Bab 11: Masa Bersama ✔

13 3 0
                                    

Februari, 2015

Hari itu, Randi dan keluarganya sibuk berkemas, mereka pindah ke rumah kontrakan baru yang berdekatan dengan sungai. Sebuah rumah kayu yang sederhana. Di rumah baru itu, Randi mendapati ruang kamarnya sendiri. Selain hunian baru, ia juga memiliki ponsel baru berupa android.

Sudah satu hari semenjak tinggal di situ, malam itu rumah Randi kedatangan tamu pertama, mereka adalah Angga dan Raja.

"Kenapa pindah, Ren?" tanya Angga.

"Nomaden, pindah-pindah tempat," jawab Randi. Tangannya sedang memegang ponsel dengan wallpaper foto Rire di layarnya. Saat itu, Randi juga sedang berkirim pesan dengan gadis itu.

"Mau jalan bentar nggak?" tawar Raja. Mereka pun setuju. Kemudian ketiganya berjalan sejenak dengan menggunakan motor. Angga menggunakan motornya sendiri, sedang Randi menggunakan motor Raja sekaligus memboncengi Raja di belakangnya.

Mereka berjalan bersisian. Terlihat Raja dan Angga lebih banyak mengobrol sambil bercanda, lain halnya Randi yang berkendara sambil memainkan ponsel, masih berkirim pesan pada Rire. Lalu tanpa diduga, karena hilangnya keseimbangan, setang motor keduanya berdempetan sehingga membuat mereka terjatuh. Raja dan Angga tidak mendapati luka berat, hanya sedikit lecet, sedang Randi justru mendapati banyak luka di kedua siku, kedua lutut, dan kaki kanan. Ponselnya yang semula terpegang pun ikut terlempar jauh akibat insiden itu. Beruntung helm yang ia kenakan masih terpasang erat sehingga kepala dan wajahnya tidak mengalami luka atau benturan.

Orang-orang yang menolong segera membawa mereka ke tepi jalan. Randi saat itu merasa kurang sadar, bahkan tidak sedikit pun merasa sakit padahal lukanya begitu banyak.

Angga melihat ponsel Randi yang tergeletak di tengah jalan. Ia mengambil ponsel itu dan mengamankan di sakunya.

[]

Rire sedang berbaring di tempat tidurnya. Sedari tadi ia terus berkirim pesan dengan Randi. Namun, tiba-tiba Randi tidak lagi membalas pesannya. "Kok ngilang, ya? Dia kemana?" tanya Rire sendiri.

Hampir 30 menit sejak pesan terakhir belum juga kunjung dibalas. Rire juga sudah mengirim pesan baru untuknya. "Ran? Lagi ada kerjaan, ya?"

Berikutnya Rire terkejut karena mendapat balasan dari Randi, tetapi itu bukanlah Randi sesungguhnya. "Ren tabrakan."

Singkat dan mengejutkan, tentu Rire panik. Bagaimana bisa, pikirnya. Sejak awal ia berkirim pesan pada Randi, seakan Randi sedang berada di rumah. Tentang balasan tadi, Rire yakin itu adalah Angga sebab keduanya memang sering bersama.

Setelah itu Rire berusaha meneleponnya, ingin tahu kabarnya sesegera mungkin. Namun, tidak mendapat jawaban sama sekali.

[]

Saat tiba di rumah, keluarga Randi begitu panik melihat keadaannya. Angga dan Raja juga menceritakan kronologi kecelakaan itu pada orangtua Randi. Keduanya juga meminta maaf karena sudah begitu ceroboh saat berkendara.

Tentang Randi, ia sendiri masih merasa begitu lemas. Perlahan ia baru merasakan sakit, apalagi melihat luka di badannya. Untuk berjalan pun ia harus tertatih. Ada satu hal yang juga ia pikirkan saat itu, Rire pasti khawatir padanya.

[]

Malam sudah cukup larut. Setelah mengganti pakaian dan mengobati lukanya, Randi berbaring di kamarnya. Saat ia merasa sudah lebih tenang, ia pun mengambil ponselnya. Ada beberapa pesan dan panggilan tidak terjawab dari Rire. Rire tentu khawatir. Dikarenakan tidak berdaya hendak menelepon, Randi hanya membalas pesannya dan mengabarkan bahwa ia baik-baik saja.

Salahku Menempatkan Cinta [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang