuh diri, dasar pembunuh !!! orang kaya lo gak pantes buat hidup ! " bentak Kyla sambil terus memojokkan perempuan yang tadi merundung salah satu siswi.

Gisel masih terdiam ditempat, merasa aneh sekaligus tidak mengerti dengan situasi sekarang bahkan niatnya ingin ke toilet pun sudah tidak ada lagi. Mata Gisel kini beralih kearah sosok lelaki yang berjalan sambil memainkan ponselnya dengan telinga yang tersumpal dengan earphone. Itu Andra, Gisel melambaikan tangannya berkali-kali siapa tahu lelaki itu bisa membantunya untuk melerai Kyla dengan siswi kelas 12 itu.

" anjirrr gak dinotis " gumam Gisel yang sekarang bingung, sebenarnya ia ingin melerai menarik Kyla dari sana tapi sayang nya dia terlalu takut untuk itu.

Andra mengalihkan pandangannya kearah depan, dan mendapati dua pemandangan. Satu adegan perkelahian dan satunya Gisel yang sedang memasang wajah bingung didepan pintu masuk toilet.

" astaga Kyla, lo matiin anak orang ? lepas Ky, lepas " ucap Andra yang langsung panik saat melihat Kyla mencengkram leher orang yang jadi lawannya.

" BUBAR SEMUANYA BUBAR ! ADA APA INI RIBUT-RIBUT HAH ? "

Semuanya langsung terdiam saat mendengar suara nyaring milik seorang guru BK, bapak Septa Ariffin.

" Kyla, Rizka kalian berdua ikut bapak ke ruang guru. Yang lain bubar, masuk kekelas kalian masing-masing "

Bel pulang sudah berbunyi, Kyla baru saja terbangun dan mendapati dirinya didalam uks. Gadis itu meringis saat kepalanya terasa sakit.

" kok gue bisa disini ? " gumam Kyla.

TOK TOK TOK

Kyla membuka kain pembatas dengan cepat dan mendapati sang kakak Aksa Arsena yang kini membuka pintu uks.

" udah bangun ya, ayo kita pulang. Udah bel pulang kan ? " ucap Aksa.

" kok lo jemput gue ? "

" gak suka lo, gue jemput ? "

" yaaa suka, tapi kan biasanya kalo pulang naik angkutan umum mulu "

" yaudah ayo, ambil dulu tas lo dikelas. Gue tungguin di depan "

Kyla masuk kedalam kelas dan mendapati kelas sudah kosong dan hanya bersisa tasnya dan sebuah amplop putih diatas meja.

" apaan nih ? "

Kyla membuka amplop itu dan membawa isi suratnya dengan seksama.

" lah anjir ? gue abis ngapain ? kok orang tua pake dipanggil segala ? "

" ngapa lo ? " tanya Aksa sambil melirik kearah Kyla yang duduk disebelah kursi kemudi.

" diem deh, gue lagi bingung " ucap Kyla pada Aksa.

" lo waktu sekolah pernah dapat surat pemanggilan orang tua gak, bang ? " tanya Kyla lagi.

" kenapa ? lo abis bikin onar ya ? "

" enggak "

" terus kenapa lo nanya begitu ? "

" gue dapat surat panggilan orang tua masa "

" hah ?? lo abis ngapain ? " heboh Aksa.

" gak tau, gue ngerasa gak abis ngapa-ngapain "

" ngaco banget kalo gak ngapa-ngapain tiba-tiba dipanggil "

" ya gue beneran gak ngerasa gimana dong " ucap Kyla.

TWO SIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang