Bab 4: Geladi Acara Halalbihalal ✔

15 2 2
                                    

Agustus 2014

Bulan Ramadan telah berlalu. Umat muslim menyambut Hari Raya dengan penuh suka cita. Hari libur sekolah menjadi momen bagi Randi dan keluarganya untuk pulang ke kampung sejenak dan berkumpul dengan keluarga di sana.

Saat masuk sekolah, siswa diberi pengumuman bahwa sekolah akan mengadakan acara halalbihalal sebagai peringatan Idul Fitri. Acara itu nantinya akan dilangsungkan di gedung serbaguna. Para siswa diharapkan turut membantu serta meramaikan acara.

Kelas X-4 tidak kalah semangat saat wali kelas meminta mereka tampil akustik untuk mengisi acara hiburan. Ferdy selaku ketua kelas mulai memilih teman-temannya yang mahir memainkan alat musik dan bersedia untuk ikut.

"Ren!" panggil Ferdy pada Randi, "kamu ikut, ya? Kan bisa main gitar."

Randi yang memang mahir bermain gitar pun setuju. Namanya kini tercatat.

"Aku vokal, ya? Hehehe," kata Ferdy lagi. Seisi kelas pun berteriak kompak, "Iyaaa, terserah Pak Ketuaaa."

Ferdy kemudian memilih Raka sebagai pemain gitar kedua. "Mau?" tanyanya pada Raka. Raka pun membalas dengan mengangkat jempolnya, tanda setuju.

"Selanjutnya pemain kajon, ada yang mau?" tanya Ferdy. Terlihat Gaga yang duduk paling belakang mengangkat tangannya tinggi-tinggi. "Aku! Aku!"

Ferdy lega sebab personil akustik dari kelasnya telah lengkap. Nama-nama yang sudah ia tulis itu lalu diserahkan pada Bu Ani, wali kelas mereka.

[]

Beberapa hari kemudian, gedung serbaguna terlihat ramai oleh para siswa dan guru yang saling membantu mempersiapkan dekorasi dan perlengkapan yang dibutuhkan. Sound dan alat pendukung lainnya juga sudah dipastikan agar tidak mengalami kendala saat digunakan. Malam harinya, tiba untuk geladi resik bagi pengisi acara.

Randi dan kawan-kawannya tiba di sana setelah waktu Isya. Dengan menggunakan gitar dan kajon, mereka mulai berlatih di panggung. Lagu yang mereka bawakan adalah lagu islami dari salah satu band Indonesia. Mereka membawakan lagu itu dengan aransemen yang sudah mereka buat sendiri.

Saat sedang latihan, Randi melihat seorang perempuan yang baru saja masuk ke dalam gedung. Dia adalah Rire.

Deg! Tentu saja Randi kaget. Ia berusaha tetap fokus latihan, jarinya terus memetik senar gitar, menyesuaikan lagu yang sedang dimainkan. Meski demikian, matanya terus saja memandang Rire. Randi sempat berpikir barangkali Rire juga hendak latihan.

Randi lalu melihat Rire dihampiri oleh Bu Zenny, seorang guru bahasa Indonesia. Mereka tampak berbincang sejenak. Bu Zenny juga memberi kertas dan pulpen pada Rire yang entah gunanya untuk apa.

[]

Rire tiba di gedung serbaguna dengan mengenakan baju abu-abu bertuliskan Rollingstones, hijab berwarna cokelat dan rok denim. Tujuannya datang ke gedung itu untuk latihan akustik bersama dua teman kelasnya, yakni Edo dan Tian. Setibanya di sana, ia menemui mereka justru sedang mengangkut pot-pot bunga sebagai dekorasi panggung. Untuk itu ia pun memberi waktu bagi mereka menyelesaikan pekerjaan. Di saat yang sama, Bu Zenny lalu menghampirinya. "Rire, bisa bantu Ibu?"

"Bantu apa, Bu?"


"Ini," katanya menyerahkan kertas dan pulpen, "pembawa acara perlu pantun pembuka dan penutup. Kamu bantu buat, ya."

Salahku Menempatkan Cinta [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang